Imam Ali as
Imam Ali as & Tafsir Akal Perempuan dalam Nahjul Balagah(2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Euis Daryati, MA
Namun, masih ada pendapat lain tentang hadis ini. Di antaranya mengatakan bahwa akal manusia dilihat dari fungsinya terbagi atas dua; ‘akal teoritis’ yang berfungsi sebagai sumber proses berpikir dan berargumen. Dan, ‘akal praktis’ yang dengannya manusia dapat menerima setiap konsep sehingga dapat diaplikasikan dalam perilaku.
Imam Ali as & Tafsir Akal Perempuan dalam Nahjul Balagah(1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Euis Daryati, MA
Terdapat ucapan Imam Ali as yang secara kasat mata oleh para pembela perempuan dianggap merendahkan perempuan. Ucapan tersebut dinukil dalam Nahjul Balagah yang dalam keterangannya disebutkan bahwa ucapan tersebut disampaikan setelah Perang Jamal, perang Imam Ali Bersama pasukan yang dipimpin oleh Ummul Mukminin Aisyah yang menunggangi onta.
Imam Ali Setelah Ditebas Pedang
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Irib Indonesia
Sebuah riwayat yang indah maktub dalam buku Nahjul Balaghah. Dikatakan bahwa Imam Ali as setelah diserang oleh Ibnu Muljam yang dikutuk, menasihati anak-anaknya, Imam Hasan as dan Imam Husein as, “Aku mewasiatkan kepada kalian berdua dan semua anak, istri, dan kepada siapa yang sampai pesanku ini agar bertakwa kepada Allah dan disiplin dalam urusan kalian.”
Pemerintahan Islam Menurut Surat Imam Ali kepada Malik Ashtar Nakhai
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Pengaturan pemerintahan Islam tidak hanya memperhatikan aspek politik semata, tetapi juga memberikan perhatian yang besar terhadap dimensi moral, sosial, dan politik. Dalam suratnya kepada Malik Ashtar Nakhai, seorang gubernur Mesir pada masa itu, Imam Ali bin Abi Thalib memberikan nasihat yang luar biasa pentingnya yang mencerminkan ciri-ciri utama dari pemerintahan Islam, hak-hak warga negara, serta hubungan yang harus dijaga antara pemerintah dan rakyatnya.
Mengenang Kesyahidan Imam Ali bin Abi Thalib: Teladan Kehidupan dan Pengabdian
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc jakarta
Pada tanggal 19 Ramadan 40 H, umat Islam berduka atas kepergian salah satu tokoh terbesar dalam sejarah Islam, Imam Ali bin Abi Thalib. Kepergian beliau bukan hanya meninggalkan kesedihan mendalam, tetapi juga meninggalkan warisan nilai-nilai luhur dan pengabdian yang patut untuk dijadikan teladan.
21 Ramadan: Syahid Imam Ali as.
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Rasul Jakfarian
Pada tanggal 19 Ramadan 40 H, di saat fajar menjelang, Imam Ali a.s. dilukai oleh lelaki paling gelap hatinya di dunia bernama Abdurrahman bin Muljam Muradi yang akhirnya mengatarkan beliau pada kesyahidan pada tiga hari kemudian yaitu pada tanggal 21 Ramadan 40 H. Abdurrahman membubuhi pedangnya dengan racun lalu menyerang kepala Imam Ali. Berdasarkan riwayat, pada malam pembunuhan itu, lbnu Muljam ada di rumah Asy’ats bin Qais. (Maqtal al-Imam Amir al-Mu’minin, hal.36)
Sebelum Imam Ali Gugur Syahid
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Sayyid Mahdi Ayatullahi
Di hari ke-19 Bulan Ramadhan yang diberkahi tahun ke-40 Hijriah, Ibnu Muljam menjalankan aksi kejahatannya. Imam Ali as melaksanakan salat Subuh bersama orang-orang beriman di Masjid Kufah, dan Ibnu Muljam menyelinap secara sembunyi-sembunyi. Selanjutnya ia mendekati Imam Ali as yang sedang sujud.
La Fataa Illa ‘Ali
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- syiahpedia
La Fataa Illa ‘Ali (bahasa Arab:لا فَتَى إلاّ عَلي) Kalimat tersebut merupakan seruan langit yang diserukan oleh salah satu malaikat untuk menjelaskan keagungan Ali bin Abi Thalib as.[1] Berdasarkan berbagai riwayat yang dinukil dari Syi’ah dan Sunni, (panggilan tersebut) dikumandangkan ketika Imam Ali bin Abi Thalib as sedang melindungi Rasulullah saw di perang Uhud, kemudian sebuah seruan langit terdengar, لا سَیفَ اِلاّ ذُوالفَقار و لا فَتی اِلاّ علي
Ramadhan: Ajaran dan Inspirasi dari Imam Ali ibn Abi Talib
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan spiritualitas dalam agama Islam, merupakan waktu yang istimewa di mana umat Muslim berpuasa, beribadah, dan merenungkan ajaran Allah SWT. Namun, Ramadhan bukan sekadar tentang menahan lapar dan haus; ini juga merupakan kesempatan untuk mendalami nilai-nilai moral dan spiritual yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad SAW dan Ahlulbaitnya. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi pandangan dan ajaran yang diwariskan oleh Imam Ali ibn Abi Talib, yang memperkaya pemahaman kita tentang makna dan tujuan Ramadhan.
Keagungan Imam Ali bin Abi Thalib as yang Sulit Terselami
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Euis Daryati, MA
Keilmuan Imam Ali as juga dapat kita lihat dari kumpulan khutbah, surat dan hikmah Imam Ali as yang terkumpul dalam Nahjul Balaghah. Nahjul Balaghah dari sisi tata Bahasa yang sangat fasih juga makna dan kandungannya yang sangat luar biasa.
Imam Ali bin Abi Thalib as. Sosok Agung yang Sulit Terselami Keagungannya
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Euis Daryati
Rasulullah Saw, “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya, barangsiapa yang ingin mendatanginya, maka datangilah lewat pintunya.” (Mutadrak Hakim Naisabui, jil.3, hal.126)
Imam Ali: Jangan Sombong!
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Meraih Cinta Ilahi
Salah satu penyebab kesombongan adalah kedudukan. Maksud kedudukan adalah kemasyhuran dan kedudukan sosial di tengah masyarakat, termasuk karena nasab (keturunan). Keturunan memang seringkali membuat seseorang merasa lebih tinggi dari selainnya, sehingga menolak untuk menikah dengan keluarga tertentu, karena memandang dirinya lebih mulia dari keluarga itu, walaupun itu sebenarnya hanyalah ketertipuannya.
Imam Ali di Perang Sifin
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Sayyid Mahdi Ayatullahi
- Sumber:
- Imam Ali As Pemimpin Kaum Mukminin
Kekesatriaan dan keprawiraan itu tidaklah ada artinya jika tidak diiringi sifat belas kasih sayang. Manusia berjiwa pahlawan dan pemberani senantiasa menjaga kehormatan dirinya. Demikianlah Imam Ali as yang tak mau membunuh musuhnya yang telah terluka parah atau tercekik karena kehausan.
Akhlak Imam Ali
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Sayyid Mahdi Ayatullahi
- Sumber:
- Imam Ali as Pemimpin Kaum Mukminin
Kufah adalah ibu kota pemerintahan Islam di masa khilafah Imam Ali As. Pada masa itu kota Kufah dijadikan pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam.
Mencintai Imam Ali Menurut aI-Quran
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
- Sumber:
- Karakter Agung Ali bin Abi Thalib
Pengaruh cinta dengan sendirinya membuktikan bahwa mencintai yang suci adalah alat perbaikan dan penyucian jiwa. Lantas, apakah Islam dan al-Quran telah menentukan seseorang yang layak kita cintai? Ketika membahas tindakan para nabi sebelumnya, al-Quran menunjukkan bahwa seluruh nabi menyatakan, “Kami tidak meminta upah dari manusia, upah kami hanya dari Tuhan.”
Imam Ali Asuhan Rasulullah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Baqir Syarif Qurasyi
- Sumber:
- Riwayat Hidup Para Imam Suci Ahlulbait as
Nabi Muhammad saw mengasuh Imam Ali as sejak masih kanak-kanak. Ketika Abu Thalib, paman Rasulullah saw, tengah mengalami kesulitan ekonomi, Rasulullah saw menemui dua pamannya yang lain, Hamzah dan Abbas. Rasulullah saw menjelaskan kondisi ekonomi Abu Thalib kepada kedua pamannya itu. Beliau meminta mereka membantu menanggung beban hidup yang sedang diderita Abu Thalib.
Keutamaan Imam Ali as. Tak Terhapuskan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Husain Mazhahiri
- Sumber:
- Jihad Melawan Hawa Nafsu
Membicarakan perihal sosok Amirul Mukminin Ali as. bukanlah sesuatu yang mudah. Jika kita mengatakan jalan yang lurus itu lebih halus daripada sehelai rambut dan lebih tajam daripada sebilah pedang, maka kita harus mengatakan bahwa contoh dari hal itu ialah pembicaraan mengenai Amirul Mukminin Ali as. Banyak sekali buku yang telah ditulis mengenai Amirul Mukminin, dan banyak sekali syair yang telah dikatakan tentang beliau.
Mencintai Imam Ali Menurut AI-Qur’an dan Sunah(2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
- Sumber:
- Karakter Agung Ali bin Abi Thalib
Cinta Nabi saw terhadap mereka tidak bersifat pribadi. Artinya, cinta tersebut bukan hanya karena mereka adalah anak atau cucu-cucunya, dan jika orang lain berada dalam posisi mereka, beliau pun akan mencintai mereka. Nabi saw mencintai cucu-cucunya karena mereka adalah teladan bagi semua orang, dan Allah SWT menyukai mereka.
Mencintai Imam Ali Menurut AI-Qur’an dan Sunah(1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syahid Muthahhari
- Sumber:
- Karakter Agung Ali bin Abi Thalib
Pengaruh cinta dengan sendirinya membuktikan bahwa mencintai yang suci adalah alat perbaikan dan penyucian jiwa. Lantas, apakah Islam dan Al-Qur’an telah menentukan seseorang yang layak kita cintai?
Masa Muda Imam Ali
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Sayyid Mahdi Ayatullahi
- Sumber:
- Imam Ali as Pemimpin Kaum Mu’minin
Masa kanak-kanak Imam Ali as telah berlalu dengan cepatnya. Kini beliau telah menjadi sosok pemuda yang kuat dan gagah berani. Sementara itu beliau masih terus mengikuti Rasulullah saw kemana saja pergi dan di mana saja berada, bagaikan laron-laron yang selalu berterbangan di sekitar lilin.