Kebijaksanaan Ilahi di Balik Penderitaan dan Perbedaan Hidup (1)
Bayangkan seorang pemilik perusahaan yang mempekerjakan dua jenis karyawan: mereka yang ahli dan mereka yang kurang terampil. Ketika tiba saatnya memberikan gaji, ia tentu membayar lebih tinggi kepada pekerja yang ahli dibandingkan pekerja yang tidak ahli. Apakah perbedaan gaji ini merupakan ketidakadilan? Ataukah ini bentuk keadilan yang sesungguhnya?
Tanpa ragu, kita melihat adanya perbedaan di sini. Namun, menyebutnya sebagai ketidakadilan adalah sebuah kesalahan. Keadilan bukanlah menyamaratakan segalanya tanpa mempertimbangkan kapasitas, tanggung jawab, atau kontribusi. Sebaliknya, keadilan berarti menempatkan segala sesuatu pada tempat yang tepat sesuai kadar dan kemampuannya. Memberi gaji yang sama antara karyawan ahli dan tidak ahli justru akan mengabaikan prinsip keadilan itu sendiri.
Contoh sederhana ini mengantar kita pada pemahaman yang lebih luas tentang dunia dan tatanan penciptaan. Ketika kita menatap kehidupan dengan lebih mendalam, kita melihat bahwa alam semesta dipenuhi variasi dan keragaman. Ada terang dan gelap, sukses dan gagal, keindahan dan keburukan, hidup dan mati. Semua ini bukanlah sebuah kebetulan, apalagi ketidakadilan, melainkan bagian dari keseimbangan umum yang menopang kehidupan.
Seandainya dunia ini seragam tanpa perbedaan, kehidupan akan kehilangan warna dan keindahannya. Ibarat sebuah lukisan, keindahan bukan terletak pada satu warna tunggal, tetapi pada perpaduan berbagai warna, garis, dan gradasi yang membentuk mahakarya seni. Begitu pula dengan alam semesta: harmoni muncul dari keragaman, bukan keseragaman.
Bersambung...

