Agama & Aliran
Bukti Praktik Tawassul Imam Ali dan Abu Bakar kepada Rasulullah yang Telah Wafat
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Moh Ibrahim
- Sumber:
- muslimmenjawab
Dengan demikian, tawassul bukanlah praktik yang kontroversial atau dipertentangkan. Sebaliknya, ia merupakan sebuah tradisi yang memiliki dasar kuat dalam praktik dan keyakinan kaum Muslimin. Dengan mempertimbangkan praktik tawassul oleh tokoh-tokoh besar ini, kita dapat menemukan landasan keabsahan dan keutamaan dalam amalan ini.
Tidak Bidah, Allah Ajarkan Nabi Adam Bertawasul Kepada Muhammad Saw dan Ahlulbaitnya
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Moh Ibrahim
- Sumber:
- muslimmenjawab
Dari hadis ini, kita dapat memahami bahwa praktik tawasul bukanlah sesuatu yang terlarang dalam Islam. Sebaliknya, tawasul diakui sebagai bentuk ibadah yang dibenarkan oleh ajaran agama. Namun, kelompok Wahabi memiliki perbedaan pandangan dari kebanyakan kaum muslimin, yaitu tidak meyakini praktikal sarana ibadah ini.
Islam Syiah Nusantara, Bahasa Persia dan Muharram (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- MM
“Setelah menyaksikan acara takziah dan arak-arakan tabut dan nakhl di Tehran dan Yazd d Iran, serta di Pariaman dan Bengkulu di Indonesia, penelitian atasnya sampai pada satu kesimpulan bahwa peringatan Muharam di kedua negri banyak kesamaanya. Baik pada pembagian tahapan- baik di Yazd dan di Pariaman serta Bengkulu semua itu sangat mirip.“ (Iqbal; 189)
Masukanya Islam dan Budaya Syiah di Nusantara (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- MM
Buku-buku cerita sehari-hari masyarakat seperti Eskandar Nameh, Hikayat Amir Hamzah dan Hikayat Muhammad Hanafiah telah sepenuhnya diterjemahkan dari bahasa Persia ke dalam bahasa Indonesia. Karya-karya ini menunjukkan interaksi yang kuat antara sastra Persia dengan sastra Indonesia.
Islam Syiah Nusantara, Bahasa Persia dan Muharram (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- MM
Terdapat bukti pengaruh bahasa Persia dalam kosakata Bahasa Melayu dan Bahasa Nusantara dan beberapa aspek tata bahasan memberi indikasi pengaruh tidak langsung bahasa Persia terhadap kosakata yang sebenarnya berasal dari bahasa Arab, Turki, dan Sansekerta.
Masuknya Islam dan Budaya Syiah di Nusantara (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- MM
Sejak kapan Syiah masuk Indonesia ?. Pertanyaan ini biasanya dijawab dengan memaparkan fakta-fakta budaya yang berkelindan dengan sejarah, perdagangan, politik dan teologi syiah. Artikel ini akan memaparkan pendapat para pakar sejauh bukti-bukti yang mereka temukan.
Wahabi Peringati Perayaan Pekan Muhammad bin Abdul Wahhab dan Seratus Tahun Kerajaan Arab Saudi
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab
Hal yang mengherankan ialah ketika mereka (Wahabi) membolehkan peringatan perayaan pekan Muhammad bin Abdul Wahhab yang berisi pujian terhadap pendiri Wahabi tersebut, namun kenapa peringatan maulid Nabi Saw yang di isi dengan salawat serta pujian terhadap Nabi Saw mereka Bid’ah dan sesatkan? Bukankah Nabi Saw orang yang paling agung dan paling Sempurna? Mereka (Wahabi) mengadakan perayaan peringatan seratus tahun Kerajaan Arab Saudi sebagai penghargaan atas Raja Saudi yang berjuang mendirikan kerajaan, namun mereka membid’ahkan perayaan yang mengingatkan kita pada perjuangan Nabi Saw dalam menegakkan agama Islam.
Wahabi: Tawassul dengan Kemuliaan Nabi Saw Bid’ah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab
Fatwa di atas menjelaskan bahwa menurut kelompok Wahabi, tawassul melalui Nabi Saw atau haqnya termasuk bid’ah dan tidak disyariatkan dalam Islam. Adapun jawaban atau bantahan terhadap amalan-amalan yang dianggap bid’ah oleh kelompok Wahabi, seperti yang sudah ditulis dalam tulisan-tulisan sebelumnya, akan dibahas di pembahasan selanjutnya, Insya Allah.
Fatwa Aneh Wahabi: Membaca Al-Qur’an Berjamaah Bid’ah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Gorlami
- Sumber:
- muslimmenjawab
Akan tetapi ada sekelompok muslimin yang merasa paling berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah saw., memiliki fatwa yang menyatakan bahwa membaca Al-Qur’an berjama’ah dikategorikan sebagai bid’ah. Fatwa ini tertera dalam buku rujukan fatwa wahabi, yaitu Fatawa al-lajnah al-daimah lilbuhuts al-ilmiah wa al-ifta’, jilid dua, halaman 342.
Wahabi: Membaca Al-Quran untuk Mayyit adalah Bid’ah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab
Soal: apa hukum membaca surat Yasin untuk orang-orang yang sudah meninggal dengan niat sampainya pahala pada mereka, dan apakah hal tersebut disyariatkan, jika demikian, apa dalil atas hal tersebut? Jawab: membaca Al-Quran dengan niat sampainya pahala untuk orang-orang yang sudah meninggal adalah bid’ah. karena tidak ada dalil atas hal tersebut. Adapun hadis lemah perihal membaca surat Yasin ketika datang ajal, tidak bisa dijadikan hujjah, maka tidak boleh melakukan hal tersebut.
Wahabi: Berdoa atau Membaca Al-Quran Bersama-sama Setelah Salat adalah Bid’ah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab
Soal: kami orang-orang Maroko terbiasa membaca Al-Quran bersama-sama di pagi dan sore hari setelah salat subuh dan magrib. Dan disini ada yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah bid’ah. Jawab: Komitmen membaca Al-Quran bersama-sama dengan satu suara setelah setiap salat Subuh dan Magrib atau selain keduanya adalah bid’ah. begitu juga dengan berdoa bersama-sama setelah salat.
Wahabi: Memulai Seminar dan Pidato dengan Al-Qur’an tidak Diperbolehkan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Gorlami
- Sumber:
- muslimmenjawab
“Jika pidato atau ceramah dan seminar-seminar berisikan sebuah tema tertentu, dan seseorang hendak membaca sesuatu dari Al-Qur’an yang berkaitan dengan tema tersebut sebagai pembukaannya, maka hal ini tidak menjadi masalah. Akan tetapi, selalu membuka seminar-seminar dan pidato atau ceramah dengan ayat-ayat Al-Qur’an seolah-olah hal tersebut adalah sebuah sunnah yang disyariatkan dalam agama, maka hal ini tidak boleh.
Syaikh Al-Utsaimin: Tabaruk dan Memegang Kain Ka’bah Bid’ah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Adinata Prakoso
- Sumber:
- muslimmenjawab
Kita masih di dalam pembahasan kelompok Wahabi. Seringkali kita menemukan kelompok ini membid’ahkan sesuatu, atau keyakian-keyakian mereka yang bertolak belakang dengan ummat muslim lainnya. Seperti di pembahasan sebelumnya, penulis menjelaskan bahwa mereka membid’ahkan peringatan Maulid Nabi Saw, perayaan ulang tahun, dan lain-lain. Fakta lain yang kami temukan, mereka juga membid’ahkan tabaruk atau ngalap berkah. Dan Mereka secara keras mengingkarinya.
Syaikh Al-Ustaimin: Majelis untuk Keluarga Jenazah Bid’ah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Gorlami
- Sumber:
- muslimmenjawab
Ia juga menambahkan dalam buku tersebut selayaknya seseorang tidak menunggu orang yang hadir untuk berbelasungkawa dengan berkata: “dan selayaknya orang yang tertimpa musibah tidak duduk dan menunggu atau berharap orang-orang datang untuk berbelasungkawa.”
Wahabi Bid’ahkan Perayaan Ulang Tahun Anak
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Gorlami
- Sumber:
- muslimmenjawab
Inilah bukti bahwa kaum wahabi telah menolak dan membid’ahkan perayaan ulang tahun untuk anak-anak, dan mengaggap orang-orang yang melakukan hal ini berada dalam kesesatan, sesuai dengan kalimat andalan mereka, yaitu, seluruh bid’ah adalah sesat, dan seluruh kesesatan ada di neraka.
Bin Baz: Maulid Nabi Saw Bid’ah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab
Dalam kitab Majmu’ Fatawa wa Maqolat Mutanawi’ah, bin Baz menfatwakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw atau selainnya adalah bid’ah dan tidak boleh dilakukan, karena peringatan seperti itu menurutnya tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah Saw, oleh sahabat, bahkan para tabiin yang mengikuti mereka.
Dalil Bahwa Hisyam bin Al-Hakam Bukanlah Penganut Tajsim
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab
Sebelumnya para penulis telah membahas riwayat-riwayat mengenai Hisyam bin Al-Hakam yang diindikasikan sebagai penganut tajsim. Di samping itu riwayat-riwayat tersebut termasuk riwayat yang lemah serta tidak bisa dijadikan sandaran.
Mengkaji Riwayat Hisyam bin Al-Hakam yang Mengindikasikan Tajsim
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
- Sumber:
- muslimmenjawab
Sehingga terdapat kemungkinan bahwa yang ditulis imam As dalam riwayat tersebut, (ليس القول ما قاله الهشامان) bermakna, perkataan yang engkau ceritakan wahai perawi bukanlah perkataan dua Hisyam. Bagaimanapun, riwayat ini lemah, dan tidak bisa dijadikan dalil bahwa Hisyam adalah penganut Tajsim.
Hisyam dalam Catatan Ulama Rijal
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Saleh
- Sumber:
- muslimmenjawab
Sayid al-Khui (1317-1413 H): “Sungguh saya tidak mengira-gira (yakin) riwayat-riwayat yang menunjukkan bahwasannya Hisyam pernah berbicara hal-hal yang berbau Tajsim, semua riwayat tersebut adalah buatan, dan penisbahan ini telah lahir dari hasud (kedengkian), sebagaimana yang diarahkan oleh riwayat al-Kessyi sebelumnya dengan sanad dari Sulaiman bin Jafar al-Jafari, berkata: Aku bertanya pada Abul Hasan al-Ridha As tentang Hisyam, beliau menjawab: Ia (Hisyam) adalah seorang hamba yang memberi nasihat dan disakiti oleh sahabat-sahabatnya karena kedengkian mereka terhadapnya.”
Hisyam dalam Kacamata Sejarawan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Saleh
- Sumber:
- muslimmenjawab
Oleh sebab itu, menurut hemat penulis dalam hal ini, al-Syahrastani sendiri tidak terlihat menghukumi sosok Hisyam bin al-Hakam sebagai penganut Tajsim atau Tasybih. Namun yang tampak dalam catatannya tersebut lebih mengarah pada pernyataan dan gambaran beberapa tokoh terhadap Hisyam yang kemudian dia benturkan dengan nukilan tentang metode debat Hisyam.