Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Agama & Aliran

Membongkar Logika Hasan Al-Yamani

Membongkar Logika Hasan Al-Yamani

Setelah membaca pernyataan Ahmad Hasan al-Yamani  terkait Injil Barnabas tersebut, ada sesuatu yang tak make sense dengan akal sehat kita. Kita mendapati adanya kontradiksi dalam pemikirannya. Kejadian ini menambah keyakinan kita akan ketidaklayakannya ia menjadi seorang pemimpin, apalagi mengaku sebagai utusan Al-Mahdi atau Al-Mahdi itu sendiri.

Baca Yang lain

Pemerintahan Ahmadi dalam Khutbah Al-Bayan

Pemerintahan Ahmadi dalam Khutbah Al-Bayan …Dari Abi Bashir, dari Abu Abdillah As, ia berkata: Aku bertanya padanya tentang al-Qaim. Imam As berkata: mereka yang telah menentukan waktu (munculnya al-Qaim) telah berbohong. Sesungguhnya kami Ahlul Bait tidak menentukan waktu.

Baca Yang lain

Serampangan, Sekte Al-Yamani Mengajukan Hadits yang Tidak Berhubungan Sebagai Dalil

Serampangan, Sekte Al-Yamani Mengajukan Hadits yang Tidak Berhubungan Sebagai Dalil Berbekal dua alasan di atas dapat dipahami bahwa Ahmad yang dari Bashrah adalah Ahmad bin Mulih. Dengan demikian hadits yang disebutkan oleh kelompok al-Yamani, tidak ada hubungannya dengan pemimpin mereka. Sebab bapaknya adalah Ismail bukan Mulih.

Baca Yang lain

Pemaksaan Dalil Sekte al-Yamani

Pemaksaan Dalil Sekte al-Yamani Mengingat banyaknya kesalahan dan kerancuan pada argumentasi yang diajukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembenaran sosok Ahmad Hasan Bashri dengan kutipan pernyataan di atas merupakan kesalahan fatal yang tidak dapat diterima.

Baca Yang lain

Syubhat Para Mahdi dalam Kitab Fiqh Ar-Ridho

Syubhat Para Mahdi dalam Kitab Fiqh Ar-Ridho …Dari Abi Bashir ia berkata pada Imam Shadiq as, Wahai Putra Rasulullah Saw, aku mendengar ayahmu As berkata, setelah Al-Qaim ada dua belas Mahdi. Imam Berkata, ayahku hanya mengatakan dua belas Mahdi , ia tidak mengatakan dua belas imam, mereka (Mahdiyin) merupakan kaum dari Syiah kami yang mengajak manusia pada kepemimpinan kami dan ma’rifah kebenaran kami.

Baca Yang lain

Pandangan Ulama Terhadap Hadis Wasiat

Pandangan Ulama Terhadap Hadis Wasiat Demikianlah terlihat bahwa hadis wasiat ini dalam kaca mata ulama tidak memiliki kekuatan jika dibandingkan dengan riwayat 12 imam yang muktabar dan menjadi asas keyakinan atau akidah Islam. Belum lagi ditambah dengan isi atau kandungannya yang menuai berbagai kritikan ilmiah, sehingga dalam hal ini hadis tersebut tidak bisa kita terima atau bahkan dijadikan dalil.

Baca Yang lain

Terdapat Kontradiksi di dalam Matan Hadits Wasiat, Dalil Sekte al-Yamani Tertolak

Terdapat Kontradiksi di dalam Matan Hadits Wasiat, Dalil Sekte al-Yamani Tertolak Kontradiksi yang dimaksud adalah, penggalan yang memuat tentang nama-nama Imam Ali As di langit. Di mana di dalam hadits tersebut dinyatakan bahwa beliau memiliki beberapa nama khusus yang tidak akan diberikan kepada selainnya; dalam artian bahwa nama itu hanya untuk beliau dan orang lain tidak berhak mendapat gelar tesebut karena itu merupakan pemberian langsung dari Allah Swt. Dan salah satu nama khusus yang disebutkan adalah al-Mahdi.

Baca Yang lain

Mengkritisi ‘Klaim’ Ahmad Hasan Al-Yamani (Bag. 2)

Mengkritisi ‘Klaim’ Ahmad Hasan Al-Yamani (Bag. 2) Mutawatir maknawi adalah sebuh riwayat yang memiliki kandungan dengan kata-kata dan ungkapan yang berbeda-beda.  Sementara, Mutawatir Lafdzi adalah sebuah riwayat yang memiliki dengan kata-kata dan kalimat yang memiliki kesamaan.

Baca Yang lain

Kedhaifan Rawi Hadits Wasiat Yang Menjadi Dalil Sekte al-Yamani

Kedhaifan Rawi Hadits Wasiat Yang Menjadi Dalil Sekte al-Yamani Pernyataan di dalam kitab rijal di atas menjadi bukti bahwa hadits wasiat yang dijadikan landasan sekte al-Yamani merupakan hadits daif karena salah seorang perawinya merupakan rawi yang sangat lemah yang tidak pantas untuk dilihat dan diikuti riwayat-riwayatnya.

Baca Yang lain

Syubhat Indikasi Keshahihan Hadis Wasiat al-Yamani

Syubhat Indikasi Keshahihan Hadis Wasiat al-Yamani Adapun dalam hadis wasiat Ahmad Hasan Bashri tidak ditemukan dalam matannya perihal kesaksian dua orang adil. Sedangkan riwayat yang ada dalam kitab Salim bin Qais disebutkan disitu ada tiga Sahabat Rasulullah Saw yang menjadi saksi ketika Rasulullah Saw memberikan wasiat.

Baca Yang lain

Menelisik Sisi Shudur (Muncul dari Maksum) Hadis Wasiat

Menelisik Sisi Shudur (Muncul dari Maksum) Hadis Wasiat Kelima, Tawatur Maknawi yang didakwakan oleh pengikut Ahmad Bashri berkenaan dengan hadis wasiat ini tidak dapat dipertahankan. Sebab selain tidak memiliki sanad, baik itu hadis yang secara utuh menyerupainya ataupun hadis-hadis berbeda yang memiliki kesesuaian kandungannya dengan hadis wasiat, juga diakui kelangkaan dan sedikit jumlahnya oleh para ulama. Sehingga hadis tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai hadis yang mutawatir maknanya. Lain halnya jika yang dimaksud adalah terkait 12 imam setelah nabi Muhammad Saw, atau tentang imam Mahdi, maka ini yang dapat kita temukan dengan berbagai periwayatan dan sanad yang ada.

Baca Yang lain

Mengkritisi ‘Klaim’ Ahmad Hasan Al-Yamani (Bag. 1)

Mengkritisi ‘Klaim’ Ahmad Hasan Al-Yamani (Bag. 1) Allamah Ali bin Yunus Bayadi Amuli berkata, “Riwayat 12 Imam Mahdi setelah 12 Imam adalah bagia dari riwayat yang syadz (langka). Dan riwayat ini bertentengan dengan seluruh riwayat senada yang shahih dan mutawatir. Maka, sesuai dengan riwayat tersebut, setelah pemerintahan Al-Mahdi, tidak akan ada pemerintahan yang lain.”

Baca Yang lain

Kesalahan Fatal Ahmad Hasan Bashri dalam Berargumentasi

Kesalahan Fatal Ahmad Hasan Bashri dalam Berargumentasi Termasuk Ahmad Hasan Bashri, ia lupa jika di dalam riwayat tersebut dinyatakan bahwa washi Imam Mahdi dilantik ketika imam Mahdi telah wafat, sedangkan Ahmad Hasan memproklamirkan dirinya sebagai washinya sementara beliau belum wafat. Bahkan belum muncul dari kegaibannya dalam keyakinan Syiah atau belum lahir dalam keyakinan Ahlussunnah.

Baca Yang lain

Aliran al-Yamani dan Klaim Ahmad al-Hasan

Aliran al-Yamani dan Klaim Ahmad al-Hasan Jadi, sesiapa yang mengaku Imam, khalifah, wali, atau kedudukan lainnya secara batil dan tidak benar, maka dia telah berdusta pada Allah Swt sesuai dengan ayat tersebut. Dan itu berlaku walaupun ia merupakan keturunan Fathimah atau Ali as. Adapaun pembahasan lebih jauh tentang syubhat-syubhat lainnya yang berkaitan dengan al-Yamani, insya Allah akan dikupas pada pembahasan-pembahasan selanjutnya.

Baca Yang lain

Nilai Perbuatan Baik Non-Muslim di Hadapan Allah (Bagian Akhir)

Nilai Perbuatan Baik Non-Muslim di Hadapan Allah (Bagian Akhir) Niat adalah ruh suatu perbuatan. Kalau badan manusia menjadi mulia karena adanya ruh, begitu pula hubungan niat dengan amalnya. Apa yang menjadi ruh bagi perbuatan itu? Ruhnya adalah ikhlas. Allah Swt. berfirman di dalam Alquran, “Tidaklah mereka diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan keikhlasan kepada-Nya.” (QS. al-Bayyinah: 5)

Baca Yang lain

Nilai Perbuatan Non-Muslim di Hadapan Allah (Bag 3)

Nilai Perbuatan Non-Muslim di Hadapan Allah (Bag 3) Adalah jelas bahwa saya menyebut Descrates sekadar sebagai contoh, dan ini tidak berarti bahwa saya membatalkan prinsip yang telah saya jelaskan sebelumnya, yaitu bahwa kita tidak bisa memastikan pandangan mengenai seseorang. Dengan menampilkan Descartes sebagai contoh, saya bermaksud mengatakan bahwa seandainya ucapan dan sikap taslim Descartes itu benar seperti yang dikatakannya dan dia telah mengerahkan segenap usahanya, tetapi hasilnya tidak lebih dari yang dikatakannya itu, dia dipandang sebagai seorang “Muslim fitri”.

Baca Yang lain

Nilai Perbuatan Non-Muslim di Hadapan Tuhan (bag 2)

Nilai Perbuatan Non-Muslim di Hadapan Tuhan (bag 2) Alquran membangun perspektifnya di atas dasar yang istimewa. Ketika manusia mengetahuinya, dia akan dipaksa mengakui bahwa satu-satunya pemecahan yaitu yang diberikan oleh Alquran itu, sehingga kita semakin yakin terhadapnya dan menyadari bahwa pengetahuan luhur ini bukanlah berasal dari manusia, melainkan pengetahuan yang memiliki asal-usul samawi.

Baca Yang lain

Mencari Islam yang Menjadi Rahmat bagi Sekalian Alam

Mencari Islam yang Menjadi Rahmat bagi Sekalian Alam Hujan kadang menjadi rahmat, kadang menjadi bencana. Kekayaan kadang menjadi rahmat, kadang menjadi bencana. Anak atau keturunan kadang menjadi rahmat, kadang menjadi bencana. Sebagaimana halnya kunci, bisa dipakai untuk membuka pintu, dan juga bisa dipakai untuk menguncinya. Jika hampir semua hal lainnya memiliki dua kemungkinan, Nabi Muhammad saw tidak memiliki kemungkinan lain, selain menjadi rahmat bagi sekalian alam.

Baca Yang lain

Hikmah Mengucapkan Selamat Natal

Hikmah Mengucapkan Selamat Natal Ya, namun tetap saja Quraish Shihab dalam video di Youtube tersebut memberi kesimpulan bahwasannya bagi mereka yang merasa dengan mengucapkan Selamat Natal akidahnya berubah dalam artian keimanannya menjadi goyah maka jangan mengucapkan. Namun bagi mereka yang mengucapkan sebagai bentuk menjalin hubungan harmonis kepada sesama maka silakan mengucapkanya. Karena kita menghormati dan menghargai perbedaan, dengannya kehidupan ini akan menjadi indah, rukun, harmonis, dan damai.

Baca Yang lain

Selamat Atas Kelahiran Almasih

Selamat Atas Kelahiran Almasih Mengucapkan selamat atas hari kelahiran seseorang, apalagi manusia agung, tak perlu tanggal khusus atau tanggal yang sesuai tanggal kelahirannya. Tapi, bersama-sama merayakannya tentu lebih bergaung. Nabi SAW dirayakan kelahirannya alias maulidan setiap saat. Merayakan kelahirannya adalah cara beradab dalam berterima kasih atas anugerah petunjuk yang disebarkannya.

Baca Yang lain