Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Solusi Islam untuk Kebahagiaan Pemuda

1 Pendapat 05.0 / 5

Masa muda adalah tahun-tahun kehidupan yang penuh makna dan era keemasan manusia. Generasi muda merupakan aset besar bagi setiap negara dan kemajuan sebuah bangsa sangat bergantung pada potensi dan kekuatan mereka. Perputaran roda industri, eksplorasi sumber-sumber daya alam di perut bumi, pembangunan, pertahanan wilayah teritorial dan independensi, keamanan negara, dan juga berbagai inovasi dan penemuan di bidang teknologi dan seni, semua berjalan dengan mengandalkan kekuatan dan buah pikiran generasi muda.   

 

Dari sisi lain, generasi muda memiliki segudang kebutuhan dan masalah, di mana penanganan secara benar masalah-masalah tersebut akan berperan signifikan dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka. Agama Islam menilai masa muda sebagai era yang sensitif dan penentu bagi kepribadian manusia dan sebuah kesempatan emas bagi seseorang. Imam Ali as berkata, "Temukanlah masa muda sebelum masa tua dan masa sehat sebelum jatuh sakit."

 

Demi memanfaatkan masa muda secara benar, maka setiap individu membutuhkan seorang pembimbing dan pakar yang mengetahui jalan mana yang harus ditempuh agar tidak jatuh ke jurang kehancuran. Agama Islam memperkenalkan kitab suci al-Quran serta hadis Nabi Saw dan Ahlul Bait as sebagai guru ideal. Al-Quran menyebut masa muda sebagai fase kekuatan dan keperkasaan manusia. Dalam surat ar-Rum ayat 54, Allah Swt berfirman, "Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban."

 

Generasi muda memiliki fitrah yang suci dan menerima sesuatu yang suci serta mengamalkan nilai-nilai kesucian. Rasul Saw di awal dakwahnya menarik kaum muda karena ucapan-ucapan hikmah beliau akan berbekas di hati mereka. Rasul Saw bersabda, "Saya mewasiatkan kalian untuk berbuat baik dengan generasi muda, sebab mereka memiliki hati yang lembut dan lebih siap menerima keutamaan…"

 

Islam menyusun sebuah formula dunia-akhirat bagi seorang pemuda dalam tiga ketegori yaitu akidah, akhlak, dan hukum. Agama langit ini menjabarkan tugas-tugas pokok baik duniawi maupun ukhrawi bagi generasi muda dan remaja. Salah satu poros penting usulan Islam kepada generasi muda adalah menimba ilmu pengetahuan. Islam menaruh perhatian besar terhadap masalah pendidikan dan sains, di mana ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah Saw adalah perintah untuk membaca dan menimba ilmu. Dalam surat al-'Alaq ayat 1-5, Allah Swt berfirman, "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

 

 

Para imam maksum as juga menaruh perhatian khusus untuk dunia pendidikan dan Rasul Saw mewajibkan setiap Muslim untuk menuntut ilmu serta menyebut para pelajar sebagai pejuang di jalan Allah Swt. Beliau bersabda, "Barang siapa yang meninggal di jalan menuntut ilmu, maka ia mati syahid." Era yang penuh energik untuk menuntut ilmu adalah usia muda dan masa remaja, sebagian besar perhatian al-Quran dan Ahlul Bait as juga tertuju pada generasi muda. Rasul Saw bersabda, "Belajar di masa muda bagai mengukir di atas batu dan di masa tua seperti mengukir di atas tanah, di mana akan cepat sirna."

 

Oleh karena itu, generasi muda harus memperkaya diri dengan ilmu dengan memperhatikan landasan-landasan agama. Mereka harus mengejar ketertinggalan umat Islam di bidang sains dan teknologi sebagai akibat dari arogansi dinasti penguasa dan konspirasi musuh.

 

Solusi lain Islam untuk kebahagiaan dan kemajuan generasi muda adalah usaha dan kerja keras. Pemuda harus mengoptimalkan seluruh potensinya untuk meraih berbagai kemajuan dan cita-cita. Al-Quran menyarankan manusia untuk secara benar menggunakan potensi dan kemampuannya. Dalam surat al-Muzzammil ayat 20, Allah Swt berfirman, "… dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah, dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah." Imam Ali as mewasiatkan generasi muda untuk bekerja keras dan berkata, "Janganlah engkau lupa terhadap kesehatan, kekuatan, waktu luang, masa muda, keceriaan, dan kecukupan. Raihlah keberuntungan di dunia dengan memanfaatkan hal itu dan gunakanlah aset besar itu untuk keuntungan akhiratmu."

 

Generasi muda dapat melipatgandakan usahanya di setiap disiplin ilmu pengetahuan sehingga bisa mencapai kesejahteraan kehidupan di dunia dan ketenangan abadi di akhirat. Imam Muhammad al-Baqir as dalam doanya berkata, "Ya Allah, jadikanlah kesejahteraan dalam hidupku sehingga dengannya aku mampu menaati dan menghambakan diri kepada Engkau."

 

Solusi lain Islam untuk memperbaiki kondisi individual dan sosial serta keselamatan generasi muda adalah menjauhi hawa nafsu dan godaan syahwat. Salah satu naluri utama manusia adalah naluri kebinatangan, di mana akan mencapai puncaknya pada masa muda, dan mengikuti hawa nafsu akan menjadi hambatan besar untuk kemajuan seorang pemuda. Islam menawarkan sebuah solusi rasional untuk menyalurkan kebutuhan-kebutuhan biologis yaitu dengan menikah dan membentuk rumah tangga.

 

Pernikahan merupakan salah satu poros yang paling dicintai oleh Allah Swt dan termasuk sunnah yang ditekankan oleh Rasulullah Saw. Dengan cara ini, seseorang dapat menjaga setengah dari agamanya. Al-Quran memerintahkan manusia untuk menikah sebagaimana dalam surat an-Nur ayat 32, Allah Swt berfirman, "Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui."

 

Allah Swt secara tegas menjamin masalah finansial dan ekonomi keluarga dan generasi muda tidak boleh menolak pernikahan hanya karena takut miskin. Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Rezeki ada bersama istri dan anak." Jelas bahwa generasi muda membutuhkan ketenangan jiwa dan pemikiran untuk bisa menapaki kemajuan, dan ketenangan itu dapat diraih bersama bahtera pernikahan. Selain itu, pernikahan merupakan tahap pertama untuk keluar dari kesendirian dan mengembangkan kepribadian manusia.

 

Pernikahan akan meningkatkan derajat sosial seseorang dan membawa berkah-berkah lain seperti mempertahankan dan memperkuat iman dan spiritualitas, menjaga diri dari penyimpangan moral, serta menstabilkan penyakit-penyakit mental dan lain-lain. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam sebuah arahannya kepada generasi muda, berkata, "Ada tiga pekerjaan wajib bagi seorang pemuda yaitu, menimba ilmu, mensucikan diri, dan berolahraga. Dengan cara itu, manusia akan selamat dari hempasan badai gelombang samudera dan akan sampai pada pantai kebahagiaan dan iman."

 

Ayatullah Khamenei menekankan agar generasi muda menjalin interaksi dengan Tuhan, menunaikan shalat dengan khusyu', memperdalam akidah, membiasakan diri pada perbuatan dan sikap baik, menghormati ayah dan ibu serta menaati perintah mereka, giat di bidang pendidikan, memperkuat kekuatan pemikiran, dan berolahraga. Beliau berkata, "Masa muda – sebagai salah satu era keemasan kehidupan manusia – selain untuk membentuk kepribadian kemanusiaan yang benar, juga merupakan bekal untuk kehidupan setelah kematian dan kehidupan yang sesungguhnya."

 

Generasi muda – dengan memanfaatkan formula yang ditawarkan oleh Islam seperti menimba ilmu, bekerja keras, berolahraga, mensucikan diri, dan juga membentuk rumah tangga – dapat membentengi diri dari kerusakan-kerusakan sosial di era modern dan menapaki jalan kebahagiaan dengan penuh semangat dan kesehatan.