Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Langkah Menuju Karbala: Manifesto Umat Pencinta Keadilan (1)

0 Pendapat 00.0 / 5

Ada langkah-langkah kecil yang mengguncang dunia. Bukan karena kekuatan fisik, bukan pula karena dukungan kekuasaan, melainkan karena muatan kesadaran, cinta, dan perlawanan. Itulah langkah para tawanan Ahlulbait ketika kembali ke Karbala pada hari ke-40 setelah tragedi Asyura. Perjalanan yang kemudian dikenal sebagai ziarah Arbain itu, kini menjadi peristiwa akbar spiritual-politik terbesar di dunia, meski terus diabaikan oleh media arus utama internasional.

Makna Arbain dalam Budaya Syiah

“Arbain” secara harfiah berarti “empat puluh”, dan dalam budaya Syiah, merujuk pada hari ke-40 setelah kesyahidan Imam Husain as di padang Karbala. Pada hari itu, menurut riwayat, para penyintas tragedi Asyura — para wanita, anak-anak, dan kerabat syuhada — kembali ke tanah Karbala, mengunjungi makam Imam Husain dan para sahabatnya. Sejak saat itulah tradisi ziarah Arbain tumbuh, dirawat oleh para Imam Ahlulbait, dan diwariskan lintas generasi.

Imam-imam Syiah menekankan pentingnya ziarah ke makam Imam Husain pada hari Arbain sebagai bentuk pembaruan janji kepada jalan kebenaran, dan sebagai penegasan posisi di barisan perlawanan terhadap tirani. Bahkan dalam doa ziarah Arbain, terungkap bahwa misi Imam Husain adalah “li istinaqadzi ‘ibādaka min al-jahālah wa hayrat al-dhalālah — untuk membebaskan hamba-hamba-Mu dari kebodohan dan kesesatan.”

Dari Langkah-Langkah Sunyi ke Gelombang Jutaan Umat

Tradisi berjalan kaki menuju Karbala sempat terhenti karena tekanan rezim diktator. Namun, dalam diam dan di balik bayang-bayang malam, tradisi itu tetap hidup. Di era Saddam, para peziarah sering harus menempuh perjalanan diam-diam melalui kebun kurma atau menghadapi kekerasan brutal. Ada yang dilaporkan kakinya dipotong karena ketahuan berjalan menuju Karbala, darah para pencinta Ahlulbait tetap mengalir, dan membakar semangat generasi berikutnya.

Sejak tumbangnya Saddam, jalan-jalan ke Karbala kembali dibuka. Dan sejak itu, jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia, laki-laki dan perempuan, tua dan muda, bahkan penyandang disabilitas, mulai menapaki jalan panjang menuju Karbala. Dari Basrah hingga Najaf, dari Qom hingga Beirut, langkah-langkah cinta terus bergerak. Dalam beberapa tahun terakhir, peserta ziarah Arbain mencapai lebih dari 20 juta jiwa setiap tahunnya — menjadikannya peristiwa ziarah terbesar di muka bumi.

Bersambung...