Pemikiran dan Teladan Politik Sayyidah Fatimah Azzahra: Relevansi dan Inspirasi untuk Kehidupan Kontemporer” (2)
Metode ketiga: Khutbah atau orasi politik. Berorasi secara terbuka untuk menyampaikan kebenaran dan menekan ketidakadilan adalah metode lain yang diterapkan Sayyidah Fatimah. Hal ini juga terlihat pada perjuangan perempuan Palestina, yang menyampaikan protes mereka kepada dunia secara terbuka.
Metode keempat: Lobi dan konsultasi politik dari rumah ke rumah.Sayyidah Fatimah mendatangi rumah demi rumah untuk membangun kesadaran politik, mengupayakan perubahan, dan mempengaruhi opini masyarakat. Ini bisa disebut grassroots mobilization membangun kesadaran politik dari akar rumput. Contoh kontemporer, aktivis perempuan di Amerika Serikat dan Eropa mendatangi anggota parlemen secara langsung untuk mempertanyakan keputusan politik, seperti penjualan senjata ke Israel.
Metode kelima: Mogok bicara. Dalam sejarah tercatat bahwa Sayyidah Fatimah menolak berkomunikasi dengan penguasa yang melakukan kesalahan. Bahkan ketika menjelang wafat, beliau menolak dihadiri siapa pun selain keluarga terdekat. Ini adalah sikap politik tegas, menunjukkan bahwa kesalahan besar tidak boleh ditoleransi, dan pihak yang bersalah harus dihadapi dengan prinsip, bukan kompromi.
Dalam konteks hari ini, prinsip ini bisa diterapkan dengan tidak menerima normalisasi hubungan dengan pihak yang jelas-jelas melakukan kezaliman, misalnya terhadap Israel, dan menegaskan posisi tegas sampai pihak tersebut mengakui kesalahan.
Metode keenam: Revolusi dalam rumah tangga. Sayyidah Fatimah mengajarkan pendidikan politik kepada keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Setelah wafatnya Rasulullah, ketika ditengok kaum perempuan Muhajirin dan Ansar, beliau tidak sekadar menangis, tetapi menegur mereka agar berbicara dengan suami masing-masing mengenai ketidakadilan. Hari ini, kita bisa meneladani ini dengan menanamkan kesadaran politik di keluarga, menceritakan situasi global, dan menumbuhkan semangat perubahan di lingkungan terdekat.
Metode ketujuh: Wasiat politik.Menjelang wafat, Sayyidah Fatimah mewasiatkan agar pemakamannya dirahasiakan, supaya pihak-pihak yang berbuat zalim tidak bisa hadir. Ini bukan soal dendam pribadi, tetapi pesan politik yang mendalam: tidak mau dimanfaatkan, tetap menjaga integritas, dan menegaskan prinsip sampai akhir hayat. Contoh kontemporer, banyak pejuang Palestina dan jurnalis sudah menyiapkan wasiat mereka sebelum syahid, menunjukkan kesadaran dan kesiapan menghadapi kematian sambil mempertahankan prinsip perjuangan mereka.
Pelajaran yang bisa kita ambil adalah kita harus menjadi pribadi mandiri, berani, dan tidak mudah dimanfaatkan, menyuarakan kebenaran tanpa takut intimidasi, serta menyiapkan diri untuk meninggalkan pesan atau wasiat yang menjaga prinsip dan martabat.
Tujuh metode politik Sayyidah Fatimah ini mengajarkan kita keberanian, ketegasan, dan strategi dalam menghadapi ketidakadilan, baik di masa lalu maupun masa kini. Dari konfrontasi langsung hingga wasiat politik, dari revolusi rumah tangga hingga tangisan yang menyuarakan protes, semua metode itu tetap relevan. Perjuangan perempuan Palestina menunjukkan bahwa semangat ini hidup hingga hari ini: keberanian, ketabahan, dan prinsip tidak mengenal waktu maupun batas geografi.
Dengan meneladani Sayyidah Fatimah, kita belajar untuk menjadi pribadi yang berani, mandiri, dan siap berjuang untuk kebenaran, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, maupun dalam konteks politik global.

