Siapakah Sayidina Ali bin Abi Thalib, dan Mengapa Pencinta Ahlul Bait Menyebutnya sebagai Imam Mereka? (1)
Sayidina Ali bin Abi Thalib, Imam pertama Syiah, seorang sahabat, perawi, sepupu dan menantu Nabi Muhammad Saw, juru tulis wahyu, dan khalifah keempat.
Ali bin Abi Thalib, yang dijuluki Amirul Mukminin adalah penerus, sepupu, dan menantu Nabi Muhammad Saw, suami Fatimah Zahra, dan ayah dari Imam Hassan, Imam Hussein, dan Zainab al-Kubra.
Menurut sumber sejarah Sunni dan Syiah, Sayidina Ali orang pertama yang beriman kepada Nabi muhammad saw dan secara khusus diberi gelar Amirul Mukmiminin oleh Nabi. Dia adalah salah seorang keluarga Nabi yang kepadanya ayat penting tentang penyucian diturunkan dalam surat al-Ahzab ayat 33.
Nabi Muhammad Saw, atas perintah Allah swt, menunjuk Sayidina Ali sebagai penerusnya dalam hal politik dan agama di Ghadir Khum dan menerima baiat dari masyarakat yang hadir waktu itu. Tapi, setelah wafatnya Nabi pada tahun 11 H, ada faktor-faktor yang menghalangi terjadinya suksesi ini dan beliau tetap menjauh dari kekhalifahan Muslim selama bertahun-tahun setelah wafatnya Nabi. Beliau baru benar-benar mencapai kekhalifahan 25 tahun kemudian, setelah wafatnya Utsman.
Masalah kekhalifahan Imam Ali merupakan masalah yang menyebabkan umat Islam terbagi menjadi dua kelompok: Syiah dan Sunni. Kaum Syiah memandang Sayidina Ali adalah khalifah langsung yang ditunjuk oleh Nabi Muhammad saw, dan mereka menganggap pengelolaan politik negara Islam dan pemilihan pemimpin negara Muslim adalah aturan ilahi yang berdasarkan prinsip-prinsip Syariah dan perintah-perintah-Nya dari Al-Quran dan Sunnah. Sebaliknya, kaum Sunni menganggap Imam Ali sebagai khalifah keempat dan mendefinisikan siapa pun Muslim yang dapat mencapai posisi penguasa melalui pemilihan selektif, pemilihan kelompok, warisan, atau melalui perang dan kekuasaan sebagai wali kaum Muslim.
Dalam artikel dari Parstoday ini, kita akan menelisik tentang kehidupan Imam Ali berdasarkan sumber sejarah Islam yang dapat dipercaya:
Kelahiran, keluarga, dan menantu Nabi
Ali bin Abi Thalib dilahirkan di Kabah pada hari Jumat tanggal 13 Rajab tahun ketiga puluh Tahun Gajah (10 tahun sebelum kenabian). Ayahnya bernama Abu Thalib, paman Rasulullah Saw, dan ibunya bernama Fatimah binti Asad, keduanya berasal dari klan Bani Hasyim, suku Quraisy di Mekkah.
Imam Ali menikahi Sayidah Fatima Zahra, putri Nabi Muhammad saw, pada bulan Dzulhijjah, tahun kedua Hijriah, pada usia 24 tahun. Anak-anaknya dari Sayidah Fatimah adalah: Imam Hassan, Imam Hussein, Sayidah Zainab dan Umi Kulsum.
Sayidah Zahra meninggal dunia di usia muda, 6 bulan setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw, dan Sayidina Ali menikah dengan wanita lain setelahnya dan memiliki anak-anak.