Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Ini Alasan Imam Ali bin Abi Thalib Lahir di Dalam Ka’bah (1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Salah satu pertanyaan seputar kelahiran Imam Ali a.s. yang sering dilontarkan adalah: “Mengapa Imam Ali dilahirkan di Ka’bah?”

Dalam berbagai referensi disebutkan bahwa suatu hari Abbas bin Abdul Muttalib dan beberapa orang lainnya sedang duduk di hadapan Baitullah Ka’bah di dalam Masjidil Haram. Tiba-tiba muncul Fatimah binti Asad yang tampak kesakitan karena akan melahirkan dan sedang mendekati Baitullah sambil berkata, “Ya Allah! Aku beriman kepada-Mu, seluruh nabi, dan kitab-kitab yang diturunkan dari sisi-Mu. Aku meyakini doa datukku Ibrahim Al-Khalil yang telah membangun Baitullah Ka’bah ini. Ya Allah! Demi datukku Ibrahim yang membangun Baitullah ini dan bayi yang berada di dalam rahimku, permudahkan kelahirannya untukku!”

Tiba-tiba mereka menyaksikan bagian belakang Baitullah Ka’bah terbelah dan Fatimah masuk ke dalamnya hingga lenyap dari pandangan kami. Lalu dinding Ka’bah menyambung kembali seperti semula. Saat menyaksikan hal itu, kami ingin membuka gembok pintu, akan tetapi pintu tidak bisa dibuka.

Kejadian ini segera menyebar ke kota. Tiga hari berlalu dari peristiwa itu dan pada hari keempat, Fatimah keluar dari tempat itu sambil menimang Ali a.s. dan berkata kepada orang-orang di sana, “Allah swt telah memuliakanku atas perempuan-perempuan sebelumku. Aku masuk ke Baitullah, menikmati rezeki dan buah-buahan surgawi. Saat aku ingin keluar dari Baitullah, terdengar suara memanggil, “Wahai Fatimah! Berikan nama Ali kepada bayi yang baru lahir ini, karena Allah Yang Maha Tinggi berfirman, “Aku telah pisahkan (pilihkan) namanya dari nama-Ku dan ia yang akan menghancurkan berhala-berhala di Baitullah.””[1]

Peristiwa Kelahiran Imam Ali dalam Referensi Ahlu Sunnah

1. Hakim Naisaburi dalam Mustadrak, jilid 3, halaman 550 berkata, “Disebutkan dalam hadis-hadis mutawatir bahwa Fatimah binti Asad melahirkan Amirul Mukminin Ali a.s. di dalam Ka’bah.”[2]

2.  Hafidh Ganji Syafi’i dalam Kifayah Al-Mathalib, halaman 407 menyebutkan, “Amirul Mukminin lahir di Baitullah pada malam Jumat, 13 Rajab. Tidak ada seorang pun sebelum dan setelahnya lahir di Baitullah.”[3]

3. Syihabuddin Mahmud Alusi, penulis Tafsir Ruh Al-Ma’ani dalam kitab “Sarh Al-Kharidah Al-Ghaibah Fi Syarh Al-Qashidah Al-‘Ainiyyah”, karangan Abdul Baqi Afandi Amri, mengomentari salah satu syairnya, “Bahwa Amirul Mukminin lahir di Ka’bah adalah sebuah pembahasan masyhur dan terkenal yang telah dinukil oleh kitab-kitab Syiah dan Ahlu Sunnah.”[4]

Bersambung ...