Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Fatimah, Cahaya yang Tidak Pernah Padam

0 Pendapat 00.0 / 5

Hari-hari terakhir Fatimah bukan sekadar periode duka keluarga Nabi. Dalam pandangan Muthahhari, itulah saat ketika seorang perempuan berdiri untuk menyelamatkan risalah. Ia berdiri ketika para sahabat besar diam. Ia berbicara ketika politik menutupi kebenaran. Ia memilih luka daripada kompromi. Ia memilih maqam abadi daripada kenyamanan sesaat.

Fatimah pergi dalam keadaan terzalimi, tetapi kezaliman itu justru menjadikan suaranya abadi. Dan dalam kata-kata Muthahhari, Fatimah adalah perempuan yang tidak mati; ia hadir dalam setiap perjuangan menegakkan keadilan.