Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Shahih Muslim; Teks Agama yang Menyebut Allah Swt di Langit Harus Ditakwil

1 Pendapat 05.0 / 5

Kita masih membahas seputar keyakinan kelompok Wahabi perihal tauhid sifat yang mereka nisbatkan kepada Allah Swt.

Pada tulisan-tulisan yang lalu kita sudah memaparkan bagaimana kelompok Wahabi mensifati Allah Swt dengan sifat-sifat yang melazimkan tajsim ataupun tasybih seperti memiliki tangan, kaki, wajah dan lainnya. Hal ini tak lepas dari pandangan mereka dalam memahami teks-teks agama.

Mereka memandang teks-teks agama seperti ayat-ayat Alquran atau hadis-hadis secara lahiriah saja, dan mengesampingkan pandangan ataupun metode lainnya. Dengan pemahaman seperti itu, maka mereka meyakini bahwa Allah Swt memiliki sifat tertentu meskipun sifat tersebut melazimkan tajsim ataupun tasybih. Mereka juga mengklaim metode mereka lebih selamat dan kokoh.

Namun pada hakikatnya, banyak ulama yang menentang perihal keyakinan tersebut. Para ulama memahami teks-teks agama tidak hanya lewat lahiriahnya saja, mereka juga terkadang menakwilkan teks-teks tersebut, apalagi yang berhubungan dengan sifat Allah Swt, yang mana apabila difahami hanya lahiriah saja melazimkan tajsim dan tasybih pada Allah Swt.

Seperti halnya yang tercatat dalam kitab Shahih Muslim bi Syarhi An-Nawawi, dalam kitab tersebut Imam An-Nawawi menukil ucapan Al-Qadhi ‘iyadh yang menyatakan, tidak ada perselisihan diantara kaum muslimin bahwa teks yang secara zahir mengatakan Allah Swt di langit, tidak difahami dengan secara lahiriah, namun harus dengan takwil.

…Al-Qadhi ‘Iyadh mengatakan tidak ada perselisihan diantara kaum muslimin seluruhnya, ulama-ulama Fiqih mereka, para muhaddits mereka, para mutakallim mereka, para ahli teori mereka, dan para pengikut mereka, bahwa teks-teks lahiriah yang meyebut Allah Swt di langit seperti FirmanNya, “Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi”[1], dan yang selainnya, tidaklah difahami secara lahiriahnya saja, namun menurut mereka semua, ayat tersebut harus ditakwil.[2]

Keterangan di atas menjelaskan bahwa menurut Al-Qadhi ayat ataupun hadis yang menyebut Allah Swt di langit harus difahami tidak dengan lahiriah saja, melainkan dengan cara mentakwilnya. Dan mengenai hal itu tidak ada perselisihan diantara kaum muslimin seluruhnya.

Sehingga apa yang diyakini oleh kelompok Wahabi dengan memahami teks agama secara lahiriah saja, dalam hal ini berselisih dengan kaum muslimin.

Wallahu A’lam

[1] Q.S Al-Mulk : 17

[2] An-Nawawi, Yahya bin Syarif, Shahih Muslim bi Syarhi An-Nawawi Juz 5 Hal. 24 Cet. Al-Mishriyah Al-Qadimah