Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Mengendalikan Syahwat dan Hawa Nafsu

0 Pendapat 00.0 / 5

Jasmani manusia memiliki dua dorongan utama yang harus dihadapi:

1. Syahwat: yaitu keinginan untuk memperoleh sesuatu, seperti harta, kedudukan, dan kesenangan duniawi.

2. Hawa: dorongan untuk mempertahankan apa yang telah dimiliki, yang berpotensi mengarah pada kezaliman atau keserakahan.

Menurut Al-Qur’an, dalam Surah Asy-Syams ayat 7-10, manusia memiliki dorongan untuk berbuat baik (taqwa) serta berbuat buruk (فُجُوْرٌ (fujūr, kecenderungan berbuat dosa dan menyimpang dari kebenaran)). Sebagai contoh, sikap fujur tampak pada perilaku ujub bagi yang berilmu dan kikir bagi yang memiliki harta. Namun, di dalam diri manusia juga terdapat taqwa, yang tercermin dalam rasa kasih sayang, seperti simpati terhadap anak kecil yang terjatuh atau perhatian kepada orang yang menderita. Ketika dorongan kebaikan itu terus menerus direalisasikan hingga menyatu dengan diri, individu tersebut disebut sebagai muttaqīn (مُتَّقِيْنَ, orang-orang yang bertakwa).

Lanjutan dari ayat ini menekankan, “Qad aflaha man zakkāhā,” yang mengajak manusia untuk menjalankan تَزْكِيَةُ النَّفْسِ (tazkiyatun nafs, pensucian jiwa). Mengapa demikian? Karena dorongan keburukan dalam diri manusia sering kali lebih besar daripada kebaikan. Oleh sebab itu, saat kita melakukan kesalahan, penting untuk segera beristighfar dan bertaubat. Istighfar banyak ditemui dalam shalat dan doa, contohnya dalam doa Kumayl, doa Abu Hamzah, dan munajat Sya‘baniyah.