Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Shalat Idul Fitri, Manifestasi Solidaritas Umat Islam (1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Hari Raya Idul Fitri telah tiba. Hari raya setelah 30 hari menjadi tamu Tuhan dan memenuhi panggilan ketaatan dan penghambaan.

Cahaya mentari yang bersinar di hari pertama bulan Syawal menandai hari raya Idul Fitri, dan hati-hati umat Islam tak sabar untuk menunaikan shalat Ied dengan segala keaguangannya. Pagi hari telah tiba, dan masyarakat sibuk dengan persiapan shalat Ied. Setiap orang berbondong-bondong menuju tempat shalat Ied dengan wajah berseri-seri dan penuh kegembiraan. Seakan-akan jamuan lain telah digelar. Mereka datang untuk mengambil hadiah mereka dan menyampaikan panggailan tauhid kepada seluruh dunia.

اللّه اکبر، اللّه اکبر، لا اله الا اللّه واللّه اکبر، اللّه اکبر وللّه الحمد، اللّه اکبر على ما هدانا.»

Mengagungkan syiar ilahi merupakan salah satu karakteristik utama Idul Fitri. Syiar Takbir dan pujian serta penyucian termasuk amalan yang memberi warna khusus hari raya Idul Fitri. Rasulullah Saw bersabda, زینوا اعیادکم بالتکبیر  Hiasilah ied kalian dengan takbir. Dan di hadis lain disebutkan, زینوا العیدین بالتهلیل والتکبیر والتحمید والتقدیس Hiasilah Idul Fitri dan Kurban dengan syiar لا اله الا الله و الله اکبر و الحمدلله و سبحان الله

Sementara itu, Rasulullah Saw sendiri melakukan hal ini. Di hari raya Idul Fitri, Rasulullah keluar dari rumah sambil melantunkan لا اله الا الله و الله اکبر dengan suara keras hingga sampai ke tempat shalat ied. Bahkan di antara khutbah dan setelahnya, beliau juga mengulang kalimat ini dengan jelas. Imam Ridha as terkait alasan takbir yang banyak di hari raya Idul Fitri mengatakan, takbir merupakan bentuk pengagungan Tuhan, dan rasa syukur atas hidayah dan nikmat Tuhan kepada penghuni dunia.

Shalat Idul Fitri adalah upacara umum semua negara Muslim, yang menandai awal dari Idul Fitri yang agung ini. Kemegahan shalat Idul Fitri menyinari hati orang-orang beriman dan membuat para musuh Islam terkagum-kagum dengan persatuan dan spiritualitasnya.

Kehadiran seluruh umat Islam dalam salat Idul Fitri, keagungan Islam dan solidaritas umat Islam serta berkah lain yang datang darinya, menjadi alasan kelangsungan agama Nabi. Dalam shalat Idul Fitri, hari ini dianggap sebagai cadangan agama Nabi dan juga merupakan sumber kehormatan bagi Nabi yang mampu mempersatukan bangsa dengan cara ini. Oleh karena itu, dalam doa qunut shalat Idul Fitri, kita memohon kepada Allah untuk memasukkan kita ke dalam apa yang Nabi dan keluarganya masukkan ke dalam kesempurnaan dan nilai-nilai Islam dan manusia. اللّهُمَّ أَدْخِلْنِی فِی کُلِّ خَیْرٍ أَدْخَلْتَ فِیهِ مُحَمَّداً وَآلِ مُحَمَّدٍ وَ أَخْرِجْنِی مِنْ کُلِّ شَرٍّ أَخْرَجْتَ مِنْهُ مُحَمَّداً وَآلِ مُحَمَّدٍ.

Perlu dicatat bahwa Islam mengajak manusia untuk beribadah, perbaikan diri dan perawatan diri; Tapi ini bukan hanya tindakan individu di mana setiap orang terhubung dengan Tuhan untuk dirinya sendiri.; Sebaliknya, hubungan, perhatian, dan ingatan ini adalah sarana agar orang dapat mengambil langkah yang mantap dan kokoh untuk urusan dunia dan membangun masa depan yang baik. Oleh karena itu, Idul Fitri dan doa serta munajat pada hari ini adalah manifestasi dari tauhid dan persatuan; Usai shalat, dua khutbah singkat disampaikan.

Dalam khutbah-khutbah ini, pembicara doa memanggil orang-orang untuk takwa dan takwa serta mematuhi standar moral. Selain itu, isu-isu penting dan tantangan dunia Islam antara lain menjadi perhatian dalam khutbah Idul Fitri agar para jamaah dapat mengetahui permasalahan saudara seagama di negara lain dan berusaha untuk memecahkannya. Oleh karena itu, pertemuan pada hari raya Idul Fitri menjadi sangat penting dan transformatif sehingga para pemimpin politik juga mendapat manfaat darinya, dan bangsa Islam yang besar juga mendapat manfaat dari pilar yang kokoh dan prinsip Islam yang agung ini.

Gerakan spiritual, sosial dan politik Imam Ridha as untuk shalat Id adalah kenangan abadi dalam sejarah Islam dan sangat penting.

Bersambung ...