Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Gambaran Panasnya Neraka Jahanam

0 Pendapat 00.0 / 5

Ketika Imam Ali as menjabat khalifah muslimin, baitul mal berada di bawah tanggung jawabnya. Beliau mempunyai saudara bernama Aqil yang telah berkeluarga dan mempunyai beberapa anak. Uang yang diterimanya dari baitul mal tidak cukup untuk biaya hidupnya. Suatu hari ia meminta Imam Ali as memberijya bagian lebih banyak lagi dari baitul mal.


Untuk menunjukkan buruknya permintaan itu dan azab akibat tidak adil, beliau mengambil sepotong besi yang telah dipanaskan. Besi panas itu beliau arahkan ke tangan Aqil. Spontan Aqil berteriak, karena menduga Imam Ali as akan melukainya dengan besi panas itu. Saat itu pula Imam Ali as berkata kepada Aqil, “Saudaraku, jika dengan api yang tidak seberapa ini saja engkau tak sanggup menanggungnya, bagaimana mungkin engkau menyeretku ke api neraka jahanam yang tidak mungkin dapat dibandingkan panasnya dengan api dunia ini? Apabila engkau tidak mampu melihat panasnya api dunia ini, bagaimana mungkin engkau mengajakku pada kemurkaan Allah demi menyenangkan hati hamba-Nya yang akhirnya terjerumus ke dalam api jahanam? Apabila panasnya api yang sedikit ini saja engkau tak kuat, mengapa engkau menarikku untuk menjauhi ketaatan kepada Allah, hak dan kedilan yang pada akhirnya berujung di neraka jahanam?”

Perumpamaan-perumpamaan seperti ini sangat memudahkan dalam memahami dan mencerna berbagai pengetahuan. Dan contoh seperti ini memiliki pengaruh yang jauh melebihi nasihat dan wejangan. Contoh tersebut tidak hanya khusus berlaku buat Aqil semata dan di masa itu saja. Bahkan contoh tersebut berlaku untuk semua manusia dan di setiap masa dan zaman. Untuk tujuan itulah al-Quran menggunakan berbagai perumpamaan.