Keluarga & Masyarakat
-
Keluarga & Anak
Artikel: 133 -
Wanita
Artikel: 123 -
Kajian
Artikel: 11
Dari Rahim Keimanan Lahir Generasi Cahaya(4)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Muhammad Reisyahri
Maka orang tua sejati bukan hanya mereka yang membesarkan anak dalam tubuh, tetapi mereka yang menanamkan cahaya tauhid dalam jiwanya. Karena dari rahim-rahim suci itulah lahir Hasan dan Husain, dua wewangian surga yang menjadi teladan sepanjang zaman.
Dari Rahim Keimanan Lahir Generasi Cahaya(3)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Muhammad Reisyahri
Rasulullah saw pernah ditanya tentang anak yang lahir tidak menyerupai kedua orang tuanya. Beliau menjelaskan bahwa setiap manusia memiliki sembilan puluh sembilan garis keturunan, dan ketika sperma menetap dalam rahim, gen dari kedua belah pihak bergerak, memohon kepada Allah agar kemiripan mereka tampak pada anak itu. Karena itu, setiap anak membawa warisan genetik yang kompleks dari ayah dan ibu hingga jauh ke atas leluhurnya. (Bihar al-Anwar, jilid 103, hlm. 104)
Dari Rahim Keimanan Lahir Generasi Cahaya (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Muhammad Reisyahri
Anak saleh adalah rahmat dan amanah, bukan kebanggaan semata. Ia lahir dari pilihan suci, doa, dan keteladanan. Sebagaimana bunga yang tumbuh dari tanah yang bersih, begitu pula jiwa anak tumbuh dari rahim keimanan dan kasih sayang.
Dari Rahim Keimanan Lahir Generasi Cahaya (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Muhammad Reisyahri
Anak saleh adalah rahmat dan amanah, bukan kebanggaan semata. Ia lahir dari pilihan suci, doa, dan keteladanan. Sebagaimana bunga yang tumbuh dari tanah yang bersih, begitu pula jiwa anak tumbuh dari rahim keimanan dan kasih sayang.
Janganlah Engkau Gusar Di Jalan Hidayah!
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Habib Ali Umar Al-Habsyi
یَا مَعْشَرَ النَّاسِ! أَلَا فَمَنْ سُئِلَ عَنْ قَاتِلِی فَزَعَمَ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَقَدْ قَتَلَنِی.
Wahai manusia, siapa yang ditanya tentang orang yang membunuhku dan dia mengakui dia (pembunuhku) sebagai orang beriman, maka sungguh dia telah membunuhku.”
Sekolah Batin: Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Hal ini sangat ditekankan dalam ajaran tasawuf dan filsafat Islam, di mana penyucian jiwa merupakan syarat untuk memperoleh ilmu hakiki. Mulla Sadra, misalnya, menegaskan bahwa pengetahuan sejati hanya dapat dicapai melalui kesucian jiwa, bukan sekadar penumpukan konsep-konsep rasional.
Sekolah Batin: Jalan Menuju Kebahagiaan Sejati (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Dalam perjalanan intelektual manusia, pendidikan formal—baik di pesantren, madrasah, maupun universitas—memiliki peran penting dalam membentuk pengetahuan dan keterampilan. Namun, pendidikan lahiriah ini bukanlah satu-satunya jalan menuju kesempurnaan manusia. Di balik itu, terdapat sebuah “sekolah batin” yang menekankan pada pembinaan hati, jiwa, dan dimensi terdalam dari diri manusia. Sekolah inilah yang dalam tradisi religius disebut sebagai medan latihan spiritual, di mana manusia berinteraksi langsung dengan Allah, nabi-nabi, dan imam-imam sebagai guru hakikinya.
10 Tips Sukses Dalam Bermasyarakat Ajaran Imam Ali Ar Ridha as (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Habib Ali Umar Al-Habsyi
Demikianlah apa yang beliau nasihatkan kepada kita bahwa akal seorang Muslim tidaklah sempurna kecuali dengan sepuluh sifat. Melalui sepuluh sifat dan perangai ini, seorang akan meraih kesuksesan dalam bermasyarakat dan menjadi hamba Allah yang mulia, di sisi Allah dan di mata masyarakat pada umumnya:
10 Tips Sukses Dalam Bermasyarakat Ajaran Imam Ali Ar Ridha as (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Habib Ali Umar Al-Habsyi
Syeikh Ibnu Syu’bah Al Harrâni meriwayatkan sebuah mutiara hikmah dari Imam Ali Ar Ridha as. yang dapat menjadi pedoman hidup dan pilar kesuksesan dalam bergaul dan membangun relasi dalam hubungan bersosial. Belai as berkata:
Mengapa Islam Menekankan Tanggung Jawab Individu dan Sosial? (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- soleh lapadi
Hadis ini membangkitkan semangat solidaritas dalam diri manusia sedemikian rupa sehingga penderitaan orang lain adalah penderitaan semua orang dan kebahagiaan orang lain adalah kebahagiaan semua orang.
Mengapa Islam Menekankan Tanggung Jawab Individu dan Sosial? (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- soleh lapadi
Islam adalah agama sosial yang mempertimbangkan semua aspek kehidupan manusia, baik individu maupun dimensi sosial. Dari perspektif agama Islam, hidup tidak akan lengkap dan bahagia tanpa mempertimbangkan kedua dimensi tersebut.
Bagaimana Manusia Bersikap Proaktif dalam Kebaikan (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- soleh lapadi
Di dunia yang serba cepat saat ini, betapa banyak kebutuhan tersembunyi di balik kebisuan individu. Seorang rekan kerja yang tidak meminta bantuan karena takut dipermalukan atau tetangga yang menahan lapar karena harga diri.
Bagaimana Manusia Bersikap Proaktif dalam Kebaikan (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- soleh lapadi
Dalam budaya Islam, kebaikan sejati berarti bersikap proaktif dalam memenuhi kebutuhan orang lain sebelum mereka terpaksa meminta. Inilah seni hidup bermasyarakat yang membangun masyarakat yang bermartabat.
Jangan Terlalu Mudah Mengomentari Hidup Orang Lain! (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Maryam Ahmad
Belajarlah mensyukuri hidupmu sendiri, belajarlah menikmati hidupmu dan belajarlah menghargai pilihan hidup orang lain, tak perlu mengusik kebahagiaan orang lain, jangan buang-buang waktumu untuk mengurusi dan mengomentari hidup orang lain dan jagalah lisanmu agar tidak menyakiti hati orang lain.
Jangan Terlalu Mudah Mengomentari Hidup Orang Lain! (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Maryam Ahmad
“Kelak kamu akan mengerti bahwa menahan untuk menjaga orang lain agar tak tersinggung karena lisanmu, itu jauh lebih baik daripada mengutarakan isi hatimu.”
Islam dan Rasionalitas (4)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Kesimpulannya, Islam dan rasionalitas bukanlah dua kutub yang saling meniadakan. Wahyu dapat diibaratkan sebagai cahaya, dan akal sebagai mata: tanpa cahaya, mata tidak berguna; tanpa mata, cahaya tak terlihat.
Seorang Muslim sejati adalah dia yang menyatukan kekuatan hati, akal, dan amal. Dengan demikian, iman tidak berhenti sebagai keyakinan buta, tetapi menjadi kesadaran yang hidup, mendalam, dan bermanfaat bagi kehidupan.
Islam dan Rasionalitas (3)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Kesimpulannya, Islam dan rasionalitas bukanlah dua kutub yang saling meniadakan. Wahyu dapat diibaratkan sebagai cahaya, dan akal sebagai mata: tanpa cahaya, mata tidak berguna; tanpa mata, cahaya tak terlihat.
Seorang Muslim sejati adalah dia yang menyatukan kekuatan hati, akal, dan amal. Dengan demikian, iman tidak berhenti sebagai keyakinan buta, tetapi menjadi kesadaran yang hidup, mendalam, dan bermanfaat bagi kehidupan.
Islam dan Rasionalitas (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Ta‘aqqul berarti menggunakan akal secara konsisten dalam berpikir dan bertindak. Orang yang benar-benar berakal tidak akan bersikap munafik: memerintahkan kebaikan tetapi meninggalkan kewajiban sendiri. Jadi, pesan utama ayat ini adalah konsistensi akal dengan amal.
Islam dan Rasionalitas (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Mohammad Adlany Ph. D.
Seorang Muslim sejati adalah dia yang menyatukan kekuatan hati, akal, dan amal. Dengan demikian, iman tidak berhenti sebagai keyakinan buta, tetapi menjadi kesadaran yang hidup, mendalam, dan bermanfaat bagi kehidupan.
Bagaimana Manusia Bersikap Proaktif dalam Kebaikan (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- soleh lapadi
Dalam kehidupan bersama, sesama umat beriman adalah saudara mereka. Dalam hidup ini, seni bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan pribadi dan individual, tetapi juga melihat hal-hal yang tak terucapkan di dalam hati.

