Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Dosa, Penyebab Tercegahnya Doa

1 Pendapat 05.0 / 5

Ketika Imam Ali as berkhotbah di hadapan khalayak pada hari Jumat, dan di akhir khotbahnya beliau mengatakan, “Wahai manusia, ada tujuh bencana yang menimpa umat manusia, kami berlindung kepada Allah dari bencana tersebut: Orang pintar yang culas, orang yang bosan beribadah, orang mukmin yang curang, orang dipercaya yang berkhianat, orang kaya yang bakhil, orang mulia yang merendahkan diri, orang fakir yang sombong.”

Lalu berdiri seseorang dan bertanya kepadanya, “Wahai Amirul Mukminin, mengapa doa-doa kita tidak dikabulkan oleh Allah, padahal Dia telah berfirman: berdoalah kalian kepada-Ku, pasti akan Kukabulkan doa kalian?

”Imam Ali as menjawab: “Sesungguhnya hati kalian telah berkhianat dengan delapan sifat:”

Pertama, kalian mengetahui Allah tetapi kalian tidak pernah memenuhi hak-hak-Nya yang telah diwajibkan kepada kalian. Sehingga pengetahuan kalian terhadap Allah tidak akan bermanfaat sama sekali bagi kalian.

Kedua, kalian beriman kepada Rasul-Nya kemudian menentangnya dan mematikan syariatnya, lalu di mana buah iman kalian?

Ketiga, kalian membaca Kitab yang diturunkan untuk kalian tetapi kalian tidak mengamalkannya. Kalian mengatakan kami mendengar dan kami patuh, tetapi kalian menentangnya.

Keempat, kalian mengatakan takut dari api neraka, akan tetapi setiap saat mendorong diri kalian ke sana dengan berbagai kemaksiatan kalian, lalu di mana rasa takut kalian?

Kelima, kalian mengatakan senang untuk masuk ke surga, tetapi setiap saat kalian melakukan perbuatan yang menjauhkan diri kalian darinya, lalu di mana rasa cinta kalian kepada surga itu?

Keenam, sesungguhnya kalian memakan berbagai nikmat yang berasal dari Tuhan, tetapi kalian tidak pernah mensyukurinya.

Ketujuh, sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk memusuhi setan, dengan berfirman: Sesungguhnya setan adalah musuh bagi kalian, maka tempatkanlah dia sebagai musuh, tetapi kalian memusuhinya tanpa kata-kata, dan mengikutinya tanpa pernah membantah.

Kedelapan, kalian menempatkan aib manusia di pelupuk mata kalian, tetapi meletakkan aib kalian di punggung, kalian mencela orang tetapi kalian seharusnya lebih tepat mendapatkan celaan itu daripada ia.