Mulla Sadra dan Fondasi Filosofis untuk Menjembatani Hard Problem of Consciousness (3)
• ➡️ Sadra bisa memperkuat klaim Faggin dalam konteks metafisika eksistensial yang bertingkat.
5. Giuseppe Vitiello: Model Dissipative Quantum Brain
• Vitiello menggunakan model kuantum disipatif untuk menggambarkan kesadaran sebagai proses dinamis terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan.
• Dalam Sadra, semua eksistensi bergerak dalam arus dinamis substansi, di mana hubungan dengan lingkungan adalah bagian integral dari aktualisasi.
• ➡️ Sadra mendukung gambaran kesadaran sebagai proses relasional terbuka, bukan sistem tertutup.
6. David Bohm: Holomovement dan Implicate Order
• Bohm menggambarkan realitas sebagai holomovement: keseluruhan realitas dalam gerak terus-menerus dengan keterhubungan implisit.
• Sadra pun berbicara tentang gerak substansial universal, di mana wujud-wujud saling berkaitan dalam satu arus eksistensi.
• ➡️ Sadra menawarkan kerangka metafisik untuk memahami kesadaran sebagai bagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan.
Kesimpulan
Mulla Sadra, jauh sebelum kompleksitas neurosains modern dan fisika kuantum, telah membangun ontologi dinamis yang:
• Menyatukan materi dan kesadaran dalam satu arus eksistensi.
• Menjelaskan kesadaran sebagai gradasi aktualisasi wujud, bukan produk tambahan.
• Membuka jalan bagi integrasi spiritual, fisikal, dan kognitif dalam satu realitas bertingkat.
Melalui teori primasi eksistensi dan gerak substansial, Sadra bukan hanya dapat mendamaikan berbagai teori kontemporer tentang kesadaran, tetapi bahkan menyediakan fondasi yang lebih dalam untuk memahami hubungan antara mind, matter, dan Being.
➡️ Dengan demikian, filsafat Mulla Sadra berpotensi menjadi jembatan agung — antara metafisika kuno dan filsafat kesadaran masa depan.