Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Syarat Menjadi Tamu-Nya di Bulan Ramadan (1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat. Sebagai umat Muslim, kita diundang untuk menjadi tamu Allah Swt di bulan yang mulia ini. Seperti yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw, bahwa seluruh hamba Allah akan menjadi tamu-Nya pada bulan ini.

Namun, menjadi tamu Allah tidaklah mudah. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar kita layak menjadi tamu-Nya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Khomeini, kita harus berpikir dan memperbaiki diri dengan menghadap sepenuhnya kepada Allah yang menjadi Pencipta kita.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah meminta ampun kepada Allah atas kesalahan yang telah kita lakukan. Jika kita menemukan diri kita telah melakukan dosa besar, maka satu-satunya pilihan yang ada adalah bertobat kepada Allah. Selanjutnya, kita harus menjauhi segala bentuk maksiat, seperti dendam, mengumpat, menuduh, mengadu domba, dan perbuatan dosa lainnya.


Puasa bukan hanya berarti menahan diri dari makan dan minum, tapi juga menahan diri dari melakukan maksiat. Adab sopan yang utama dalam melaksanakan perintah berpuasa adalah melakukan pendidikan rohani. Selain itu, kita juga harus memiliki peradaban yang lebih tinggi lagi.

Ketika menjalankan puasa di bulan Ramadan, kita harus memperhatikan tingkah laku dan perjalanan hidup kita. Jika tidak jauh berubah dari sebelum bulan Ramadan, maka kita belum menerima seruan dakwah seperti yang dikehendaki dan belum memenuhi tuntutan menjadi tamu Allah yang maha agung.

Maka, sebagai umat Muslim yang ingin menjadi tamu Allah di bulan Ramadan, mari kita mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh dan menghiasi diri dengan adab kesopanan. Janganlah mencemarkan kedudukan sebagai tamu Allah dengan melakukan maksiat yang keji. Kita harus menjadi tamu yang berbudi pekerti dan menjaga diri dari perbuatan dosa.

Bulan Ramadan adalah bulan Allah, di mana pintu-pintu rahmat-Nya terbuka lebar dan setan yang terkutuk dipasung dan diikat terbelenggu. Mari kita manfaatkan bulan ini untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan mengikuti syarat-syarat yang telah ditentukan, kita akan menjadi tamu Allah yang layak di bulan yang mulia ini.

Imam Khomeini menekankan pentingnya persiapan diri sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Jika seseorang tidak berusaha mendidik diri dan melawan keinginan hawa nafsu yang menyeleweng, maka ia akan melewatkan kesempatan besar untuk mendapatkan faedah-faedah tertinggi dari iman yang agung dan melimpah ruah. Sebelum Ramadan tiba, seseorang harus bersiap-siap dengan melawan desakan setan.

Imam Khomeini menyatakan bahwa banyak dosa dan maksiat yang dilakukan manusia karena terus-menerus mengikuti bisikan dan keragu-raguan yang ditiupkan setan. Orang yang bersikap demikian telah dikuasai oleh kesesatan dan kejahilan yang meliputi hatinya. Untuk menghindari kesalahan dan dosa selama Ramadan, seseorang harus menguasai dirinya dan menjauhi perkataan dan perbuatan yang tidak diridai Allah. Ia harus berikrar untuk tidak mengumpat, menggunjing, atau memburuk-burukkan orang lain. Saat menjalani puasa Ramadan, seseorang harus mengontrol lidah, mata, tangan, dan telinga. Seseorang harus memperhatikan tindakan dan perkataannya dengan sungguh-sungguh, dan berusaha menjadi orang yang saleh.

Bersambung ...