Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tentang Dunia

0 Pendapat 00.0 / 5

Dalam khazanah Al-Qur’an dan hadis, pandangan tentang dunia sering tampak kontradiktif. Di satu sisi, dunia dipuji sebagai tempat yang baik dan penuh peluang bagi manusia; di sisi lain, ia dicela sebagai sumber kebinasaan dan tipu daya. Kontradiksi ini, jika dibaca secara parsial, dapat menimbulkan kesalahpahaman terhadap hakikat dunia. Namun, bila keduanya dipahami secara komplementer, akan tampak bahwa pandangan Islam terhadap dunia bersifat dialektis—yakni dunia bukan tujuan, melainkan sarana untuk mencapai kesempurnaan akhirat. 

Dunia sebagai Ladang Amal dan Medan Perdagangan Spiritual 

Pandangan pertama menempatkan dunia sebagai tempat yang baik dan bermanfaat, sebab di dalamnya manusia dapat menanam amal sebagai bekal untuk kehidupan abadi. Dalam sabda Rasulullah saw, “dunia disebut sebagai ladang bagi akhirat” [39]. Dalam khutbah para muttaqin, Imam Ali as bahkan menyebut dunia sebagai medan perdagangan yang menguntungkan yang dimudahkan Tuhan bagi orang beriman [40]. 

Ketika seseorang mencela dunia di hadapan beliau, Imam Ali as menjawab dengan penegasan spiritual yang mendalam:

“Wahai hamba dunia yang tertipu olehnya! Dunia adalah rumah kebenaran bagi orang yang bersikap jujur kepadanya; rumah keselamatan bagi orang yang memahaminya; rumah kecukupan bagi orang yang mengambil bekal darinya; dan rumah nasihat bagi orang yang mau menerima pelajaran. Dunia adalah masjid para kekasih Allah, tempat sujud para malaikat, tempat turunnya wahyu, dan pasar perdagangan para wali Allah.” [41] 

Dalam pandangan ini, dunia bukanlah entitas yang jahat atau menyesatkan. Ia merupakan medan ujian, tempat manusia menumbuhkan potensi spiritualnya melalui amal saleh, pengetahuan, dan pelayanan kepada sesama. Dunia menjadi “cermin” di mana manusia dapat menyaksikan keindahan dan kebesaran Sang Pencipta.