Ketika Doa Tak Kunjung Terkabul
Imam Ja’far Al-Shadiq as, pernah menerima pertanyaan dari seseorang yang merasa gundah. Orang itu berkata bahwa ia telah berdoa berkali-kali, namun tidak satu pun permohonannya dikabulkan. Ia juga mengaku telah bersedekah, namun belum juga merasakan balasan dari Allah, padahal dalam Al-Qur’an jelas disebutkan:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu,” dan “…apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya.”
Lalu Imam bertanya padanya: “Apakah kamu mengira Allah tidak menepati janji-Nya?” Orang itu menjawab: “Tidak.” Maka Imam menjelaskan, “Jika kamu taat kepada-Nya dan mematuhi perintah-Nya, kemudian kamu berdoa kepada-Nya, maka Allah akan mengabulkan doa itu. Tetapi jika kamu bermaksiat dan terus menentang-Nya, lalu kamu berdoa, jangan heran bila Allah tidak mengabulkan doamu.” (Ushul al-Kafi, jld. 4, hlm. 16)
Imam ingin menunjukkan bahwa terkabulnya doa bukan hanya bergantung pada permintaan, tetapi juga pada kondisi spiritual orang yang berdoa.

