Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

“Filosofi Ramadhan!"

1 Pendapat 05.0 / 5

Bulan puasa, bulan “melepaskan”, bulan untuk menahan diri, bulan untuk menahan pandangan, bulan untuk menahan diri dari makan dan minum supaya kita tidak terbelenggu oleh hal itu.

Ahli Bahasa mengatakan bahwa Ramadhan berasal dari kata “Ramzah”, kata yang akrab bagi orang-orang di masa turunnya Al-Qur’an, ia juga bermakna butiran kerikil yang disebut “Ramzah”, butiran kerikil panas yang karena panas yang ekstrim, dapat digunakan untuk membersihkan dan mensucikan polusi atau kotoran di air..

Ramzah (juga bermakna kawasan hangat dan berpasir) berguna sebagai instalasi pengolahan air bagi masyarakat pada masa itu di era turunnya. Air yang terkontaminasi atau asin dikirim dari satu sisi tempat dengan butiran kerikil panas, ketika air melewati butiran pasir yang panas lalu ia keluar di sisi lain, maka air yang dihasilkan sudah murni dan dapat diminum, karena air ini telah bebas dari segala jenis bakteri dan virus.

Ramadhan juga disebut Ramadhan karena puasa melakukan hal yang sama terhadap tubuh dan jiwa orang yang berpuasa seperti yang dilakukan “Ramadhan” terhadap air yang tercemar dan tidak murni.

Satu bulan dalam setahun manusia perlu menghidupkan kembali jiwa yang hilang, membangun kembali jiwa dan raga, sehingga dengan berpuasa di bulan Ramadhan, kita dapat terbebas dari segala keburukan mental dan penyakit tubuh yang kita alami karena beragam peristiwa dalam kehidupan.

Imam Sadiq (a.s.) sangat percaya pada efek puasa dan Ramadhan sehingga beliau berkata, ”Jika di akhir Ramadhan, masih ada kotoran atau dosa yang tersisa pada jiwa orang yang berpuasa; Jangan salahkan siapa pun kecuali dirinya sendiri”.

Manfaat puasa dan ramadhan akan terwujud dalam jiwa dan raga ketika kita dapat menjalankan perintah Allah dan memahami rahasia “Mendapatkan makrifat itu tidak semudah membalik telapak tangan”.