Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Idul Fitri; Kesempatan Kembali ke Fitrah (1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Hari ini adalah hari pertama bulan Syawal. Hari di bawah ketaatan satu bulan Ramadan yang membuat jiwa-jiwa manusia bersih dari segala polusi. Oleh karena itu, hari ini disebut hari raya.

Di hari ini orang mukmin dengan hati penuh harapan seraya melantunkan doa Imam Sajjad as, bermunajat kepada Allah Swt; "Ya Tuhan, kami bertobat dari setiap dosa yang telah kami lakukan, atau setiap perbuatan buruk yang telah kami kirimkan sebelumnya, atau setiap pikiran buruk yang kami miliki di dalam hati kami, pertobatan dari orang yang tidak memiliki pemikiran untuk kembali berbuat dosa di dalam hatinya, pertobatan murni yang bebas dari keraguan, maka terimalah dari kami dan teguhkan kami di atasnya."

Ulama besar Syiah, Sheikh Mufid menulis, "Hari pertama bulan Syawal ditetapkan sebagai hari raya orang mukmin karena mereka gembira ketika amalannya di bulan Ramadan diterima dan Allah Swt mengampuni dosa-dosa mereka, menutupi aibnya dan kabar gembira dari Tuhan telah tiba bahwa Ia akan memberi pahala berlimpah kepada orang-orang yang berpuasa. Orang mukmin dalam kondisi gembira dikarenakan upaya siang malamnya di bulan Ramadan dan ia semakin dekat dengan Tuhan. Di hari ini ditentukan untuk mandi, dan ini tanda kesucian dari dosa. Selain itu, memakai parfum dan memakai pakaian baru serta bersih, pergi ke padang pasir atau sahra serta menunaikan shalat ied di bawah langit, seluruhnya tanda-tanda kegembiraan serta kebijaksanaan (hikmah)."

Pada dasarnya, setiap hari bisa menjadi hari raya yang sesungguhnya bagi seorang muslim. Ketika dia menjauhi dosa. Idul Fitri adalah hari berbuka puasa, hari memulai kembali kehidupan spiritual; Seperti datangnya musim semi untuk tanaman dan pepohonan yang dingin dan kering. Setiap tahun, Tuhan memberikan kesempatan luar biasa kepada seseorang yang mungkin telah menderita dari segala jenis polusi dan dosa, atau yang secara bertahap menjauhkan diri dari rahmat Tuhan karena hawa nafsu dan sifat yang buruk, dan kesempatan itu adalah bulan suci Ramadhan.

Selama bulan Ramadhan, hati menjadi lembut, jiwa menjadi berseri-seri, orang-orang bersiap untuk melangkah ke lembah rahmat khusus Tuhan, dan setiap orang, sesuai dengan bakat, usaha dan usahanya, menikmati jamuan ilahi yang agung. Akhir bulan suci ini adalah hari dimana seseorang dapat mengambil jalan lurus dengan menggunakan prestasi bulan Ramadhan, dan menghindari jalan yang bengkok.

Hari raya Idul Fitri adalah hari rahmat Allah dan limpahan nikmat-Nya, namun setiap orang akan mendapatkan manfaat dari nikmat Sang Pencipta sesuai dengan kapasitas spiritualnya dan upaya yang telah dilakukannya di bulan ini. Ayatullah Maleki Tabrizi, salah satu ulama Islam kontemporer, membagi orang yang berpuasa yang memasuki Idul Fitri menjadi beberapa kelompok dan mengingatkan bahwa orang puasa peringkat terendah yang berpikiran baik terhadap Tuhan pada hari Idul Fitri adalah diberkati. Dan mereka mendapat manfaat dari rahmat Tuhan.

Beliau menulis, "Sekelompok orang berpuasa hanya karena kewajiban, dan karena kesulitan, mereka menahan diri dari makan dan minum dan segala sesuatu yang dilarang bagi mereka selama puasa, dan menganggapnya sebagai layanan dan ketaatan, sementara mereka tidak menghindari dosa, ketika mereka berpuasa, mereka tidak menghindari kebohongan, fitnah, ghibah, kutukan dan merugikan orang lain selama puasa. Meskipun golongan orang yang berpuasa ini adalah orang-orang yang berdosa, namun jika mereka memiliki pemikiran yang baik tentang Allah pada hari Idul Fitri, maka Allah akan membalas mereka sebanyak mereka berpuasa karena menjalankan kewajiban, dan akan memberi mereka pahala."

Namun ada kelompok lain, dan mereka adalah orang-orang yang ketika berpuasa senantiasa menjaga anggota badannya untuk tidak berbuat dosa. Mereka juga menghindari perbuatan dosa seperti ghibah, mencemarkan nama baik orang lain, menyulitkan dan mengganggu orang lain. Namun begitu, kelompok ini tidak begitu sukses dalam menghindari perbuatan dosa, meski telah berusaha keras. Terkadang mereka tergelincir dosa, tapi bertaubat dan minta ampunan Tuhan...Kelompok ini adalah orang-orang yang dijanjikan Tuhan bahwa perbuatan buruknya akan diganti dengan kebaikan, ia akan menerima pahala ibadahnya di luar dari harapannya...

Bersambung ...