Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Dunia yang Lelah Menanti Seorang Penyelamat (2)

0 Pendapat 00.0 / 5

Menunggu, Melampaui Rasa Kebutuhan

Namun, sekadar merasa perlu saja tidak cukup. Dalam ajaran Islam, kita diminta untuk "menunggu". Sebuah konsep yang melampaui kebutuhan, yang berarti harapan dan keyakinan akan masa depan yang pasti.

Menunggu bukanlah keadaan pasif dengan pasrah, melainkan, sebuah harapan yang membangun dan gerakan dinamis yang diperkenalkan dalam berbagai riwayat sebagai tindakan terbaik.

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Amal terbaik umatku adalah menunggu kemunculan."

Menunggu sesungguhnya menyelamatkan seseorang dari keputusasaan dan kekecewaan serta memberinya kedamaian. Komunitas yang menanti tak pernah putus asa dalam menghadapi masalah hidup dan selalu menantikan pencerahan ilahi.

Menunggu; Persiapan dan Tindakan

Menunggu bukanlah ketidaksabaran dan penentuan waktu. Terburu-buru dan penentuan waktu untuk kemunculannya bertentangan dengan ajaran agama. Menunggu yang sejati berarti mempersiapkan diri dan masyarakat. Yaitu, berusaha mendekatkan kondisi kehidupan kepada masyarakat Mahdawi, yang didasarkan pada keadilan, spiritualitas, pengetahuan, kehormatan, persaudaraan, dan martabat manusia.

Masyarakat yang menunggu harus, sebisa mungkin, membangun model kecil masyarakat Mahdawi. Menunggu tidak terbatas pada kemunculan akhir. Dalam budaya keagamaan, "kemudahan setelah kesulitan" juga memiliki tempat penting. Yaitu, harapan akan pencerahan setelah kesulitan sehari-hari dan krisis sosial. Bahkan dalam peristiwa tersulit yang mendorong orang putus asa dan terkadang bunuh diri, pandangan penuh harapan ke masa depan mencegah keruntuhan psikologis dan sosial.

Jalan Menuju Kedamaian di Masa Penantian

Selain harapan sosial, penantian akan datangnya akhir zaman membawa kedamaian pribadi. Berdoa, mencari pertolongan, memohon kepada Allah, dan kembali kepada Ahlul Bait as dapat memperdalam kedamaian ini.

Sebagaimana Al-Qur'an telah berjanji, "Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

Mengingat Allah membebaskan jiwa manusia dari kekacauan dan memperkuat harapan akan masa depan.

Saat ini, umat manusia membutuhkan keselamatan lebih dari sebelumnya. Ideologi telah gagal dan sains telah gagal menghadirkan keadilan dan perdamaian.

Manusia kontemporer sedang menantikan tangan Tuhan yang Maha Kuasa, yang akan terwujud dalam kemunculan Sang Wali Asr af. Namun penantian bukan sekadar berdiam diri. Penantian adalah sebuah gerakan untuk membangun masyarakat yang lebih adil, spiritual, dan manusiawi di jalan menuju pemenuhan janji ilahi. Penantian adalah sebuah harapan yang menuntun umat manusia dari kegelapan menuju cahaya. Sebuah harapan yang merupakan awal dari akhir zaman.