Keutamaan Merawat Ingatan Pada Rasulullah Saw dan Keluarganya as (1)
KH. Miftah Fauzi Rakhmat (Ketua Dewan Syura IJABI) berpesan , betapa penting merawat ingatan kita semua, – kaum Muslim-, pada Nabi Saw dan keluarganya as. Dalam sebuah riwayat,
قال رسول اللّه صلي الله عليه و آله: «ما مِن قَومٍ اِجتَمَعوا يَذكُرونَ فَضائِلَ مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ، إلاّ هَبَطَتِ المَلائِكَةُ مِنَ السَّماءِ حَتّى اُلحِقوا بِهِم بِحَديثِهِم، فَإِذا تَفَرَّقوا عَرَجَتِ المَلائِكَةُ إلَى السَّماءِ، فَيَقولُ لَهُمُ المَلائِكَةُ الاُخَرُ: إنّا نَشُمُّ رائِحَةً مِنكُم ما شَمَمنا رائِحَةً أطيَبَ مِنها، فَيَقولونَ: إنّا كُنّا عِندَ قَومٍ يَذكُرونَ فَضلَ مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ، فَعَطَّرونا مِن ريحِهِم، فَيَقولونَ: اِهبِطوا بِنا إلَيهِم، فَيَقولونَ: إنَّهُم قَد تَفَرَّقوا، فَيَقولونَ: اِهبِطوا بِنا إلَى المَكانِ الَّذي كانوا فيهِ.»
Referensi: إحقاق الحقّ ج۱۸ ص۵۲۲، ينابيع المودّة ج۲ ص۲۷۱ ح۷۷۳ dari مودّة القربى dari Umm Salamah; juga diriwayatkan dalam بحار الأنوار ج۳۸ ص۱۹۹ ح۳۸.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Tiada suatu kaum yang berkumpul untuk menyebutkan keutamaan Muhammad dan keluarga Muhammad, kecuali para malaikat turun dari langit, lalu bergabung dalam majelis mereka dan berbincang bersama mereka. Ketika mereka berpisah, para malaikat itu naik ke langit. Maka para malaikat lain bertanya: ‘Kami mencium aroma dari kalian yang belum pernah kami hirup sebelumnya, begitu wangi!’
Mereka menjawab: ‘Kami baru saja bersama kaum yang menyebut keutamaan Muhammad dan keluarganya, sehingga aroma mereka menyelimuti kami.’
Lalu para malaikat lain berkata: ‘Bawalah kami kepada mereka!’
Dijawab: ‘Mereka telah bubar.’
Mereka berkata lagi: ‘Kalau begitu bawalah kami ke tempat mereka tadi duduk.’”
Demikian luar biasa keutamaan majelis-majelis yang merawat ingatan dan kecintaan pada Nabi Saw dan keluarganya as sesuai dengan riwayat yang disebutkan di atas. Pertama, malaikat bergabung dalam majelis tersebut. Kedua, di alam lain, majelis ini menebarkan keharuman yang tak terkata . Ketiga, bekas-bekas tempat duduk di majelis itu menjadi penuh berkah.
Dalam riwayat yang lain,
الإمام عليّ عليه السلام: «ذِكرُنا أهلَ البَيتِ شِفاءٌ مِنَ العِلَلِ وَالأَسقامِ، ووَسواسِ الرَّيبِ.»
Referensi: الخصال ص۶۲۵ ح۱۰ dari Abu Bashir dan Muhammad bin Muslim, dari Imam al-Shadiq dari ayah-ayahnya عليهم السلام. Lihat juga تفسير فرات الكوفي ص۳۶۷ ح۴۹۹ dari Ubaid bin Katsīr secara mu’an’an.
Imam Ali (عليه السلام) bersabda: “Zikir kepada kami Ahlulbait adalah penyembuh segala penyakit dan gangguan, serta penawar was-was dan keraguan.”
Jadi dzikr pada Nabi Saw dan keluarganya as memiliki khasiat menyembuhkan segala penyakit dan gangguan. Selain itu , ia bisa menjadi obat bagi mereka yang terkena penyakit hati dan pikiran yang disebut was-was maupun keraguan.
Dalam riwayat lain,
الإمام الباقر عليه السلام: إنَّ ذِكرَنا مِن ذِكرِ اللّه ِ، وذِكرَ عَدُوِّنا مِن ذِكرِ الشَّيطانِ.»
Referensi: الكافي ج۲ ص۴۹۶ ح۲ dari Abu Bashir, dari Imam Shadiq عليه السلام.
Imam Muhammad al-Baqir (عليه السلام) bersabda: “Zikir kepada kami adalah zikir kepada Allah, dan zikir terhadap musuh kami adalah zikir kepada setan.”
Dalam riwayat di atas dijelaskan bahwa dzikr pada Nabi Saw dan keluarganya as adalah termasuk dalam dzikr pada Alllah (dzikrullah). Nabi Saw dan keluarganya as adalah makhluk ciptaan Allah. Pada saat yang sama , Nabi Saw dan keluarganya as taat dengan ketaatan yang sempurna pada Allah ‘Azza wa Jalla. Sehingga, mengikuti Tabatabai dan doa harian bulan Rajab, antara mereka dengan Allah Yang Maha Pengasih sudah sedemikian dekatnya, sehingga seolah tiada batas lagi, kecuali bahwa mereka tetap makhluk, dan Allah adalah Tuhan Satu-SatuNya. Pengertian yang lebih sederhananya, merenungi terus menerus akhlak Nabi Saw dan keluarganya as akan membawa mereka yang merenunginya menuju akhlak yang mulia yang diperintahkan Allah. Demikian pula membenci apa yang dibenci Rasulullah Saw dan keluarganya as akan membawa kita menjauh dari apa yang dibenci Allah ‘Azza wa jalla.
Dalam riwayat di atas , menarik bahwa disebutkan juga dzikr pada musuh Nabi Saw dan Alhubaitnya as adalah dzikr pada setan. Adalah perilaku yang membawa pada jalan ketertipuan dan kegelapan. Hemat kami, menghabiskan waktu dan tenaga terus menerus untuk hal-hal keduniaan bisa termasuk dalam dzikr pada musuh Nabi Saw dan Ahlubaitnya as. Mengapa? Para musuh Nabi Saw dan Ahlubaitnya as menjadi musuh Nabi Saw dan Ahlubaitnya as adalah karena cinta pada dunia. Semoga Allah Yang Maha Pengasih bersihkan hati kita dari cinta dunia.
Bersambung...

