Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Peranan Para Imam dalam Mempertahankan Kemurnian Ajaran Islam (1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Peranan Imam 12 yang telah ditentukan kepemimpinannya oleh Rasulullah Saw dan dijadikan sebagai penggantinya adalah menjaga Islam dari tangan-tangan jahil. Para Imam a.s. telah diberinya tanggung jawab mempraktikkan dan mendidik kemanusiaan atas dasar ajaran Islam dan menjaga pemerintahan yang dibangun Rasulullah Saw dari kehancuran. Hal ini dapat disimpulkan dalam dua sketsa penting di bawah ini.

Pertama, Pengaman umat dari kehancuran setelah runtuhnya usaha yang dibangun Rasulullah Saw dan memberikan dukungan kepada umat semampunya untuk tetap tegar dan semangat melakukan perlawanan dengan iman yang kuat.

Kedua, Upaya mengendalikan usaha yang dibangun Rasulullah Saw dan menghapus pengaruh negatif dari penyimpangan, mengembalikan kepemimpinan kepada tempatnya agar tiga unsur pendidikan Islam (umat, syariah, dan pendidik yang mumpuni) dapat terlaksana sehingga umat dan masyarakat bersama pemerintahan dan pemimpin yang bijak bisa berjalan seiring.

Berdasarkan sketsa kedua, para Imam a.s. harus melakukan persiapan jangka panjang untuk mempersiapkan kondisi yang tepat sesuai dengan nilai-nilai, tujuan, dan hukum-hukum dasar yang dibawa risalah Islam. Semua ini harus direalisasi melalui jalur hukum dan kepemimpinan dengan nama Islam dan nama Allah sebagai pemberi syariat untuk manusia hingga manusia mencapai kesempurnaannya.

Dari sini, para Imam Ahlulbait dalam menerima kendali kekuasaan, melihat bahwa perlawanan bersenjata tidak cukup untuk mendirikan kekuasaan Islam yang stabil. Ia sangat bergantung pada persiapan terbentuknya pasukan ideologis yang mengimani adanya imam dan kemaksumannya secara mutlak. Jika demikian, tujuan-tujuan mulia akan tetap hidup dan rencana berdirinya kekuasaan akan kuat, sehingga semua kepentingan dan tujuan Ilahiah tetap terjaga.

Sketsa pertama adalah sketsa yang sama sekali tidak berlawanan dengan setiap kondisi yang memaksa. Sketsa ini dijalankan para Imam Suci bahkan dalam keadaan yang tidak mendukung mereka untuk memasuki pertempuran dalam menerima kendali kekuasaan. Sketsa dan kondisi ini adalah kondisi pendalaman risalah secara pemikiran, spiritual, dan politik ke dalam nurani umat sebagai upaya menciptakan benteng bagi barisan umat agar tetap terjaga, terhindar dari kehancuran setelah runtuhnya usaha yang dibangun Rasulullah Saw.

Langkah yang mereka lakukan adalah menciptakan kesadaran di tengah umat, menebarkan semangat Islam, dan membangkitkan semangat Ilahiah di tengah-tengah umat untuk menegakkan risalah ini.

Tindakan para Imam Maksum dalam dua sketsa ini adalah menunjukkan peran mereka sebagai pembawa risalah yang aktif selama tiga abad dalam menjaga risalah, umat, dan pemerintahan kemudian mengamankannya secara berkelanjutan. Setiap kali penyimpangan menjadi kuat, para imam mengambil sikap untuk melawannya. Setiap terjadi malapetaka mengancam akidah dan ajaran Islam karena kepemimpinan yang menyimpang dan tidak memiliki kemampuan untuk memimpin, maka para imam maksum segera menyelesaikan dan menyelamatkan umat dari bahaya yang mengancam. Para Imam Ahlul Bait a.s. senantiasa menjaga keseimbangan akidah di tengah masyarakat Islam secara kontinuatif agar umat tidak mendapatkan ancaman berikutnya.