Hierarki Ma‘rifat: Allah, Rasul, dan Hujjah (2)
Ma‘rifat Allah sebagai Fondasi
Imam al-Ṣhadiq as memulai doa dengan permohonan agar Allah memperkenalkan diri-Nya terlebih dahulu. Hal ini sejalan dengan prinsip Qur’ani:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ
Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah.” (QS. Muhammad [47]: 19)
Pengetahuan tentang Allah bukan sekadar konsepsi intelektual, melainkan pengenalan eksistensial yang menjadi fondasi semua bentuk keyakinan. Tanpa mengenal Allah, seluruh struktur iman akan kehilangan pijakan.
Ma‘rifat Rasul sebagai Perantara
Rasul adalah manifestasi kehendak Ilahi di tengah umat. Ia menjadi perantara epistemologis antara manusia dengan Tuhan, sebab hukum Allah dan pesan Ilahi hanya dapat diakses melalui kenabian. Karena itu, Imam menegaskan bahwa tidak mungkin mengenal hujjah (Imam) tanpa terlebih dahulu mengenal Rasul. Rasul adalah titik sambung antara langit dan bumi, sekaligus teladan konkret implementasi syariat.
Bersambung...

