Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tingkatan Jiwa Menurut Al-Qur’an (4)

0 Pendapat 00.0 / 5

4. Nafs al-Mulhamah 

Apabila manusia bersungguh-sungguh dalam mendidik dan menyucikan jiwanya, serta melalui perjuangan spiritual ia berhasil membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela dan menggantinya dengan sifat-sifat terpuji, serta menempatkan akal sebagai penguasanya, maka meskipun jiwa belum mencapai kesempurnaan akhirnya dan belum layak untuk merasakan kehadiran Allah Sang Kekasih, namun jiwa sudah layak untuk menerima ilham. 

Pada tahap ini, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga, jiwa bisa mendapatkan ilham, yang dengannya ia diberi pengetahuan tentang rahasia-rahasia alam. Atau setidaknya, ia diilhami untuk membedakan kebaikan dan keburukan, sehingga ia mengetahui kewajiban-kewajiban dirinya. Hal ini sangat penting, sebab di zaman ini salah satu persoalan tersulit bagi orang beriman adalah mengenali kewajiban mereka dengan tepat. 

Mencapai maqam ini adalah sesuatu yang mungkin, dan Al-Qur’an pun menegaskan hal ini, sebagaimana firman Allah: 

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا • فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا 

“Demi jiwa dan penyempurnaan (penciptaan)-nya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.” (QS. Asy-Syams: 7–8) 

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ 

“Bertakwalah kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarkan kepada kalian.” (QS. Al-Baqarah: 282) 

إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا 

“Jika kalian bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepada kalian furqan (pembeda antara yang benar dan yang salah).” (QS. Al-Anfal: 29)