Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Hasan Askari, Hujjah Tuhan ke-11 (2)

1 Pendapat 05.0 / 5

Imam Askari meski berada dalam lingkaran penjagaan ketat penguasa Abbasi, kekacauan situasi sosial dan pendeknya masa keimamahan beliau, namun berhasil mendidik sejumlah murid unggul yang masing-masing memberikan sumbangan berharga dalam penyebaran budaya dan ajaran hakiki Islam. Jumlah murid beliau mencapai lebih dari ratusan orang termasuk beberapa murid unggul. Di masa Imam Askari, kota-kota dan daerah seperti Kuffah, Baghdad, Nesyabur, Qom, Khorasan, Yaman, Rey, Azerbaijan dan Samarra adalah pusat-pusat konsentrasi penting Syiah kala itu.

Dalam menyebarkan budaya Syiah dan ilmu pengetahuan, Imam Askari menulis banyak surat untuk masyarakat seperti surat beliau untuk Syiah di Qom dan Nesyabur. Imam Askari juga menulis sejumlah buku untuk menyebarluaskan ajaran Islam dan menjaga benteng akidah. Salah satunya adalah tafsir sebagian surat Al Quran. Buku lain yang ditulis Imam Askari mencakup fikih dan seputar masalah halal haram. Beliau selalu memberikan apresiasi tinggi kepada para penulis dan pembuat karya ilmiah yang menyebabkan tersebarluasnya ilmu pengetahuan dan tumbuhnya kesadaran di tengah masyarakat.

Para penguasa Bani Abbas merasa cemas dengan kelahiran putra Imam Hasan Askari karena mereka mendengar hadis-hadis tentang kelahiran Juru Selamat dunia itu. Hadis-hadis yang menyebutkan bahwa pengganti Nabi Muhammad Saw berjumlah 12 orang dan semuanya berasal dari Quraysh, banyak ditulis dalam sumber-sumber hadis Ahlu Sunnah. Begitu juga kalimat seperti Mahdi dari Quraysh atau Mahdi salah satu putra Fathimah, dijelaskan di banyak sumber hadis terpercaya Ahlu Sunnah.

Oleh karena itu, para penguasa Bani Abbas, mengontrol pergerakan Imam Askari dengan penuh kekhawatiran. Pasalnya, mereka mengetahui dengan baik bahwa Imam Askari adalah pengganti Nabi ke-11 dan itu berarti pertanda bahwa janji kemunculan Juru Selamat akan segera tiba.

Penjagaan Bani Abbas terhadap Imam Askari begitu ketat sampai-sampai mereka menetapkan jadwal khusus yang mengharuskan beliau hadir di pusat pemerintahan Bani Abbas di hari-hari yang telah ditentukan setiap pekan. Namun upaya keras Bani Abbas tidak mampu membendung kehendak Allah Swt dan Imam Mahdi af putra Imam Hasan Askari akhirnya terlahir ke dunia.

Imam Askari merahasiakan kelahiran putranya. Hal itu dilakukan agar musuh yang ingin membunuh beliau tidak mengetahuinya. Namun Imam Askari memberitahu sejumlah orang tertentu yang menjadi kepercayaannya terkait kelahiran Imam Mahdi, bahkan menunjukkan kepada sebagian mereka, sehingga masyarakat tidak akan kebingungan mengenal Imam Zamannya selepas kepergiannya.

Pasca kesyahidan Imam Askari, para sahabat sepakat bahwa Imam Mahdi adalah pengganti Imam terdahulu yang telah ditetapkan Allah Swt. Satu lagi langkah terukur Imam Askari adalah membangun kesiapan masyarakat untuk menyambut masa keghaiban, karena ghaibnya Imam Mahdi adalah masalah yang tidak biasa dan memerlukan persiapan. Sebelum masa keghaiban, para pengikut dan sahabat Ahlul Bait as bisa bertemu langsung dengan Imam dan menyampaikan permasalahan serta pertanyaan mereka.

Tibanya masa keghaiban membuat masyarakat yang terbiasa berhubungan langsung dengan Imam Zaman mereka, berada pada situasi sulit yang tidak memungkinkan untuk bertemu langsung dengan Imamnya. Imam Askari harus mempersiapkan masyarakat menghadapi masa keghaiban, maka dari itu beliau mendidik sejumlah sahabat yang kelak ditugasi memikul tanggung jawab di masa keghaiban Imam Mahdi.

Imam Askari menganjurkan agar masyarakat menemui para fakih dan periwayat hadis Ahlul Bait as dan memperoleh penjelasan tentang ajaran hakiki Islam. Hadis Imam Mahdi ini contohnya, fakih yang menjaga diri dan kesuciannya serta menjaga agamanya, memerangi hawa nafsunya dan mematuhi perintah Allah Swt, maka masyarakat awam harus mengikuti dan bertaklid kepada mereka.

Salah satu karakteristik menonjol Imam Askari adalah tidak pernah tunduk pada penguasa zalim dan tekad kuat beliau untuk menyebarluaskan pemikiran dan ajaran hakiki Islam. Mu'tamid Abbasi, salah satu khalifah Bani Abbas mengakui kapasitas spiritual dan keilmuan Imam Askari. Ia menyaksikan sendiri bagaimana masyarakat mendahulukan Imam Askari dari orang lain.

Ia merasa berlanjutnya aktivitas Imam Askari dapat memperlemah fondasi pemerintahannya. Oleh karena itu, Mu'tamid memutuskan untuk membunuh Imam di saat beliau masih berusia 28 tahun. Lebih dari itu karena dari Imam Askari akan lahir seorang Juru Selamat yang akan membebaskan dunia dari penindasan dan memenuhinya dengan keadilan.

Imam Hasan Askari berkata, kami adalah perlindungan bagi orang-orang yang berlindung kepada kami dan cahaya bagi orang-orang yang mendambakan kesadaran dari kami. Orang-orang yang mencintai kami Ahlul Bait akan bersama kami di surga yang paling tinggi.