Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Langit Biru yang Terbelah

0 Pendapat 00.0 / 5

Segerombol burung merpati putih menerjang,

menembus biru langit yang terbelah.

Hari ini sang bidadari tanpa sayap tiba di tengah Arab 

sorak makhluk langit tak terelakkan.

 

Langit terbentang biru; ibunda berkabung kelabu.

Dengan harap dan cemas yang melilit telapak,

ia melangkah, memberitahukan: sebentar lagi sang bidadari hadir.

Namun wanita-Quraish berjiwa buta.

 

Tak ada sambut, tak ada kerumun;

Khadijah menunduk kelabu, hati remuk.

Lalu Tuhan menghibur: doa wanita agung.

Jawaban Ilahi melebihi sukacita; tangan-Nya lembut menyambut.

 

Percikan surga turun di tanah Arab yang gersang,

di kala tanah itu sering basah oleh darah.

Putri Rasul hadir memutus kebiadaban.

kaki mungilnya berlari kecil di rumah Khadijah.

 

Oh, pelara hati Rasul, sang ayah yang Agung

Oh, rumah tempat Ali kembali dari peperangan;

Oh, Ibunda Hasan dan Husein, pemimpin pemuda surga,

Oh, penopang harap umat..

 

Langit terhampar luas bak harapan umat

namun hanya sediki dari mereka menepati janji sang Ayah

Hidupnya dipenuhi dengan pengorbanan, tebentuk oleh perjuangan

Bidadari sayapnya patah, namun tetap terbang ke langit surga

 

Oh Sayidah Fatimah az-Zahra, manusia bidadari,

hari agung ini biarkan kami melantunkan syair;

shalawat dan salam terlantun tanpa henti,

berharap secercah syafaat kelak untuk kami.

 

Sekali lagi burung merpati terbang menyeruak ke atas,

dari bumbung emas ke makam yang tersembunyi.