Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Ali as

Tebusan Pertama

Tebusan Pertama

Setiap manusia berakal sehat selalu berusaha membela dirinya. Sebab, ia mencintai kehidupan dan tidak menghendaki kematian. Dalam kehidupan ini kita saksikan sedikit sekali orang-orang yang mau mengorbankan dirinya demi orang lain. Ketika kita membaca sejarah Rasulullah saw dan kisah hijrah beliau, kita akan merasa kagum dan penuh heran.

Baca Yang lain

Ayahanda dan Ibunda Imam Ali

Ayahanda dan Ibunda Imam Ali Nama lengkap ibunda Imam Ali as ialah Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushaiy bin Kilab. Fathimah binti Asad adalah putri Bani Hasyim pertama yang bersuamikan figur dari Bani Hasyim juga. Ia termasuk yang paling dini memeluk agama Islam, serta memberikan dukungan kepada dakwah Rasulullah saw.

Baca Yang lain

Jalan Lurus Imam Ali

Jalan Lurus Imam Ali Membicarakan perihal sosok Amirul Mukminin Imam Ali as bukanlah sesuatu yang mudah. Jika kita mengatakan jalan yang lurus itu lebih halus daripada sehelai rambut dan lebih tajam daripada sebilah pedang, Imam Ali as telah mendorong umat untuk mencari ilmu, dan menjadikannya pelita bagi mereka.

Baca Yang lain

Lahirnya Putra Kabah

Lahirnya Putra Kabah Ketika imam pertama kita, Imam Ali as akan lahir, sang ibunda, Hadrat Fathimah binti Asad beranjak menuju Kabah dan berdoa kepada Allah Swt agar jabang bayi yang dikandungnya lahir dalam keadaan selamat. Imam Ali as memiliki tiga saudara. Mereka adalah Thalib, Aqil, dan Ja’far. Semua saudara beliau itu dilahirkan di rumah, seperti anak-anak lain pada umumnya.

Baca Yang lain

Kesabaran, Hidupnya Agama

Kesabaran, Hidupnya Agama Diriwayatkan, Rasulullah saw bersama Amirul Mukminin Imam Ali as pergi menuju Masjid Quba. Di tengah jalan, keduanya melintasi taman nan indah. Imam Ali as berkata kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, sungguh taman yang indah.”

Baca Yang lain

13 Rajab, Lahirnya Mentari Keadilan (2)

13 Rajab, Lahirnya Mentari Keadilan (2) Dalam pertempuran Siffin, pertama-tama pasukan Syam menutup aliran air baginya dan para sahabatnya serta mencegah beliau untuk mengakses air. Tetapi ketika perang pecah dan Imam Ali as dan para sahabatnya menguasai medan perang, mereka bertanya kepadanya, "Apakah kita menutup jalur air ke pasukan Syam, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap kita?" Imam Ali as menjawab, "Demi Allah! Aku tidak akan pernah melakukan apa yang sebelumnya mereka lakukan."

Baca Yang lain

13 Rajab, Lahirnya Mentari Keadilan (1)

13 Rajab, Lahirnya Mentari Keadilan (1) Tanggal 13 Rajab 30 Tahul Gajah terjadi sebuah peristiwa aneh yang tidak pernah terjadi dalam sejarah manusia dan peristiwa itu tidak akan terulang kembali. Di hari tersebut lahir Ali bin Abi Thalib as di Ka'bah, rumah Allah Swt.  

Baca Yang lain

Konfirmasi Rasulullah Saw tentang Kelengkapan Ilmu Ali a.s.

Konfirmasi Rasulullah Saw tentang Kelengkapan Ilmu Ali a.s. Imam Ali bin Abi Thalib a.s. berkat kecerdasan dan potensi zatiahnya yang luar biasa dan dengan keseriusan serta istikamah yang diikuti dengan adanya taufik, pertolongan Ilahiah, dan inayah khusus yang Rasulullah Saw curahkan dalam mengajar dan mendidik beliau, akhirnya dalam masa 23 tahun risalah Rasulullah, beliau berhasil mengetahui dan mengingat semua ilmu, makrifah, hukum, dan undang-undang Islam dari Rasulullah Saw.

Baca Yang lain

Imam Ali Menjelaskan Diri dan Jiwanya

Imam Ali Menjelaskan Diri dan Jiwanya Imam Ali as menjelaskan keadaan diri dan jiwanya sebagai berikut, “Demi Allah, sekiranya seluruh yang ada di kolong langit diberikan kepadaku agar aku berlaku lalim terhadap seekor semut, dengan merebut kulit biji gandum darinya, maka tidak akan aku lakukan.”

Baca Yang lain

Ali bin Abi Thalib Diagungkan Syiah, Sunni, dan Non-Muslim

Ali bin Abi Thalib Diagungkan Syiah, Sunni, dan Non-Muslim Siapa pun yang mengagungkan nilai-nilai luhur dan sifat-sifat terpuji itu, sesungguhnya semua nilai adiluhung itu terhimpun dalam diri Imam Ali as. Dengan kata lain, Imam Ali as adalah pribadi yang jika kalian Muslim Syiah atau Muslim Sunni, tentu kalian akan memuliakannya.  

Baca Yang lain

Doa Indah Sayyidina Ali yang Diajarkan Kepada Abdullah bin Jakfar

Doa Indah Sayyidina Ali yang Diajarkan Kepada Abdullah bin Jakfar Sayyid Muhammad bin ‘Ali Al-Tarimi dalam karyanya Al-Wasail Al-Syafi’ah Fi Al-Adzkar Al-Nafi’ah Wa Al-Aurad Al-Jami’ah (Juz, 1 Hlm. 357) mengisahkan bahwa, Sayyidina Ali RA, pernah mengajarkan sebuah kalimat dan do’a kepada Abdullah bin Jakfar.

Baca Yang lain

Keutamaan Imam Ali

Keutamaan Imam Ali Imam Ali as senantiasa bersikap welas asih kepada kaum papa, bergaul dengan kaum fakir, serta meringankan beban kebutuhan mereka. Beliau juga memutuskan hukum secara benar serta memberi keputusan secara adil.

Baca Yang lain

Apa yang menjadi sebab-sebab meletusnya perang Shiffin dan Nahrawan?

Apa yang menjadi sebab-sebab meletusnya perang Shiffin dan Nahrawan? Untuk telaah lebih jauh tentang sebab-sebab meletusnya perang Nahrawan (perang melawan Khawarij) kami persilahkan Anda untuk merujuk pada Pertanyaan 7299 (Site: 7555), Indeks: Ali dan Keraguan untuk Menumpas Api Fitnah Muawiyah dan Penyimpangan Khawarij dan Pertanyaan No. 1587 (Site: 2440), Kekafiran Muawiyah dan Perdamaian Imam Hasan.

Baca Yang lain

Makna Kepemimpinan Vertikal dalam Peristiwa Ghadir Khum

Makna Kepemimpinan Vertikal dalam Peristiwa Ghadir Khum Peristiwa Ghadir Khum adalah momen penting dalam sejarah Islam yang terjadi setelah Nabi Muhammad SAW menyelesaikan Haji Wada’, haji terakhir beliau sebelum wafat. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW secara tegas mengumumkan kepemimpinan Imam Ali bin Abi Thalib dan menegaskan, “Barangsiapa yang aku menjadi pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya.” Peristiwa Ghadir Khum memiliki makna mendalam, termasuk makna kepemimpinan vertikal yang relevan dalam konteks Islam.

Baca Yang lain

Peristiwa Ghadir Khum: Pentingnya Kepemimpinan Imam Ali Menurut Perspektif Syiah dan Sunni (2)

Peristiwa Ghadir Khum: Pentingnya Kepemimpinan Imam Ali Menurut Perspektif Syiah dan Sunni (2) Di sisi lain, Sunni mengakui pentingnya peristiwa Ghadir Khum sebagai pengakuan terhadap status Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin yang dihormati oleh Nabi Muhammad SAW. Imam Ali dikenal sebagai salah satu sahabat terdekat dan memiliki kontribusi besar dalam perjuangan awal Islam. Walau Sunni tidak menganggap kepemimpinan Ali bin Abi Thalib sebagai suksesi ilahi, mereka tetap menghormati peran dan kebijaksanaan Ali bin Abi Thalib dalam sejarah Islam.

Baca Yang lain

Peristiwa Ghadir Khum: Pentingnya Kepemimpinan Imam Ali Menurut Perspektif Syiah dan Sunni (1)

Peristiwa Ghadir Khum: Pentingnya Kepemimpinan Imam Ali Menurut Perspektif Syiah dan Sunni (1) Dalam akhirnya, peristiwa Ghadir Khum adalah peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam, yang menyoroti kepemimpinan Imam Ali dan memiliki dampak politik, sosial, dan teologis yang luas. Meskipun terdapat perbedaan pendapat dalam interpretasi dan penekanan peristiwa ini, memahami konteks dan implikasi pentingnya peristiwa Ghadir Khum membantu kita memperkaya pemahaman kita tentang dinamika sejarah dan perkembangan agama Islam.

Baca Yang lain

Kehidupan Sayidina Ali bin Abi Thalib Pasca Wafat Rasulullah Saw

Kehidupan Sayidina Ali bin Abi Thalib Pasca Wafat Rasulullah Saw Dari kehidupan Sayidina Ali bin Abi Thalib, kita dapat belajar betapa pentingnya memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama Islam. Kita juga bisa belajar tentang pentingnya menghargai peran para tokoh penting dalam sejarah Islam, meskipun ada perbedaan pendapat di antara kita. Kita harus mengambil pelajaran dari kehidupan Sayidina Ali, yang tetap membantu para Khalifah meskipun haknya sebagai Khalifah telah diambil. Dalam hal ini, Sayidina Ali menunjukkan betapa pentingnya memegang prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan dalam agama Islam.

Baca Yang lain

Nasihat Khalifah Ali a.s. kepada Pejabatnya untuk Hidup Sederhana (2)

Nasihat Khalifah Ali a.s. kepada Pejabatnya untuk Hidup Sederhana (2) Aku bersumpah demi Allah, aku akan mendidik dan melatih diriku sehingga diriku akan merasa bahagia. dengan selembar roti, sekalipun roti itu kering, dan akan merasa cukup dengan makanan yang hanya berbumbu garam, dan akan membuat mataku, karena terkurasnya air mata, laksana sumber air yang tak lagi mengalirkan airnya karena sudah kering. Apakah aku akan seperti unta yang merumput yang mengisi perutnya dengan pakan, setelah kenyang lalu duduk, atau akan seperti kambing yang makan tumbuhan hijau, setelah kenyang lalu bermalas-malasan? Jadi, apakah Ali akan menyantap bekalnya dan setelah itu tidur?

Baca Yang lain

Nasihat Khalifah Ali a.s. kepada Pejabatnya untuk Hidup Sederhana (1)

Nasihat Khalifah Ali a.s. kepada Pejabatnya untuk Hidup Sederhana (1) Ketika Imam Ali bin Abi Thalib a.s. menjabat sebagai khalifah keempat umat Islam beliau menerapkan aturan yang sangat ketat kepada semua pejabatnya. Dokumentasi surat-suratnya kepada para gubernurnya yang berisi nasihat amat masyhur. Di antaranya beliau mengirim surat kepada gubernurnya di Basrah, Utsman bin Hunaif al-Anshari, yang kedapatan menghadiri pesta mewah perkawinan warganya.

Baca Yang lain

Malam Al-Qadr dan Akhir Hayat Terbaik Amirul Mukminin

Malam Al-Qadr dan Akhir Hayat Terbaik Amirul Mukminin Pemimpin kaum beriman, Ali bin Abi Thalib a.s., dilahirkan di dalam Ka’bah dengan mukjizat terbelahnya dinding Ka’bah. Setelah lebih dari 1400 tahun, jejak terbelahnya dinding Ka’bah ini pun masih dapat disaksikan secara langsung pada kiblat kaum Muslimin.  

Baca Yang lain