Sahabat Imam Husein as, Teladan bagi Pembela Imam Mahdi as
Zuhud dan takwa adalah sifat-sifat utama bagi para penolong Ahlul Bait as. Makrifat yang menyebabkan seseorang mengikuti Ahlul Bait as adalah makrifat yang tidak tercemari oleh kecintaan dunia. Oleh karena itu, sahabat-sahabat sejati Ahlul Bait as adalah mereka yang terjaga dari penyakit-penyakit dunia demi meraih makrifat. Sahabat-sahabat Imam Husein as adalah orang-orang yang telah memutus ketergantungan mereka kepada dunia, keluarga dan harta, dan menghadiahkan semua miliknya termasuk jiwa mereka kepada beliau.
Ketika Imam Husein as kepada anak-anak Aqil berkata, "Syahadah adalah hal yang pasti. Dan cukuplah bagi keluarga kalian. Aku mengizinkan kalian untuk kembali ke rumah-rumah kalian. "Anak-anak Aqil itu menjawab, "Apakah kami akan mengatakan kepada masyarakat bahwa imam dan pemimpin kami telah kami tinggalkan sendiri di tengah-tengah kepungan musuh dan kami tidak membelanya? Demi Allah, kami tidak akan melakukannya. Kami akan mengorbankan jiwa dan harta kami demi Anda. "
Sebaliknya, kita juga melihat ada orang-orang yang tidak mengikuti Imam Husein as meskipun ia mengetahui kedudukan tinggi beliau. Hal itu di sebabkan ketergantungan mereka kepada dunia atau mungkin karena mereka takut terhadap musuh. Salah satu dari mereka adalah Ubaidullah bin Hur Ju`fa. Ketika Imam Husein as mengajaknya untuk ikut bersama beliau, ia mengatakan, "Aku bersumpah demi Tuhan bahwa siapapun yang mengikut Anda, ia akan bahagia dan selamat di akhirat, namun hal ini jangan dipaksakan kepadaku, sebab aku belum siap untuk mati. "
Ketika kelak Imam Mahdi as muncul, orang-orang yang secara dzahir menanti kemunculan beliau akan menolaknya, sebab tidak ada keyakinan dalam hati mereka. Dan hanya para penolong sejati saja yang akan menyambut kedatangan beliau dan menyertainya. Para pengikut Imam Mahdi as adalah lulusan-lulusan madrasah Asyura yang tidak akan takut mati. Kehidupan mereka jauh dari kesenangan materi dan mereka terbebas dari kehinaan. Mereka telah memutus ikatan-ikatan perbudakan dari hati mereka. Ketika mensifati para pengikut Imam Mahdi as, Rasulullah Saw bersabda, "Mereka kerja keras dan serius dalam ketaatan dan pengabdian kepada Allah (Swt). "
Kegigihan, keuletan dan kesabaran menjadi kunci penting untuk mencapai keberhasilan. Allah Swt memuji orang-orang yang senantiasa melawan faktor-faktor penghalang upaya manusia untuk mencapai tujuan, dan bahkan menjanjikan surga bagi mereka yang sabar. Dalam Surat Fussilat Ayat 30, Allah Swt berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Rabb kami adalah Allah," kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka, "Hendaknya kalian jangan merasa takut dan jangan pula kalian merasa sedih dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian. "
Tragedi di Karbala menggambarkan kegigihan dan perlawanan terindah di jalan keyakinan dan menunjukkan kesabaran dalam menanggung kesulitan dan bencana. Imam Husein as dan para sahabatnya menanggung tragedi yang sangat berat tersebut dengan mudah. Mereka telah belajar dari apa yang telah dilakukan oleh Imam Ali as, di mana resistensi dan kesabaran akan memudahkan dalam menghadapi bencana dan ujian yang berat.
Di masa keghaiban Imam Mahdi as, diperlukan kegigihan dan kesabaran dalam menghadapi musibah supaya kita terjaga dari hawa nafsu dan kebodohan. Rasulullah Saw bersabda, "Menunggu faraj (kemunculan Imam Mahdi as) dengan kesabaran adalah ibadah. "Dengan kesabaran dan perjuangan, para penolong Imam Mahdi as akan mampu menghadapi musuh-musuh yang besar dan kuat, dan merealisasikan pemerintahan yang adil di dunia.
Kecintaan sahabat-sahabat Imam Husein as kepada beliau telah memadamkan luapan api cinta kepada dunia di dalam diri mereka dan diganti dengan cinta sejati. Salah satu adegan penuh kasih itu adalah ketika Abbas bin Ali yang kehausan harus berjuang melawan musuh untuk mengambil air di Sungai Furat. Ketika ia sampai ke sungai tersebut dan ingin meminum air yang jernih dan segar itu, ia teringat Imam Husein as dan anak-anak beliau yang sedang kehausan sehingga beliau tidak meminum air itu. Ia kemudian berusaha membawa air itu menuju tenda Imam Husein as dan keluarganya.
Dalamnya makrifat dan kecintaan Abbas kepada Imam Husein as diungkapkannya dalam sebuah ucapan, "Wahai Husein! Demi Allah aku bersumpah, tidak ada seorang pun di dunia ini yang lebih mulia dan dicintai di sisiku daripada Anda. " Kecintaan mendalam para sahabat Imam Husein as telah mendorong mereka untuk menyertai beliau hingga titik darah penghabisan. Dengan demikian, salah satu hal yang diperlukan untuk membantu Imam Mahdi as adalah kecintaan mendalam kepada beliau.
Imam Musa Kazim as telah memberikan kabar baik kepada orang-orang yang teguh mencintai Ahlul Bait as. Beliau berkata, "Berbahagialah para pengikut kami yang berpegang teguh pada tali kami di masa keghaiban al-Qaim (Imam Mahdi as) dan gigih dalam bersahabat dengan Imam dan kebencian terhadap musuh-musuh kami. Mereka dari kami dan kami dari mereka... demi Allah, mereka akan bersama kami di hari kiamat dan berada di barisan kami. "