Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kenapa al-Fatehah bacaan pertama yang harus dibaca tiap rakaat dalam salat?

1 Pendapat 05.0 / 5

Harus dikatakan bahwa dalam sebuah hadis, Imam Ridha As bersabda, “Apabila ada yang bertanya Mengapa orang-orang diperintahkan membaca al-Quran dalam salat?” Dalam menjawab pertanyaan ini hendaknya dikatakan bahwa, “Perintah ini disampaikan supaya al-Quran tidak ditinggalkan dan dibiarkan begitu saja (mahjur), bahkan dengan membaca dan mendengarkannya dalam salat, al-Quran akan tersebar di tengah masyarakat dan manusia akan terjaga dari sifat lupa.

Apabila ia bertanya, “Mengapa pada setiap bacaan (salat) surah al-Fatihah harus dibaca bukan surah yang lain?” Dalam menjawab pertanyaan ini hendaknya dikatakan bahwa, “Lantaran tiada satu pun surah seperti surah al-Fatihah yang mencakup seluruh kebaikan dan hikmah. Adapun ulasan ringkas surah al-Fatihah adalah sebagai berikut:
Jika hamba berkata, “Bismillāhi al-rahman al-rahim“, maka Allah berfir­man, “Hamba-Ku memulai dengan menyebut nama-Ku, maka pantas bagi-Ku untuk menyelesaikan urusan-urusannya dan memberkati sega­la keadaannya.”

Jika seorang hamba mengucapkan, “Alhamdu  lillāhi Rabb al-‘Ālamīn“, maka Allah berfirman, “Hamba-Ku memuji-Ku dan meyakini bahwa kenikmatan-kenikmatan yang ada padanya berasal dari-Ku dan musi­bah-musibah yang Aku hindarkan darinya adalah karena jasa-Ku. Aku minta kesaksian kalian (wahai para malaikat), bahwa Aku akan menambahkan untuknya, selain kenikmatan-kenikmatan dunia, kenik­rnatan-kenikrnatan akhirat dan akan Aku hindarkan darinya siksaan­-siksaan akhirat seperti Aku lepaskan darinya musibah-rnusibah dunia.”
Jika hamba mengucapkan, “Al-Rahman al-Rahim“, maka Allah berfirman, “Hamba-Ku bersaksi untuk-Ku, bahwa Aku Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Saksikan bahwa Aku benar-benar akan melim­pahkan belas kasih-Ku dan Aku perbanyak pemberian-Ku untuknya.”

Jika dia mengucapkan, “ Māliki yaum al-din“, makaAllah berfirman, “Aku minta kesaksian dari kalian seperti yang dia akui bahwa Aku adalah pemilik hari pembalasan, maka akan Aku permudah perhitungannya di hari pembalasan, akan Aku terima kebaikan-kebaikannya dan akan Aku ampuni kesalahan-kesalahannya.”

Jika dia mengucapkan, “Iyyāka na’budu “, maka Allah berfirman, “Hamba-Ku benar. Hanya kepada-Ku dia menyembah. Aku minta ke­saksian dari kalian bahwa Aku benar-benar akan memberikan kepada­nya, karena ibadahnya, pahala yang membuat setiap orang yang tidak menyembah-Ku iri hati kepadanya.”

Jika dia mengucapkan, “Wa iyyāka nasta’īn “, maka Allah berfirman, “Hanya kepada-Ku hamba-Ku meminta bantuan dan hanya kepada­Ku dia berlin dung. Aku rninta kesaksian dari kalian bahwa Aku benar­benar akan membantu urusannya, Aku akan menolongnya dari kesulit­an-kesulitannya dan Aku akan menyelamatkannya dari malapetaka.”
Jika dia mengucapkan, Ihdinā al-shirāth al–mustaqīm… hingga akhir surah”, makaAllah berfirman, “Inilah hamba-Ku dan bagi hamba­-Ku apa yang dia minta. Sungguh Aku pasti mengabulkannya. Aku pasti memberinya apa yang dia inginkan dan Aku pasti mengamankannya dari apa yang dia takuti.”

Dengan demikian, dalam surah ini tercakup seluruh kebaikan dan hikmah yang berkaitan dengan dunia akhirat dimana tiada satu pun surah yang menyebutkan hal ini pada satu tempat.[1]

Demikian juga dapat dikatakan bahwa di antara surah al-Quran hanya surah al-Fatihah yang ketika dibaca, manusia menjadikan Tuhan sebagai lawan bicaranya dan bercengkerama dengan-Nya. Karena itu, surah al-Fatihah merupakan surah yang paling pantas dibaca dalam salat karena hakikat saat adalah bercengkerama dan bermunajat dengan Allah Swt. []
 
[1] Syaikh Shaduq, Ilal al-Syarā’i, jil. 1, hal. 260, Qum, Kitabpurusyi Dawari, Cetakan Pertama, 1385 S.