Imam Ali as
Tebusan Pertama
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Sayyid Mahdi Ayatullahi
- Sumber:
- Imam Ali as Pemimpin Kaum Mu’minin
Setiap manusia berakal sehat selalu berusaha membela dirinya. Sebab, ia mencintai kehidupan dan tidak menghendaki kematian. Dalam kehidupan ini kita saksikan sedikit sekali orang-orang yang mau mengorbankan dirinya demi orang lain. Ketika kita membaca sejarah Rasulullah saw dan kisah hijrah beliau, kita akan merasa kagum dan penuh heran.
Ayahanda dan Ibunda Imam Ali
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- H.M.H. Hamid Husaini
- Sumber:
- Sejarah Hidup Imam Ali
Nama lengkap ibunda Imam Ali as ialah Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushaiy bin Kilab. Fathimah binti Asad adalah putri Bani Hasyim pertama yang bersuamikan figur dari Bani Hasyim juga. Ia termasuk yang paling dini memeluk agama Islam, serta memberikan dukungan kepada dakwah Rasulullah saw.
Jalan Lurus Imam Ali
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Husain Mazhahiri
- Sumber:
- Jihad Melawan Hawa Nafsu
Membicarakan perihal sosok Amirul Mukminin Imam Ali as bukanlah sesuatu yang mudah. Jika kita mengatakan jalan yang lurus itu lebih halus daripada sehelai rambut dan lebih tajam daripada sebilah pedang, Imam Ali as telah mendorong umat untuk mencari ilmu, dan menjadikannya pelita bagi mereka.
Lahirnya Putra Kabah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ma’sumah Jaffer
- Sumber:
- Kisah-kisah Teladan dari Para Imam Maksum as
Ketika imam pertama kita, Imam Ali as akan lahir, sang ibunda, Hadrat Fathimah binti Asad beranjak menuju Kabah dan berdoa kepada Allah Swt agar jabang bayi yang dikandungnya lahir dalam keadaan selamat. Imam Ali as memiliki tiga saudara. Mereka adalah Thalib, Aqil, dan Ja’far. Semua saudara beliau itu dilahirkan di rumah, seperti anak-anak lain pada umumnya.
Kesabaran, Hidupnya Agama
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ali Sadaqat
- Sumber:
- 50 Kisah Teladan
Diriwayatkan, Rasulullah saw bersama Amirul Mukminin Imam Ali as pergi menuju Masjid Quba. Di tengah jalan, keduanya melintasi taman nan indah. Imam Ali as berkata kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, sungguh taman yang indah.”
13 Rajab, Lahirnya Mentari Keadilan (2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Dalam pertempuran Siffin, pertama-tama pasukan Syam menutup aliran air baginya dan para sahabatnya serta mencegah beliau untuk mengakses air. Tetapi ketika perang pecah dan Imam Ali as dan para sahabatnya menguasai medan perang, mereka bertanya kepadanya, "Apakah kita menutup jalur air ke pasukan Syam, sebagaimana yang mereka lakukan terhadap kita?" Imam Ali as menjawab, "Demi Allah! Aku tidak akan pernah melakukan apa yang sebelumnya mereka lakukan."
13 Rajab, Lahirnya Mentari Keadilan (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Tanggal 13 Rajab 30 Tahul Gajah terjadi sebuah peristiwa aneh yang tidak pernah terjadi dalam sejarah manusia dan peristiwa itu tidak akan terulang kembali. Di hari tersebut lahir Ali bin Abi Thalib as di Ka'bah, rumah Allah Swt.
Konfirmasi Rasulullah Saw tentang Kelengkapan Ilmu Ali a.s.
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Ibrahim Amini
- Sumber:
- Para Pemimpin Teladan
Imam Ali bin Abi Thalib a.s. berkat kecerdasan dan potensi zatiahnya yang luar biasa dan dengan keseriusan serta istikamah yang diikuti dengan adanya taufik, pertolongan Ilahiah, dan inayah khusus yang Rasulullah Saw curahkan dalam mengajar dan mendidik beliau, akhirnya dalam masa 23 tahun risalah Rasulullah, beliau berhasil mengetahui dan mengingat semua ilmu, makrifah, hukum, dan undang-undang Islam dari Rasulullah Saw.
Imam Ali Menjelaskan Diri dan Jiwanya
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Murtadha Muthahhari
Imam Ali as menjelaskan keadaan diri dan jiwanya sebagai berikut, “Demi Allah, sekiranya seluruh yang ada di kolong langit diberikan kepadaku agar aku berlaku lalim terhadap seekor semut, dengan merebut kulit biji gandum darinya, maka tidak akan aku lakukan.”
Ali bin Abi Thalib Diagungkan Syiah, Sunni, dan Non-Muslim
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Imam Ali Khamenei
Siapa pun yang mengagungkan nilai-nilai luhur dan sifat-sifat terpuji itu, sesungguhnya semua nilai adiluhung itu terhimpun dalam diri Imam Ali as. Dengan kata lain, Imam Ali as adalah pribadi yang jika kalian Muslim Syiah atau Muslim Sunni, tentu kalian akan memuliakannya.
Doa Indah Sayyidina Ali yang Diajarkan Kepada Abdullah bin Jakfar
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Hosiyanto Ilyas
Sayyid Muhammad bin ‘Ali Al-Tarimi dalam karyanya Al-Wasail Al-Syafi’ah Fi Al-Adzkar Al-Nafi’ah Wa Al-Aurad Al-Jami’ah (Juz, 1 Hlm. 357) mengisahkan bahwa, Sayyidina Ali RA, pernah mengajarkan sebuah kalimat dan do’a kepada Abdullah bin Jakfar.
Keutamaan Imam Ali
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Uzhma Sayyid Shadiq Syirazi
- Sumber:
- Jalan Kebahagiaan
Imam Ali as senantiasa bersikap welas asih kepada kaum papa, bergaul dengan kaum fakir, serta meringankan beban kebutuhan mereka. Beliau juga memutuskan hukum secara benar serta memberi keputusan secara adil.
Apa yang menjadi sebab-sebab meletusnya perang Shiffin dan Nahrawan?
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- [IQuest]
Untuk telaah lebih jauh tentang sebab-sebab meletusnya perang Nahrawan (perang melawan Khawarij) kami persilahkan Anda untuk merujuk pada Pertanyaan 7299 (Site: 7555), Indeks: Ali dan Keraguan untuk Menumpas Api Fitnah Muawiyah dan Penyimpangan Khawarij dan Pertanyaan No. 1587 (Site: 2440), Kekafiran Muawiyah dan Perdamaian Imam Hasan.
Makna Kepemimpinan Vertikal dalam Peristiwa Ghadir Khum
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Annisah Eka Nurfitria, Lc
Peristiwa Ghadir Khum adalah momen penting dalam sejarah Islam yang terjadi setelah Nabi Muhammad SAW menyelesaikan Haji Wada’, haji terakhir beliau sebelum wafat. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW secara tegas mengumumkan kepemimpinan Imam Ali bin Abi Thalib dan menegaskan, “Barangsiapa yang aku menjadi pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya.” Peristiwa Ghadir Khum memiliki makna mendalam, termasuk makna kepemimpinan vertikal yang relevan dalam konteks Islam.
Peristiwa Ghadir Khum: Pentingnya Kepemimpinan Imam Ali Menurut Perspektif Syiah dan Sunni (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Annisa Eka Nurfitria,
Di sisi lain, Sunni mengakui pentingnya peristiwa Ghadir Khum sebagai pengakuan terhadap status Ali bin Abi Thalib sebagai pemimpin yang dihormati oleh Nabi Muhammad SAW. Imam Ali dikenal sebagai salah satu sahabat terdekat dan memiliki kontribusi besar dalam perjuangan awal Islam. Walau Sunni tidak menganggap kepemimpinan Ali bin Abi Thalib sebagai suksesi ilahi, mereka tetap menghormati peran dan kebijaksanaan Ali bin Abi Thalib dalam sejarah Islam.
Peristiwa Ghadir Khum: Pentingnya Kepemimpinan Imam Ali Menurut Perspektif Syiah dan Sunni (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Annisa Eka Nurfitria
Dalam akhirnya, peristiwa Ghadir Khum adalah peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam, yang menyoroti kepemimpinan Imam Ali dan memiliki dampak politik, sosial, dan teologis yang luas. Meskipun terdapat perbedaan pendapat dalam interpretasi dan penekanan peristiwa ini, memahami konteks dan implikasi pentingnya peristiwa Ghadir Khum membantu kita memperkaya pemahaman kita tentang dinamika sejarah dan perkembangan agama Islam.
Kehidupan Sayidina Ali bin Abi Thalib Pasca Wafat Rasulullah Saw
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
Dari kehidupan Sayidina Ali bin Abi Thalib, kita dapat belajar betapa pentingnya memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama Islam. Kita juga bisa belajar tentang pentingnya menghargai peran para tokoh penting dalam sejarah Islam, meskipun ada perbedaan pendapat di antara kita. Kita harus mengambil pelajaran dari kehidupan Sayidina Ali, yang tetap membantu para Khalifah meskipun haknya sebagai Khalifah telah diambil. Dalam hal ini, Sayidina Ali menunjukkan betapa pentingnya memegang prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan dalam agama Islam.
Nasihat Khalifah Ali a.s. kepada Pejabatnya untuk Hidup Sederhana (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Syarif ar-Radhi
- Sumber:
- kitab Nahjul Balaghah
Aku bersumpah demi Allah, aku akan mendidik dan melatih diriku sehingga diriku akan merasa bahagia. dengan selembar roti, sekalipun roti itu kering, dan akan merasa cukup dengan makanan yang hanya berbumbu garam, dan akan membuat mataku, karena terkurasnya air mata, laksana sumber air yang tak lagi mengalirkan airnya karena sudah kering. Apakah aku akan seperti unta yang merumput yang mengisi perutnya dengan pakan, setelah kenyang lalu duduk, atau akan seperti kambing yang makan tumbuhan hijau, setelah kenyang lalu bermalas-malasan? Jadi, apakah Ali akan menyantap bekalnya dan setelah itu tidur?
Nasihat Khalifah Ali a.s. kepada Pejabatnya untuk Hidup Sederhana (1)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- safinah online
Ketika Imam Ali bin Abi Thalib a.s. menjabat sebagai khalifah keempat umat Islam beliau menerapkan aturan yang sangat ketat kepada semua pejabatnya. Dokumentasi surat-suratnya kepada para gubernurnya yang berisi nasihat amat masyhur. Di antaranya beliau mengirim surat kepada gubernurnya di Basrah, Utsman bin Hunaif al-Anshari, yang kedapatan menghadiri pesta mewah perkawinan warganya.
Malam Al-Qadr dan Akhir Hayat Terbaik Amirul Mukminin
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Pemimpin kaum beriman, Ali bin Abi Thalib a.s., dilahirkan di dalam Ka’bah dengan mukjizat terbelahnya dinding Ka’bah. Setelah lebih dari 1400 tahun, jejak terbelahnya dinding Ka’bah ini pun masih dapat disaksikan secara langsung pada kiblat kaum Muslimin.