Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Meraih Hikmah Bulan Ramadan (7)

0 Pendapat 00.0 / 5

Bulan Ramadan adalah bulan di mana setiap orang berusaha melewati orang lain dalam menaati dan mengabdi kepada Allah. Bulan di mana para hamba berusaha lebih dahulu dalam mengerjakan amal saleh, dan “setiap amal saleh itu ada dua bagian, separuhnya adalah ibadah dan separuhnya lagi adalah doa”. Ini adalah ucapan dari Al-Quran bertutur, Nabi Muhammad Saw.

Berdasarkan ucapan yang mencerahkan ini, dapat dikatakan bahwa tidak ada satu pun ibadah yang merupakan amal saleh kecuali disertai dengan doa, atau setidak-tidaknya dapat dikatakan bahwa ibadah apa pun hanya akan menjadi amal saleh yang sempurna jika disertai dengan sebuah doa. Jika tidak, maka tidak sempurna dan demikian pula hasilnya.

Berdoa dan memohon kepada Allah adalah sarana untuk berlomba-lomba dalam ibadah dan penghambaan. Diriwayatkan dari Rasulullah Saw, Dua orang akan masuk surga dengan perbuatan yang sama, tetapi salah satu dari mereka menganggap yang lain lebih unggul darinya. Dia berkata, Ya Allah! Mengapa Engkau mengunggulkan dia ketika kami berdua melakukan hal yang sama? Allah Swt mengatakan, Dia memohon kepada saya, sementara Anda tidak memohon. Dia berdoa dan kamu tidak berdoa .....

Kita semua telah membuat dosa dan kesalahan dalam hidup kita dan sejak saat ini kita tidak akan selamat dari kekeliruan dan kesalahan. Namun, sebesar apapun dosa tersebut, jangan sampai membuat kita putus asa akan rahmat dan ampunan Allah. Tuhan telah berjanji kepada kita yang berdosa untuk bersabar, toleran dan mengampun. Allah Swt telah berfirman dalam surat al-Zumar ayat 53, “قُلْ یا عِبادِیَ الَّذینَ أَسْرَفُوا عَلى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ یَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمیعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحیمُ”.

Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.

Jika seorang hamba melakukan dosa karena ketidaktahuan, kemudian menyadari kesalahannya dan memutuskan untuk memperbaiki perilakunya, Allah akan memberinya kabar gembira tentang pengampunan-Nya. Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad Saw, Allah Swt berfirman, “Jika hamba-hamba-Ku, yang telah membelakangi-Ku, tahu betapa Aku menunggu mereka dan Aku merindukan mereka kembali, mereka akan mati dalam kegembiraan.”

Dalam agama Islam, berputus asa dari rahmat Allah adalah dosa terburuk dan terbesar. Bagaimana bisa seseorang berputus asa dari rahmat Allah. Karena rahmat-Nya lebih besar dari murka-Nya, dan yang nama Rahman dan Rahim adalah awal dari semua surah Al-Qur'an. Kata Rahman dan Rahim beserta turunannya diulang sekitar 450 kali dalam Al-Qur’an. Adanya semua ini menekankan kemurahan dan pengampunan Allah, yang memberi keberanian kepada hamba yang berdosa untuk kembali kepada Allah dan meminta pengampunan-Nya terlepas dari segala dosa mereka.

Pada prinsipnya, adakah selain Allah yang memiliki kuasa untuk mengampuni dosa-dosa kita?

Selain rahmat dan ampunan Allah, apakah kita memiliki tempat berteduh untuk menjauhi api dan siksaan yang telah kita persiapkan untuk diri kita sendiri akibat dosa-dosa kita?

Sudah barang tentu tidak ada perlindungan bagi kita kecuali dari-Nya. Jadi bagaimana kita bisa berputus asa dari rahmat dan pengampunan-Nya ketika ini adalah satu-satunya jalan ke depan bagi kita? Allah Swt tidak akan pernah menutup satu-satunya jalan ini bagi kita. Namun mari kita ingat kata-kata Imam Ridha as yang mengatakan, “Seseorang yang bertobat dan meminta pengampunan dari Tuhannya, tetapi pada saat yang sama tidak berhenti berbuat dosa dan tidak berhenti melakukan dosa, sebenarnya dia mengolok-olok dirinya sendiri.”