Keluarga & Masyarakat
-
Keluarga & Anak
Artikel: 127 -
Wanita
Artikel: 109 -
Kajian
Artikel: 11
Apa Ciri-Ciri Orang yang Bertaubat? (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- purkon hidayat

Imam Shadiq mengatakan: ما عُبِدَ اللهُ بِشیءٍ اَفضلَ مِن اداءِ حَقِّ المُؤمِنِ Tidak ada ibadah kepada Allah yang lebih utama daripada menunaikan hak-hak seorang mukmin. [Bihar, jilid. 74, hal. 242].
Ganjaran Hakiki dari Ibadah Puasa
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Ruhullah Khomeini
Sebagai penutup, Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan kesempatan untuk memperbaiki diri. Barang siapa yang mampu memanfaatkannya dengan baik akan merasakan dampaknya sepanjang hidupnya. Sebaliknya, mereka yang mengabaikannya akan kehilangan kesempatan besar untuk mencapai kebahagiaan sejati. Maka, marilah kita jadikan Ramadan sebagai momentum untuk meraih kedekatan dengan Allah dan meningkatkan kualitas diri dalam segala aspek kehidupan.[]
Segala Sesuatu Pasti Bertujuan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Imam Ali Khamenei
Tauhid juga berarti kebertujuan, keterencanaan, dan adanya perhitungan dalam penciptaan alam semesta. Hal ini dapat dipahami dari berbagai fenomena alam, di mana setiap elemen memiliki fungsi dan tujuan tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerak alam semesta mencerminkan kebijaksanaan Sang Pencipta yang telah mewujudkannya. Kebijaksanaan dalam makna yang utuh dan sempurna ini dapat digambarkan dengan salah satu Asmaul Husna, yaitu al-Hakim (Maha Bijaksana).
Apa Ciri-Ciri Orang yang Bertaubat? (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- purkon hidayat
Taubat dalam hukum Islam, sebagai salah satu prinsip utama pendidikan moral dan spiritual, merupakan sarana untuk kembali ke jalan ilahi dan mencari keridhaan Tuhan.
Menuju Kesempurnaan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ustadz Dr. Umar Shahab
Kesempurnaan adalah tujuan yang hanya bisa dicapai dengan usaha keras dan berkesinambungan. Manusia memiliki potensi untuk mencapai kesempurnaan melalui aktualisasi fitrah yang telah dianugerahkan oleh Allah. Oleh karena itu, dalam surah At-Tin ayat 4-5, Allah menyatakan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
Unsur-Unsur Dalam Diri Manusia
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Namun demikian, hawa nafsu harus dikendalikan agar tidak menyesatkan manusia. Dengan kemampuan akal dan kesadaran qalbu, manusia diharapkan mampu menaklukkan hawa nafsu agar tetap berada di jalan kebenaran.
Langkah-Langkah Mencapai Kesempurnaan Rohani
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Dalam konteks ini, ilmu irfan, tasawuf, dan akhlak menyebut proses ini sebagai تَزْكِيَةُ النَّفْسِ (tazkiyatun nafs, penyucian jiwa). Selanjutnya, proses تَحَلِّيْ (taḥallī, menghiasi diri) dengan sifat-sifat baik mencakup kewajiban (wājibāt) serta amal yang dicintai Allah (sunnah).
Tazkiyatun Nafs dan Waktu-Waktu Mustajab
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Pembersihan jiwa, atau tazkiyatun nafs, sangat krusial dalam perjalanan spiritual karena kecenderungan keburukan dalam diri manusia memang kerap mendominasi.
Mengendalikan Syahwat dan Hawa Nafsu
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Lanjutan dari ayat ini menekankan, “Qad aflaha man zakkāhā,” yang mengajak manusia untuk menjalankan تَزْكِيَةُ النَّفْسِ (tazkiyatun nafs, pensucian jiwa). Mengapa demikian? Karena dorongan keburukan dalam diri manusia sering kali lebih besar daripada kebaikan. Oleh sebab itu, saat kita melakukan kesalahan, penting untuk segera beristighfar dan bertaubat. Istighfar banyak ditemui dalam shalat dan doa, contohnya dalam doa Kumayl, doa Abu Hamzah, dan munajat Sya‘baniyah.
Pengaruh Puasa Ramadan terhadap Kesehatan Mental: Sebuah Perspektif Psikologi (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Laitsullah. Lc
Puasa di bulan Ramadan adalah salah satu ibadah utama dalam Islam. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, puasa juga memiliki dampak signifikan terhadap aspek fisik dan psikologis individu. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana puasa Ramadan berpengaruh pada kesehatan mental serta hubungannya dengan berbagai konsep psikologi modern.
Malam Lailatul Qadar: Kesempatan Emas Mendekatkan Diri kepada Allah
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Parstoday
Sejak malam tiba hingga fajar menyingsing, pintu-pintu rahmat Ilahi terbuka lebar bagi para hamba-Nya. Para malaikat menyeru agar mereka memanfaatkan keutamaan malam ini dengan sebaik-baiknya. Shalat tahajud, dzikir, dan ibadah sepanjang malam menjadi sarana yang tepat untuk meraih makrifat dan mendekatkan diri kepada Allah.[]
Pengaruh Puasa Ramadan terhadap Kesehatan Mental: Sebuah Perspektif Psikologi (3)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Laitsullah. Lc
Puasa di bulan Ramadan adalah salah satu ibadah utama dalam Islam. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, puasa juga memiliki dampak signifikan terhadap aspek fisik dan psikologis individu. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana puasa Ramadan berpengaruh pada kesehatan mental serta hubungannya dengan berbagai konsep psikologi modern.
Pengaruh Puasa Ramadan terhadap Kesehatan Mental: Sebuah Perspektif Psikologi (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Laitsullah. Lc
Puasa di bulan Ramadan adalah salah satu ibadah utama dalam Islam. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, puasa juga memiliki dampak signifikan terhadap aspek fisik dan psikologis individu. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana puasa Ramadan berpengaruh pada kesehatan mental serta hubungannya dengan berbagai konsep psikologi modern.
Kesempurnaan Jasmani dan Rohani
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. umar shahab
Manusia terdiri dari dua unsur utama, yaitu jasmani dan rohani. Di satu sisi, unsur jasmani telah sempurna sejak penciptaannya dan hanya perlu dirawat agar tetap optimal. Sebaliknya, unsur rohani harus terus diperbaiki melalui upaya spiritual. Kesempurnaan jiwa sangat bergantung pada pembangunan unsur rohani, yaitu dengan mengenali dan mendekatkan diri kepada Allah.
Konsep Kesempurnaan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. umar shahab
Kesempurnaan adalah tujuan yang hanya bisa dicapai dengan usaha keras dan berkesinambungan. Manusia memiliki potensi untuk mencapai kesempurnaan melalui aktualisasi fitrah yang telah dianugerahkan oleh Allah. Oleh karena itu, dalam surah At-Tin ayat 4-5, Allah menyatakan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya, namun bisa jatuh ke derajat yang paling rendah (اَسْفَلَ سَافِلِيْنَ (asfala sāfilīn, derajat paling rendah)) kecuali bagi mereka yang beriman dan beramal saleh.
DI BALIK PERINTAH DAN LARANGAN TUHAN
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- muhsin labib
1. Bersabarlah bisa berarti berupayakah hingga berhenti saat sadar batas kemampuan
2. Bersyukurlah bisa berarti gunakan yang telah diperoleh hingga puas dengannya.
3. Bertawakkalah bisa berarri patuhi semua proses dan jangan cemaskan hasilnya.
Puasa dalam Tafsir Ayatullah Makarim Shirazi: Jalan Takwa dan Kemanusiaan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ismail Amin Pasannai
Dalam tafsirnya, Ayatullah Makarim menggarisbawahi bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi adalah jalan menuju takwa—sebuah kesadaran spiritual yang mengakar dalam jiwa.
Pandangan sebagai Sarana Ibadah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- syekh hakim ilahi
Khatib juga menekankan bahwa pandangan bisa menjadi ibadah, misalnya ketika melihat orang tua dengan kasih sayang, atau membaca Al-Qur’an dari mushaf. Bahkan melihat sesama Muslim dengan cinta karena Allah pun tercatat sebagai ibadah. Menurut hadis, memandang orang tua dengan kasih sayang atau membuka Al-Qur’an untuk membaca adalah perbuatan yang berpahala.
Hak dan Kewajiban Mata dalam Kehidupan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- syekh hakim ilahi
Menarik pula untuk meneladani keteguhan Sayidah Zainab dalam menghadapi musibah di Karbala, yang tetap melihat keindahan dalam ketentuan Allah. Khatib mengajak jamaah untuk meneladani sikap Sayidah Zainab yang melihat segala cobaan sebagai wujud keindahan dari kehendak Allah, menanamkan keimanan yang kuat di dalam hati.
Berpuasa Bukan Hanya Sekadar Menahan Lapar dan Haus
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Abu Syirin Hasan
Al-Qur’an dengan jelas menyebutkan bahwa hikmah dan tujuan utama berpuasa adalah agar orang-orang beriman dapat meraih ketakwaan. Namun, apakah setiap orang yang berpuasa otomatis akan mencapai ketakwaan? Tentu saja tidak. Sebab, puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala sifat tercela yang dapat menjauhkan manusia dari kesempurnaan spiritual.