Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Meraih Hikmah Bulan Ramadan (25)

0 Pendapat 00.0 / 5

Malam ke-19 Ramadan adalah penetapan takdir, sementara pengukuhannya adalah pada malam ke-21, dan penandatanganannya pada malam ke-23.

Pada 10 hari ketiga (10 hari terakhir) bulan suci Ramadan, terdapat malam-malam yang bersinar bak permata di antara malam-malam dalam setahun.

Malam-malam Lailatul Qadar menciptakan kesempatan murni dan unik bagi hamba-hamba Allah SWT dan memanggil mereka kepada kedekatan kepada-Nya. Malam ke-23 bulan suci ini adalah malam rahmat lainnya.

Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi Agung Muhammad SAW melipat dan menggulung tempat tidurnya pada 10 hari terakhir bulan suci Ramadan dan menjaga keluarganya tetap terjaga untuk berdoa dan beribadah kepada Allah SWT, terutama pada malam ke-23 Ramadan. Mereka kemudian bersama-sama berdoa kepada Allah SWT.

Salah satu malam dari malam ke-19, ke-21, dan ke-23 Ramadan adalah malam Lailatul Qadar. Menurut riwayat, kemungkinan Lailatul Qadar ada pada salah satu dari tiga malam tersebut, namun malam ke-23 kemungkinannya lebih besar.

Dalam beberapa riwayat lain disebutkan bahwa masing-masing dari tiga malam tersebut memiliki manfaat dari Lailatul Qadar, yang secara urut, pentingnya malam-malam ini meningkat dari malam ke-19, ke-21 hingga malam ke-23.

Dalam sebuah riwayat dari Imam Ja'far Shadiq as disebutkan bahwa takdir ditentukan pada malam ke-19, pengukuhannya pada malam ke-21, dan tanda tangannya pada malam ke-23. Itulah mengapa malam ke-23 berperan sangat penting dalam menentukan nasib para hamba.

Imam Ridha as berkata, "Malam ini disebut Lailatul Qadar, karena apa yang berhubungan dengan tahun, seperti baik, buruk, kerugian, keuntungan, rezeki (penghidupan dan mata pencaharian), dan dari ini,  kematian dan kelahiran diukur (ditentukan) pada malam itu."

Banyak yang meyakini bahwa malam Lailatul Qadar tidak ditentukan dengan pasti di antara malam-malam bulan suci Ramdan agar kita memuliakan malam-malam Ramadan sebagaimana Allah SWT menyembunyikan keridhaan-Nya di antara segala bentuk ibadah agar manusia memperhatikan semua ibadah.

Mungkin Anda juga pernah mengalami bahwa pada waktu tertentu, cakrawala baru telah terbuka untuk Anda. Pengalaman ini mungkin terjadi pada seseorang setelah bertahun-tahun dan hanya sekali, tetapi dalam Islam, Allah SWT selalu menyediakan kondisi untuk perubahan seseorang dan bahkan menentukan waktu tertentu sehingga manusia pada waku tersebut memiliki kesadaran diri baru dan pertumbuhan baru.

Lailatul Qadar adalah salah satu dari peluang-peluang ini, yang terjadi pada bulan suci Ramadan. Artinya adalah bulan di mana manusia mensucikan ruh dan jiwanya dengan berpuasa dan beribadah serta siap untuk menerima cahaya ilmu dan makrifat, serta hidayah. Kesempatan yang disediakan bagi manusia agar menjadi titik balik dalam hidupnya.

Malam ke-23 adalah malam ketika kita harus dengan sadar memperhatikan nasib dan takdir kita, dan apa yang telah kita lakukan sejauh ini. Allah SWT menganggap malam ini lebih baik dari seribu bulan yang berarti panjang umur seorang manusia.

Efek dan berkah dari satu malam yang dihabiskan berjam-jam dalam perhatian dan pikirannya (tafakkur) bisa lebih berharga daripada seumur hidup tanpa tujuan.

Memikirkan tentang awal dan akhir kehidupan, asal dan tujuan pengembara dunia ini, yaitu manusia, dan tugas yang harus dia lakukan dalam perjalanan yang singkat dan berisiko ini, menciptakan Basirah dalam diri manusia.