Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Peristiwa Ghadir: Deklarasi Wilayah dan Puncak Risalah (2)

0 Pendapat 00.0 / 5

Khotbah Ghadir: Deklarasi di Bawah Terik Matahari
Di bawah terik matahari, Nabi saw meminta dibuatkan mimbar dari pelana unta. Usai salat zuhur berjamaah, beliau naik ke mimbar dan menyampaikan khutbah panjang yang kelak dikenal sebagai Khutbah Ghadir. Dalam khutbah ini, Rasulullah saw menegaskan dua peninggalannya: tsaqalain, yaitu Al-Qur’an dan Ahlulbait. Beliau kemudian berseru:

“Bukankah aku lebih utama atas diri kalian daripada kalian sendiri?”
Umat menjawab, “Benar, wahai Rasulullah.”
Lalu beliau bersabda:
“Barang siapa menjadikan aku sebagai maulanya, maka Ali adalah maulanya.”

Kalimat ini diulang tiga hingga lima kali menurut berbagai riwayat (Ahmad bin Hanbal, Musnad, jld. 4, hlm. 281). Beliau lalu berdoa:

“Ya Allah, cintailah orang yang mencintai Ali, musuhilah orang yang memusuhinya, tolonglah yang menolongnya, dan hinakanlah yang meninggalkannya.”
(Mufid, al-Irsyad, jld. 1, hlm. 176)

Turunnya Ayat Ikmal: Agama Telah Sempurna
Tak lama setelah deklarasi tersebut, turunlah ayat yang menandai kesempurnaan agama:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam sebagai agamamu.”
(QS. Al-Maidah: 3)

Banyak mufasir, baik dari kalangan Syiah maupun sebagian Sunni, menyatakan bahwa ayat ini turun tepat setelah pengangkatan Imam Ali as di Ghadir Khum (Thabathabai, al-Mizan, jld. 5, hlm. 193).

Baiat dan Ucapan Selamat
Setelah khutbah usai, Rasulullah saw mendirikan tenda dan meminta para sahabat untuk membaiat Imam Ali as. Ribuan orang datang mengucapkan selamat. Di antara yang pertama adalah Abu Bakar dan Umar. Umar bahkan berkata:

“Selamat atasmu, wahai putra Abu Thalib! Kini engkau telah menjadi maulaku dan maula setiap laki-laki dan perempuan beriman.”
(Qumi, Tafsir, jld. 1, hlm. 268; Amini, al-Ghadir, jld. 1, hlm. 9–30)