Nur Kejelitaan Sayyidah Fathimah as dalam Mendidik Kalbu di Alam Maya (2)
Fatimah juga mengajarkan keteguhan jiwa. Dalam dunia maya yang selalu berubah, beliau mendidik agar kita berprinsip, menjaga maruah, integritas, dan adab digital. Beliau mengingatkan bahwa kehormatan diri dan keluarga harus dijaga sebagaimana beliau menjaga kehormatan Nabi. Kecantikan rohani Fatimah bukan dari wajah atau pakaian, tetapi dari hati yang jernih, akhlak yang halus, sabar, ridha, ibadah yang tekun, kasih sayang, dan keheningan jiwa yang menenangkan orang di sekitarnya.
Akhlaknya tercermin dalam tutur kata yang menenangkan, suara yang lembut, sabar yang tidak meletup, dan kelembutan yang teguh. Ridha beliau dalam kesederhanaan rumah Madinah melapangkan jiwa seperti matahari yang terang, membentuk kecantikan rohani yang tak tergantikan. Ibadahnya bukan kewajiban semata, tetapi karena cinta kepada Allah, dan kasih sayangnya menyelimuti keluarga, tetangga, dan orang miskin dengan ketulusan. Keheningan jiwa beliau menjadi cahaya lembut yang membuka hati dan meredakan jiwa yang resah.
Kejelitaan Fatimah al-Zahra adalah cahaya kebersihan hati, cahaya sabar, cahaya ridha, cahaya ibadah, cahaya akhlak, cahaya kasih, dan cahaya yang mengantarkan manusia kepada Allah. Kecantikan ini bukan untuk dipandang, tetapi untuk diteladani. Sesiapa yang meniru akhlaknya akan memperoleh sebagian dari cahayanya.
Sebagai penutup dari materinya Prof. Saedah Siraj membacakan sebuah puisi
“Cahaya yang Menangis Dalam Diam”,
hati Fatimah tetap bercahaya
meski dunia sering menggelapkannya
Setiap kali kita menyebut namanya,
ada sesuatu dalam jiwa yang ingin menangis,
karena keindahan sejati lahir dari luka
yang diserahkan kepada Allah
Cahaya itu terus menunggu di ruang
paling sunyi dalam diri kita,

