Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Karakter Keyakinan Religius

0 Pendapat 00.0 / 5

Kecenderungan religius mendorong manusia melakukan berbagai upaya, sekalipun dengan mengorbankan perasaan individual dan naluriahnya. Terkadang manusia mengorbankan jiwa dan kedudukan sosialnya untuk kepentingan agamanya. Hal ini dapat terjadi hanya bila idealnya sudah mencapai tingkat kesucian dan sepenuhnya mengendalikan eksistensinya. Hanya kekuatan religiuslah yang dapat membuat suatu ideal menjadi suci, dan membuat ideal itu memiliki otoritas terhadap manusia.

Namun, ideal religius dan ideal non-religius berbeda. Karena keyakinan religius dapat membuat suatu ideal menjadi suci, maka untuk kepentingan keyakinan itu, dilakukan berbagai pengorbanan secara ikhlas dan naluriah. Tugas yang ditunaikan dengan ikhlas memperlihatkan suatu pilihan, namun tugas yang ditunaikan karena pengaruh tekanan jiwa yang mengusik, berarti suatu ledakan. Jadi jelaslah, antara keduanya terdapat perbedaan besar.

Al-Quran Suci merupakan Kitab Suci pertama yang menggambar-kan keyakinan religius sebagai sebentuk harmoni antara manusia dan alam semesta.

Allah Swt befirman: Mengapa mereka mencari agama selain agama Allah? Padahal, hanya kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi berserah diri, baik dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan. (QS. ali-Imran: 83)

Al-Quran Suci juga menyebutkan bahwa keyakinan religius merupakan bagian dari fitrah manusia.

Allah Swt befirman: Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus. Yaitu fitrah di mana Allah telah mendptakan manusia menurut fitrah itu. (QS. ar-Rum: 30)