Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Muhammad Shiddiq Hasan Khan: Allah Miliki Wajah dan Setiap Malam Turun Ke Langit Dunia

2 Pendapat 05.0 / 5

Sebagaimana dimuat pada beberapa tulisan sebelumnya, salah satu pondasi berpikir yang diimani oleh kelompok Wahabi adalah memahami nas-nas syariat baik al-Quran maupun hadis yang memuat sifat Allah Swt berdasarkan zahir teks tersebut dan menolak takwil.

Konsep ini telah menggiring kelompok Wahabi untuk memahami semua sifat yang mengindikasikan jisim, sesuai dengan makna zahirnya.

Atas dasar inilah kemudian kelompok Wahabi menyematkan berbagai karakter seperti: memiliki tangan, kaki dan mata, sakit mata, tertawa dan menunggangi kuda, kepada Allah Swt.

Masih dengan topik yang sama, tulisan kali ini akan memuat keyakinan kelompok Wahabi yang lain seputar tema tauhid asma wa sifat ini.

Seorang penulis Wahabi bernama Muhammad Shiddiq Hasan Khan ada memuat di dalam bukunya bahwa Allah Swt memiliki wajah dan di setiap sepertiga akhir malam Ia selalu turun dari Arasy ke langit dunia:

“Dan di antara sifat yang memiliki dasar yang sahih adalah “wajah”. Allah Swt berfirman: (كُلُّ شَيْ ءٍ هالِكٌ إِلاَّ وَجْهَهُ); Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajahNya (Allah).[1] Masih termasuk pembahasan ini (sifat Allah) beberapa ayat dan hadis. Di antaranya: “sesungguhnya Allah Swt turun ke langit dunia setiap malam. Hadits tentang turun diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, Ibn Masud, Jabir bin Muthim, Jabir bin Abdullah, Abu Said al-Khudri dan yang lainnya.

Dan barang siapa bertanya apakah Arasy akan kosong dengan turunnya Allah, atau tidak, sungguh ia telah mengajukan perkataan ahli bidah dan pendapat yang baru. Setiap sifat yang diberikan Rasulullah kepada tuhannya di dalam berbagai hadits sahih yang diterima oleh ahli ilmu, wajib diyakini…..”[2]

Dari literatur di atas dapat dipahami bahwa penulisnya meyakini jika Allah Swt memiliki wajah dan ia juga mengimani bahwa Allah bersemayam di arasy yang setiap malamnya turun ke langit dunia.

Namun anehnya, penulis tersebut tidak bersedia menjawab pertanyaan orang yang menyadari adanya kontradiksi antara Allah bersemayam di arasy dan proses turunnya Allah ke langit dunia.

Alih-alih menjawab, penulis buku tersebut malah menyerang orang yang mengajukan pertanyaan seperti itu dengan mengatakan bahwa pertanyaan seperti itu merupakan pertanyaan ahli bidah atau pendapat yang baru (tidak pernah ada sebelumnya).

Namun perlu dicatat bahwa tulisan ini, hanya dalam rangka mendeskripsikan apa yang ada di dalam buku tersebut, adapaun jawaban atau bantahan keyakinan di atas, nanti akan dimuat pada pembahasan tersendiri.

[1] Al-Qashash/ 88

[2] Al-Qannuji, Muhammad Shiddiq Hasan Khan, Qathf al-Tsamar Fi Bayani Aqidat Ahl al-Atsar, hal: 58-59, cet: Alam al-Kutub, Beirut, pertama, 1404 H/ 1984 M.