Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Al-Qur’an, Ahlul Bait (as) dan Moralitas

1 Pendapat 05.0 / 5

Sebagai kitab suci, Al-Quran adalah  wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Al-Quran mengandung petunjuk, hukum, dan prinsip-prinsip sebagai pedoman hidup yang sempurna.

Lebih jauh, Al-Quran adalah sumber ajaran moralitas yang penting bagi umat Muslim. Al-Quran mengandung pedoman moral dan etika yang luas, dan umat Muslim percaya bahwa mengikuti ajaran-ajaran Al-Quran dapat membantu mereka dalam mengembangkan karakter yang baik, berperilaku dengan etika, dan berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang baik.

Al-Quran mengajarkan nilai-nilai seperti kasih sayang, kejujuran, keadilan, kesabaran, tolong-menolong, dan pengampunan. Ajaran-ajaran ini memberikan landasan moral bagi umat Muslim untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan bertanggung jawab. Al-Quran juga menekankan pentingnya menjauhi perbuatan-perbuatan negatif seperti kecurangan, kekerasan, kesombongan, dan perilaku yang merugikan orang lain.

Beberapa contoh ajaran Al-qur’an tentang moralitas dapat dilihat dalam ayat-ayat berikut ini:

    “Berperilakulah lembut pada setiap orang”

فَبِمَا رَحۡمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنۡتَ لَهُمۡ‌ۚ وَلَوۡ كُنۡتَ فَظًّا غَلِيۡظَ الۡقَلۡبِ لَانْفَضُّوۡا مِنۡ حَوۡلِكَ‌

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu….  (QS. Ali-Imran :159)

Perilaku lemah lembut merupakan ciri dari dakwah dan akhlak rasulullah SAWW. kita tahu bahwa kaum kafir dan jahiliyah di zaman itu memiliki sifat kasar dan keras. Nabi Muhammad SAWW menunjukkan akhlak yang jauh berbeda dg akhlak mereka, supaya Islam bisa diterima secara luas.

Sebagai pengikut agama Islam dan pecinta keluarga Nabi, kita harus berusaha meniru akhlak nabi dan para maksumin as, mereka adalah orang-orang yang terkenal akan kelembutannya. sehingga dikisahkan bahwa anak-anak yatim selalu dekat dengan mereka. Dengan bersikap lembut dan santun, orang akan menghormati dan bersikap lembut pula kepada kita.

    “Menahan amarah”

الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِ‌ؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡ

(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan, (QS Ali-Imran :134)

Hadist Nabi Muhammad Saww
الغَضَبُ يُفسِدُ الإيمانَ كما يُفسِدُ الخَلُّ العَسَلَ

Marah itu merusak iman seperti, cuka merusak madu

Hadist dari Imam Ali as
الغَضَبُ يُثِيرُ كَوامِنَ الحِقدِ

Marah itu membangkitkan dendam
مَن أطلَقَ غَضَبَهُ تَعَجَّلَ حَتفَهُ

Barangsiapa yang mudah marah maka ia akan berumur pendek

Dari ayat Al-Qur’an dan hadis-hadis diatas dapat kita pahami bahwa marah yang berlebihan berefek negatif bagi manusia. bahkan secara kedokteran Marah yang berlebihan dapat menjadi penyebab sakit jantung dan tekanan darah tinggi. tentu hal ini sejalan dengan hadis dari Imam Ali as diatas yang mengatakan bahwa orang yang tidak bisa menahan amarahnya akan berumur pendek. oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita harus bisa mengendalikan amarah kita ketika menghadapi masalah.

Dalam sebuah hadis lain Imam Ja’far Shadiq as berkata
الغَضَبُ مَمحَقَةٌ لِقَلبِ الحَكيمِ

Marah itu merusak hati yang bijaksana.

artinya bahwa perilaku marah bisa menghilangkan kebijaksanaan seseorang, karena saat orang itu marah, semua pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya tidak digunakan untuk menyelesaikan problem yang dihadapi. dia lebih mengedepankan emosi sehingga solusi yang dicapai tidaklah berguna.

Kesimpulannya adalah Al-Qur’an dan Hadis Nabi SAWW dan Ahlul Bait menasihati kita untuk bisa berperilaku lembut dan menahan amarah. karena dengan 2 akhlak baik tadi kita akan mendapatkan kehidupan yang bahagia baik di dunia maupun di akhirat. lebih lanjut ajaran Al-Qur’an dan Ahlul Bait merupakan petunjuk bagi umat manusia untuk mencapai moralitas yang tertinggi.

Referensi

    QS. Ali Imran

    Mizanul Hikmah Jilid 8

    https://ahlolbait.com/article/5276/