Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Meraih Hikmah Bulan Ramadan (6)

0 Pendapat 00.0 / 5

Semua orang mengenal Allah dan mengimani-Nya kepadanya sesuai dengan potensinya. Namun pengenalan ini tidak lengkap dan terbatas pada pemahaman orang itu saja. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengenal Allah adalah Allah Swt sendiri yang mengenalkan diri-Nya, yang dilakukan dengan cara terbaik di dalam Al-Qur'an dan telah sampai kepada kita melalui para nabi dan wali ilahi yang terhubung dengan sumber wahyu.

Seperti yang dikatakan Imam Hadi as, yang terhubung dengan sumber tauhid, dalam menjelaskan sifat-sifat Allah, “Allah Swt tidak boleh digambarkan, kecuali dengan apa yang telah Dia gambarkan, dan bagaimana Allah dapat digambarkan ketika indera makhluk tidak mampu memahami-Nya, sementara ilusi dan fantasi tidak bisa mencapai, dan gambaran dan pikiran tidak dapat menyadari hakikat-Nya, bahkan tidak masuk dalam ufuk pandangan mata! Dia jauh dengan segala kedekatan-Nya dan dekat dengan segala jarak-Nya. Dia menciptakan bagaimana dan Dia bukan bagaimana. Dia menciptakan tempat, tetapi Dia tidak memiliki tempat dan terpisah dari bagaimana dan memiliki tempat. Dia Esa dan tak tertandingi. Dia mulia dan semua nama-Nya suci dan murni.”

Oleh karena itu, jika bukan karena penggambaran Allah Swt melalui para wali ilahi dan keluarga suci Nabi as, manusia dengan akal dan pengetahuannya yang terbatas tidak akan memiliki kemampuan untuk mengetahui sifat-sifat ketuhanan.

Pengetahuan pertama dan gambaran pertama yang kita miliki tentang Allah adalah bahwa Dia adalah asal dan pencipta makhluk. Semua makhluk adalah dari Dia dan Dia bukan dari apapun dan tidak memiliki sekutu dan kesamaan. Pengetahuan berikutnya adalah Allah abadi. Azali dan abadi, di mana tidak memiliki awal atau akhir. Oleh karena itu, Dia tidak membutuhkan seorang anak untuk melanjutkan keberadaannya. Dengan demikian, dalam kelanjutan memuji Allah dalam doa Iftitah, kita membaca:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِی لَمْ یَتَّخِذْ صَاحِبَةً وَ لاَ وَلَداً وَ لَمْ یَکُنْ لَهُ شَرِیکٌ فِی الْمُلْکِ‏ وَ لَمْ یَکُنْ لَهُ وَلِیٌّ مِنَ الذُّلِّ وَ کَبِّرْهُ تَکْبِیراً

Segala puji bagi Allah yang tidak memiliki teman (hidup) dan anak, tiada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan, dan tiada penolong (yang dapat mengentaskan-Nya) dari kehinaan, serta agungkanlah Dia seagung-agungnya.

Dalam penggalan doa ini, kita mensucikan Allah dari kesamaan dengan makhluk yang memiliki istri dan anak. Seolah-olah dengan doa ini manusia dihadapkan pada pemikiran yang menganggap Isa Al-Masih as sebagai anak Tuhan atau orang musyrik Arab yang mengira bahwa malaikat adalah putri Tuhan. Allah yang Esa adalah pemilik tunggal dari semua makhluk dan semua keberadaan. Dia yang mengatur urusan eksistensi dan Dia yang memegang kekuasaan dan segala urusan di tangan-Nya. Tidak ada sekutu bagi-Nya.Kkarena setiap makhluk adalah ciptaan-Nya. Lantas bagaimana makhluk ini bisa bermitra dengan penciptanya? Allah yang tak tertandingi dalam kebesaran dan keagungan-Nya dan semua kecil dan rendah di hadapan-Nya.

الْحَمْدُ لِلَّهِ بجمیع مَحَامِدِهِ کلِّهَا عَلَی جَمِیعِ نِعَمِهِ کلِّهَا، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِی لَا مُضَادَّ لَهُ فِی مُلْکهِ وَلَا مُنَازِعَ لَهُ فِی أَمْرِهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِی لَا شَرِیک لَهُ فِی خَلْقِهِ وَ لَا شَبِیهَ لَهُ فِی عَظَمَتِهِ

Segala puji bagi Allah dengan segala pujaan-Nya atas segala nikmat-Nya. Segala puji bagi Allah yang tiada yang  mampu menentang-Nya dalam kerajaan-Nya dan tiada yang mampu membantah perintah-Nya. Segala puji bagi Allah yang tiada sekutu bagi-Nya dalam mencipta dan tiada yang serupa dengan-Nya dalam keagungan-Nya.

Sekarang, Allah yang agung dan tak tertandingi ini telah memberi kita banyak nnikmat yang tidak bisa dihitung. Dinukil dalam sebuah riwayat bahwa Nabi Musa as diperintahkan untuk mensyukuri nikmat Allah. Dia berkata: Ya Allah! Saya bersyukur atas setiap nikmat-Mu. Syukur itu sendiri juga merupakan nikmat dari-Mu saya.Jadi, saya lemah untuk dapat bersyukur. Allah Swt berfirma,: Sekarang, Anda telah memenuhi hak saya untuk bersyukur. Pujian sejati adalah ini. Anda merasa tidak berdaya sehingga tidak dapat mensyukuri nikmat-Ku.

Kini tiba saatnya di waktu penuh caya ini, kita juga mengangkat tangan dan menyampaikan kepada-Nya:

وَ لَکَ الْحَمْدُ حَمْداً مَعَ حَمْدِ کُلِّ حَامِدٍ، وَ شُکْراً یَقْصُرُ عَنْهُ شُکْرُ کُلِّ شَاکِرٍ

Dan hanya milik-Mu pujian bersama pujian dari semua yang memuji, dan syukur yang tidak mampu disyukuri oleh semua yang bersyukur.