Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Fatimah adalah Fatimah

0 Pendapat 00.0 / 5

Ketika Ali Syariati berbicara tentang Sayyidah Fatimah az-Zahra as dalam karya monumentalnya “Fatimah adalah Fatimah”, ia tidak sekadar menuliskankan seorang perempuan yang hidup di bawah bayang-bayang ayahnya, Rasulullah saw. Ia tidak menghadirkan Fatimah sebagai sosok ideal yang hanya dipuji dalam syair-syair, atau sekadar teladan domestik yang terbatas pada ruang keluarga. Bagi Syariati, Fatimah adalah sebuah kesadaran sejarah, sebuah pilihan, dan sebuah identitas perjuangan.

Fatimah tidak datang sebagai simbol kelembutan semata. Ia datang sebagai simbol perlawanan, suara yang bertahan ketika kebenaran mencoba dibungkam, dan sebagai penjelmaan paling murni dari Islam yang ingin ditegakkan Nabi Muhammad saw.

Fatimah, Putri Tunggal dari Revolusi Besar Islam

Syariati memulai dengan memandang sejarah Islam sebagai revolusi besar dalam tatanan sosial dan spiritual. Rasulullah membawa umat manusia dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya tauhid. Dalam gerakan besar ini, Sayyidah Fatimah tumbuh bukan sebagai “putri istana kenabian”, tetapi sebagai anak dari perjuangan, saksi mata dari penderitaan kaum tertindas.

Ia menyaksikan bagaimana para penguasa Quraisy menghina ayahnya, memboikot komunitas muslim di Syi’b Abu Thalib, hingga kelaparan dan kelelahan menempa setiap jiwa. Ketika banyak orang hanya melihat Nabi sebagai pemimpin suci, Sayyidah Fatimah melihat ayahnya sebagai manusia yang memikul beban sejarah.

Di situlah benih kesadaran perjuangan-nya lahir.

Bersambung...