Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tauhid sebagai Poros Hidup Sayyidah Fatimah Ma'sumah

0 Pendapat 00.0 / 5

Tauhid bukan hanya konsep teologis , ia adalah cara memandang dan menjalani hidup. Jika kita benar-benar meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya pengatur segala hal, maka kita akan merasa tenang dalam setiap keadaan. Bahkan saat rencana hidup tidak berjalan seperti yang kita inginkan, kita bisa tetap ridha, karena yakin bahwa Allah sedang mengatur sesuatu yang lebih baik.

Contohnya, ketika kita telah menyusun rencana dengan matang, lalu tiba-tiba terjadi hal tak terduga, kita bisa marah dan gelisah, atau kita bisa berserah dengan tenang. Di sinilah tauhid diuji. Jika kita tenang, maka kita sedang berjalan di jalan tauhid.

Tauhid sejati melahirkan tawakal, yaitu kepercayaan penuh kepada Allah. Dan setelah tawakal, langkah berikutnya adalah tafwīḍ , menyerahkan seluruh urusan kepada-Nya. Ini bukan sikap pasif, tapi sebuah penyerahan aktif yang disertai usaha. Kita tetap berusaha, tapi kita tidak menggantungkan hati kepada hasil, karena yakin bahwa hasil terbaik ada dalam keputusan Allah.

Tawassul dan Keberkahan Sayyidah Fathimah Ma’sumah

Dalam perjalanan spiritual, kita membutuhkan perantara yang membantu kita tetap berada di jalan lurus. Di sinilah peran para kekasih Allah, termasuk Sayyidah Fathimah Ma’sumah. Tawassul bukan berarti menyekutukan Allah, tetapi sebuah cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya melalui orang-orang suci yang diridhai-Nya.

Ziarah kepada beliau  baik secara langsung maupun dari kejauhan adalah bentuk hubungan spiritual yang mendalam. Bahkan ziarah ghaibi (dari jauh) pun memiliki nilai, jika dilakukan dengan ma’rifah dan cinta. Hati yang hadir lebih penting daripada tubuh yang hadir. Sebab, dalam urusan spiritual, ruang dan waktu bukanlah batas bagi rahmat Ilahi.