Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Dimensi Keteladanan Fathimah Az-Zahra; Manifestasi Kelembutan Seorang Ibu, Spirit Hijab & Bersahaja (2)

1 Pendapat 05.0 / 5

Hijab dan Spirit ‘Penjagaan Diri [Iffah]’

Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, keluarga-keluarga mulai hidup terasing satu sama lain. Di rumah, banyak anggota keluarga yang lebih sibuk chatting atau SMS-an daripada saling mengobrol dan mempererat kasih sayang di antara sesama anggota keluarga. Dengan mudah laki-laki dan perempuan non-muhrim saling berkomunikasi dan lama-lama menjalin hubungan khusus. Kata ‘selingkuh’ sudah sedemikian menjadi bagian dari kosa kata kita. Tiap hari televisi menyiarkan berita tentang figur-figur yang berselingkuh, hamil sebelum nikah, atau bercerai. Menurut beberapa survei, komunikasi di Facebook pun menjadi salah satu sebab terjadinya perselingkuhan dan perceraian.

Mengapa kita tidak mengingat apa yang diwasiatkan oleh Fathimah az-Zahra as? Beliau pernah berkata, “Sebaik-baik perempuan ialah mereka yang tidak melihat laki-laki asing dan tidak dilihat oleh laki-laki asing.”[7] Tentunya, perkataan ini bukan berarti bahwa beliau melarang perempuan secara mutlak berinteraksi dengan lelaki non-muhrim. Sebab, dalam sejarah disebutkan bahwa beliau sendiri pernah berinteraksi dengan Salman al-Farisi, Bilal Al-Habsyi dan lainnya. Juga, berpidato di hadapan kaum Muhajirin dan Anshor, mendatangi rumah Muhajirin dan Anshor satu-persatu untuk mengingatkan pelantikan Imam Ali as di Gadhir Khum, dan lainnya.

Spirit dari perkataan Fathimah az-Zahra as adalah ‘penjagaan diri’. Menjaga diri di era teknologi ini tidak lagi sekedar dalam bentuk fisik. Sangat mungkin lelaki dan perempuan tidak saling bertemu fisik, namun saling mengikat hati melalui internet. Ini juga yang pernah disampaikan Fathimah az-Zahra as. Suatu hari, seorang buta minta  ijin masuk ke rumah Imam Ali as. Saat itu Rasulullah saw melihat Fathimah az-Zahra as langsung mengenakan hijab.

“Wahai putriku, dia buta tidak melihatmu,” sabda Rasulullah saw.

“Dia tidak melihatku, tapi aku melihatnya. Dan dia dapat mencium aromaku,”[8] jawab Fathimah az-Zahra as. Laki-laki dan perempuan non muhrim sekalipun tidak bertemu fisik, namun mungkin saja terjalin ikatan hubungan terlarang secara syariat jika keduanya tidak menjaga sikap dalam komunikasi di dunia nyata maupun dunia maya. Membatasi komunikasi di dunia maya atau pun dunia nyata jika komunikasi sudah tidak sehat dan tidak wajar, itulah pesan utama dan spirit hijab yang telah disampaikan oleh Sayidah Fathimah as.

Bersambung ...