Sains Mendukung Prinsip Ketuhanan(1)
Kaum materialis berpendapat bahwa sains dapat menjelaskan segala hal di alam semesta, sehingga mereka berpikir manusia tidak lagi membutuhkan Tuhan atau hal-hal supranatural. Menurut pandangan ini, seiring dengan semakin terungkapnya rahasia alam melalui sains, kebutuhan manusia terhadap konsep Tuhan akan menghilang. Kaum materialis meyakini bahwa kepercayaan pada Tuhan hanya diperlukan di masa lalu, ketika pengetahuan manusia terbatas. Dengan kemajuan sains, mereka merasa semua fenomena alam yang sebelumnya tidak diketahui bisa dijelaskan secara ilmiah, mulai dari mikroorganisme yang menyebabkan penyakit hingga faktor-faktor alam seperti gempa dan hujan.
Dari sini, kaum materialis menyimpulkan bahwa semakin banyak pengetahuan tentang alam yang dimiliki, semakin berkurang kebutuhan akan konsep Tuhan. Mereka memandang Tuhan sebagai ‘penjelasan’ untuk fenomena yang belum dipahami. Seiring sains menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, mereka beranggapan bahwa Tuhan tidak lagi dibutuhkan. Namun, banyak tokoh intelektual, bahkan ilmuwan terkemuka, mengakui bahwa pemahaman manusia tentang alam semesta sangat terbatas.
Keterbatasan Sains
Albert Einstein, seorang ilmuwan terkenal, pernah menyatakan bahwa pengetahuannya tentang alam semesta hanyalah secuil dibandingkan alam yang luas tak terhingga. Melalui analogi ini, ia menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan hanya sedikit memahami keajaiban alam. Tokoh lain, Walter Oscar L., berpendapat bahwa sains masih berada di titik awal. Ketika manusia mencoba memahami alam semesta yang begitu luas, mereka menyadari betapa kecilnya pengetahuan manusia dibandingkan misteri alam yang masih belum terpecahkan.
Seorang ahli lain, Euel Clams E., awalnya percaya bahwa sains akan mampu mengungkap semua misteri alam. Namun, semakin jauh ia meneliti, ia menyadari bahwa sains memiliki keterbatasan besar. Para ilmuwan bisa mempelajari struktur dan kuantitas benda-benda, namun pertanyaan seperti “Mengapa zat-zat itu ada?” tetap tidak terjawab.
Erwin William Neiblogh, seorang ahli biologi, berpendapat bahwa walaupun sains berupaya memahami alam, kadang-kadang malah memperlebar jarak antara manusia dan realitas. Alat-alat seperti mikroskop memungkinkan kita melihat struktur yang kecil, namun sains tetap tidak dapat menjelaskan asal-usul dasar dari benda-benda yang diamati.
Pandangan ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan masih jauh dari mampu menjelaskan alam semesta secara menyeluruh. Bagi banyak ilmuwan, apa yang belum diketahui jauh lebih besar daripada apa yang sudah dipahami. Jadi, meskipun materialis menganggap sains bisa menggantikan Tuhan, pandangan-pandangan ini mengingatkan kita bahwa ilmu pengetahuan mungkin hanya mengungkap sebagian kecil dari misteri alam.