Makna Kezuhudan dalam Islam (2)
Kezuhudan Berarti Tidak Adanya Ketergantungan
Kezuhudan dalam Islam artinya tidak ada ketergantungan. Seseorang boleh memiliki harta, tetapi harta itu tidak boleh menjadi belenggu baginya. Seseorang boleh memiliki kedudukan dan jabatan, tetapi jabatan itu tidak boleh menguasainya. Ia tidak menjadikan jabatan itu seperti yang dinyatakan dalam Al-Qur’an, “Tetapi dia cenderung pada dunia.” (QS. al-A’raf: 176).
Ia boleh memiliki kekuasaan, jabatan, dan kekasih-kekasih, tetapi semua itu hendaklah tidak menjadi belenggu baginya. Terkadang seseorang hanya memiliki sebuah cincin, tetapi cincin itu menjadi belenggu dan berhala baginya. Seseorang lagi tidak memiliki sesuatu selain sebuah rumah, tetapi rumah itu menjadi belenggu baginya. Atau, ia tidak memiliki sesuatu, kecuali seorang anak atau seorang istri, tetapi anak dan istri itu menjadi belenggu baginya.
Islam menyatakan bahwa kita harus memerangi nafsu, serta cinta kekuasaan, cinta harta, dan segala sesuatu yang tidak sejalan dengan ajaran Ilahi. Cinta hendaklah dikhususkan kepada Allah saja. Oleh karena itu, di dalam hatinya tidak boleh ada selain Allah.
Islam mengatakan bahwa kita tidak boleh memiliki berhala dan belenggu. Oleh karena itu, para ulama akhlak berkata tentang cara memerangi nafsu, jika seseorang berdusta, apakah dibenarkan kita memotong lidahnya? Jika seseorang menggunjing orang lain, apakah dibenarkan kita mencambuknya dengan 30 kali cambukan? Sama sekali tidak. Atau, seseorang memotong tangannya sendiri karena ia telah mencuri. Hal ini tidaklah benar. Membunuh orang lain dan membunuh diri sendiri semuanya diharamkan dalam Islam. Hal yang penting adalah menundukkan hawa nafsu. Hal yang lebih penting daripada itu adalah keseimbangan (ta’adul).