Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Meraih Berkah Bulan Suci Ramadan (31)

1 Pendapat 05.0 / 5

Bulan suci Ramadan dengan segala keagungan, keindahan dan berkahnya yang melimpah akan segera berakhir.

Imam Sadiq as dalam doa perpisahan dengan bulan suci Ramadan mengatakan, "Ya Allah, di dalam Kitab yang telah Engkau turunkan Engkau berfirman: “Bulan Ramadan yang di dalamnya Alquran diturunkan, sumber hidayah dan kebahagiaan manusia serta tolok ukur kebenaran dari kebatilan. Kini bulan Ramadan akan berakhir. Aku memohon kepada-Mu jika masih ada dosa-dosa ku tersisa dan belum terampuni atau Kamu ingin mengazabku karenanya, maka hingga fajar malam ini (akhir bulan Ramadan) ampunilah seluruh dosa-dosaku dan maafkan segala kesalahanku, Wahai Yang Maha Penyayang."

Ramadan, dengan segala berkah dan keindahannya, akan segera berakhir. Tapi keharumannya akan tetap ada dalam hidup kita. Mereka yang merasakan manisnya penghambaan kepada Tuhan di bulan ini, mereka merasa senang karena berhasil dan menunaikan kewajibannya. Pada saat yang sama, mereka sedih karena kehilangan momen-momen cerah tersebut. Memang, dengan hadirnya Ramadan, kami menyadari betapa kami membutuhkan jam, siang dan malam seperti itu dalam hidup kami.

Hari-hari bercampur dengan ketaatan kepada Tuhan dan malam-malam diisi dengan aroma doa yang menyenangkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Nah, di jam-jam terakhir bulan ini, kami mengucapkan selamat tinggal, hanya dengan harapan di bulan Ramadan yang lain, Tuhan mengizinkan kami untuk memahami kembali momen-momen yang murni dan mencerahkan ini.

Saat kita kehilangan momen spiritual Ramadan, lebih baik berpikir dengan diri kita sendiri, apa yang kita pelajari di Ramadan? Kami menahan lapar dan haus selama sebulan, kami menahan diri dari dosa-dosa kami, sehingga cahaya kebenaran menyinari kami dan kami mencapai puncak kesalehan. Di bulan Ramadan, banyak yang mencoba mendapatkan pengalaman spiritual terindah dalam hidup. Dalam hal ini, tidak hanya anggota tubuh, tetapi juga pemikiran telah disingkirkan dari kejahatan. Mereka menghibur yang miskin dan membutuhkan serta mempererat silaturahmi dengan berbaik hati kepada kerabat dan sahabatnya, sehingga keuntungan mereka di bulan ini tidak hanya menahan lapar dan haus.

Kami juga belajar di bulan Ramadan bahwa Allah menerima amalan yang dilakukan dengan niat murni dan dengan niat untuk meraih keridhaan dari-Nya, kami juga belajar untuk saling mencintai dan memikirkan hal-hal yang baik.  Sungguh indah dan layak untuk menerapkan apa yang telah kita peroleh di bulan ini sepanjang hari-hari hidup kita, karena tujuan bulan latihan perbaikan diri adalah menghiasi sisa tahun dengan perbuatan baik.

Taubat serta kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kesucian batin adalah salah satu pencapaian besar Ramadan. Seperti yang kita baca dalam doa  Abu Hamzah al-Tsumali, «و اجمع بینی و بین المصطفی و انقلنی الی درجة التّوبة الیک»؛; Ya Allah! Bawalah kami ke derajat taubat, sehingga kami dapat kembali. Dan hindari perbuatan buruk, pikiran buruk dan akhlak buruk. Dalam doa perpisahan bulan suci Ramadan, Imam Sajjad a.s. juga berkata kepada Tuhan semesta alam: "Engkaulah yang membukakan pintu maaf bagi hamba-Mu dan Kamu namakan taubat. Pintu ini telah terbuka di taubat; jendela yang membuka hati ke ruang murni pengampunan ilahi.