Rasulullah & Ahlulbait
-
Artikel Umum
Artikel: 62 -
Rasulullah saw
Artikel: 442 -
Imam Ali as
Artikel: 240 -
Fathimah az Zahra as
Artikel: 212 -
Imam Hasan as
Artikel: 49 -
Imam Husein as
Artikel: 340 -
Imam Ali bin Husein as
Artikel: 79 -
Imam Baqir as
Artikel: 54 -
Imam Shadiq as
Artikel: 53 -
Imam Kazhim as
Artikel: 55 -
Imam Ridha as
Artikel: 55 -
Imam Jawad as
Artikel: 48 -
Imam Hadi as
Artikel: 28 -
Imam Hasan al Askari as
Artikel: 41 -
Imam Mahdi ajf
Artikel: 235
Pendapat Kaidah”Fikrah Taghlib” atas Istilah Ahlulbait (Qarinah Perubahan Kata Ganti)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
Dan jika maksudnya adalah rumah wahyu atau rumah kenabian, maka itu semakin jelas, dimana hal itu harus memiliki ciri-ciri ketakwaan, wara’ serta spiritual maknawi yang tinggi, dan ini tidak bisa kita terapkan pada istri-istri Nabi Saw, seperti yang telah kita jelaskan sebelumnya.
Tafsir An-Nisa: 64, Rasulullah Meminta Ampunan untuk Mereka adalah Mensyafaati Mereka
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Moh Ibrahim
Dengan demikian, pembahasan ini mengonfirmasi bahwa syafaat dalam Islam, khususnya berdasarkan Surat An-Nisa Ayat 64, adalah suatu praktek yang memiliki dasar yang kokoh dalam ajaran agama dan bukanlah bid’ah. Pemahaman lebih mendalam terhadap ayat ini dapat membantu umat Islam untuk mengambil pelajaran dan mempraktikkan ajaran agama dengan penuh keyakinan dan keberlanjutan.
Siapa Ahlulbait dalam Surah Al-Ahzab Ayat 33? (Qarinah Alif Lam)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
Jika kita artikan Albait (البيت) di situ dengan rumah yang bersifat kebendaan, yaitu berupa bangunan yang biasanya tersusun dari batu bata ataupun kayu, kita akan bahas sebuah Qorinah atau petunjuk yang ada dalam kata Albait (البيت), yang nantinya, petunjuk tersebut akan mengerucutkan pemahaman kita pada satu kemungkinan saja. Salah satu Qorinah atau petunjuk tersebut ialah Alif Lam (ال) yang ada dalam kata Albait (البيت).
[Imam Zamakhsyari] Ahlulbait Punya Ikatan Khusus dengan Wahyu dan Kenabian
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rezvan Raka
Ucapan Zamakhsyari di atas menunjukkan bahwa al-bait diartikan sebagai rumah kenabian atau rumah wahyu yang bersifat spiritual, bukan sebuah rumah yang bersifat kebendaan. Dan itu tidak dimaksudkan pada istri-istri Nabi, sebab, berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, mereka tidak memiliki ikatan spiritual khusus dengan wahyu, namun mereka dihitung sebagai perempuan-perempuan beriman.
[SIAPA AHLULBAIT] Surat Al-Ahzab 33 (Iradah Takwiniah Bukan Tasyri’iyyah)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- zenity
Pembagian iradah (ketetapan) dibagi menjadi Takwiniah dan Tasyri’iyyah merupakan pembagian yang telah diketahui. Secara umum, iradah takwiniah Tuhan berkaitan dengan penciptaan sesuatu di alam keberadaan ini, maka iradah takwiniah tidak pernah berbeda dan melenceng dengan muradnya (sesuatu yang diiradahkan-Nya)
Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Sa’ad bin Abi Waqqas, Abu Sa’id Al-Khudriy dan Umar bin Abi Salamah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Saleh
Alhasil, dari riwayat-riwayat ini, juga beberapa riwayat sebelumnya serta beberapa riwayat lainnya yang belum disebutkan menunjukkan banyaknya periwayatan yang menyatakan dengan jelas bahwa Ahlulbait yang dimaksud ayat 33 surat al-Ahzab kala itu adalah Nabi Muhammad Saw, Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.
Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Isa bin Abdullah dan Abdullah bin Jafar Al-Thayyar
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Saleh
Alhasil, dari kedua riwayat di atas, kita dapat melihat bahwa sebutan atau istilah Ahulbait yang disebutkan dalam ayat 33 dalam surat Al-Ahzab tidak dapat dengan mudah dinisbatkan pada keluarga Nabi Saw secara umum, sebab sebagaimana pada kasus didalam riwayat-riwayat yang serupa dengan riwayat di atas, Nabi Saw mengkhususkan sebutan tersebut pada orang-orang tertentu yaitu: Ali, Fatimah, Hasan dan Husain serta bahkan tidak mengizinkan istri-istrinya untuk masuk di dalamnya.
Al-Ahzab 33 Bukti Ahlulbait Adalah Maksum
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Zenity
Kesimpulan lain dari pembahasan diatas adalah bahwa tidak mungkin kita nisbatkan Ahlulbait as kepada istri-istri Nabi saw, karena tidak ada seorang pun yang mengklaim bahwa istri-istri Nabi saw itu suci dan maksum serta terhindar dari segala dosa dan kesalahan. Oleh sebab itu ayat ini khusus untuk Ahlulbait as yang suci dan maksum dari segala dosa dan maksiat serta kesalahan Yakni Ahlul kisa (orang-orang yang berada kain Kisa) dan mereka adalah Rasul saw, Imam Ali as, Sayyidah Fatimah as, Imam Hasan as dan Imam Husein as, bahkan di Sebagian riwayat dikatakan sampai kepada Imam Mahdi as.
Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Isa bin Abdullah dan Abdullah bin Jafar Al-Thayyar
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Saleh
Alhasil, dari kedua riwayat di atas, kita dapat melihat bahwa sebutan atau istilah Ahulbait yang disebutkan dalam ayat 33 dalam surat Al-Ahzab tidak dapat dengan mudah dinisbatkan pada keluarga Nabi Saw secara umum, sebab sebagaimana pada kasus didalam riwayat-riwayat yang serupa dengan riwayat di atas, Nabi Saw mengkhususkan sebutan tersebut pada orang-orang tertentu yaitu: Ali, Fatimah, Hasan dan Husain serta bahkan tidak mengizinkan istri-istrinya untuk masuk di dalamnya.
Siapa Ahlulbait dalam Riwayat Abdullah bin Ja’far dan Watsilah bin Al-Asqa’
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Muhammad Saleh
Oleh sebab itu, berangkat dari banyaknya periwayatan yang menyebut dengan jelas mengenai lima orang tadi sebagai Ahlulbait, maka hal ini seharusnya sudah cukup menjadi bukti bahwa yang dimaksud Ahlulbait pada masa itu (turunnya ayat 33 surat Al-Ahzab) adalah Rasulullah Saw, Ali bin Abi Thalib, Fatimah, Hasan dan Husein. Terlebih sebagian besar dari hadis-hadis yang telas kita ulas itu merupakan hadis-hadis yang shahih.
Siapa Ahlul Bait dalam Riwayat Abu Al-Hamra’
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Moh Ibrahim
Dan dengan menggunakan akal sehat, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa maksud perbuatan Nabi yang tercantum dalam riwayat Abu Al-Hamra’ adalah seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya. Yaitu Ahlul Bait adalah Nabi, Ali, Fatimah, Hasan & Husain.
Kesehatan Mental dalam Konteks Sayyidah Zainab as & Relevansinya dengan Masa Kini (2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Euis Daryati
Sayyidah Zainab tidak hanya kehilangan saudaranya, Imam Husain, tetapi juga banyak anggota keluarganya yang lain dalam peristiwa Karbala. Kehilangan orang yang kita cintai dapat menjadi beban berat bagi kesehatan mental kita, yang bisa menyebabkan depresi, kecemasan, atau bahkan rasa putus asa. Namun, Sayyidah Zainab menunjukkan bahwa rasa kehilangan yang mendalam tidak harus membuat kita kehilangan arah.
Kesehatan Mental dalam Konteks Sayyidah Zainab as & Relevansinya dengan Masa Kini (1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Euis Daryati, MA
Secara keseluruhan, Sayyidah Zainab as adalah contoh hidup yang menunjukkan bahwa ketabahan, keberanian, dan kesehatan mental yang kuat dapat membantu seseorang melewati ujian hidup yang paling berat sekalipun. Keteladanan beliau mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran, empati, dan koneksi spiritual dalam menjaga kesejahteraan emosional dan mental.
Imam Ahlulbait Membimbing Pemikiran Masyarakat
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Dalam ziarah ini, Imam Ali Hadi as memperkenalkan para imam maksum sebagai pemimpin politik, ideologi, dan spiritual umat Islam. Ziarah Jami’ah Kabirah juga menyinggung semua ajaran Syiah dengan bahasa yang fasih, seperti hubungan para imam dengan Rasulullah saw, kedudukan para imam dalam keilmuan, akhlak dan politik, suri teladan, dan hubungan imamah dan tauhid.
Li Khomsatun, Jimat di Tengah Wabah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Rifqi Fairuz
Kaligrafi tersebut bertuliskan sebuah syair dengan khat (kalau tidak salah) Farisi: لي خمسة اطفي بها حر الوباء الحاطمة المصطفى والمرتضى وابناهما وفاطمة Terjemahan syair ini kurang lebih adalah tentang lima “jimat” yang dimiliki dalam hidup, yang dengan wasilahnya diyakini bisa memadamkan segala penyakit dan epidemi yang mengancam manusia, baik yang berpotensi merusak lahir maupun batin.
Manajemen Krisis Sayyidah Zainab
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- IRIB Indonesia
Saat mendengar umpatan Yazid, Sayidah Zainab Kubro as menunjukkan keberaniannya. Beliau mengatakan, “Aku melihatmu sangat kecil untuk menjadi lawan bicaraku. Tapi saya tidak dapat menolak kenyataan bahwa masyarakat telah melenceng dari kebenaran dan memberikanmu kekuasaan. Dengan kekuasaan ini, engkau mendapat kesempatan untuk menggugursyahidkan putra Nabi Allah. Begitu juga engkau berkesempatan menjadikan keluarganya sebagai tawanan dan mendudukkannya di majelis ini.”
Ahlulbait, Nama Cemerlang
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Tim al-Balaghah
Sesungguhnya peristiwa agung ini (penyucian Ahlulbait as) mempunyai makna khusus dalam kehidupan umat, sejarah peradaban umat. Para pengkaji dan peneliti dalam lapangan ilmu-ilmu Islam dan kehidupan politik umat, pasti mengetahui kedudukan dan posisi Ahlulbait Rasulullah saw.
Jangan Sekali-kali Melupakan Keluarga Nabi!
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ismail Amin Pasannai
Seharusnya bagi yang merenungkan kisah terbantainya keluarga Rasulullah saw di padang Karbala, tentu akan menjadi tanda tanya besar. Segitu besarkah permusuhan dan kebencian Bani Umayyah pada keluarga Nabi sampai Imam Husain as harus diperlakukan sedemikian rupa, secara terhina dan mengenaskan? Mengapa Imam Husain as tidak cukup hanya dengan dibunuh, mengapa jasadnya sampai harus diinjak kaki-kaki kuda dan kepalanya harus dipisahkan dari tubuhnya?
Cara Terbaik Mengenalkan Ahlulbait Nabi
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Sayyid Moustafa Qazwini
Tonggak peristiwa ini dalam sejarah Islam telah diriwayatkan oleh sejarawan, perawi dan penafsir al-Quran. Peristiwa ini merupakan sebuah peristiwa yang mengungkapkan status tinggi Ahlulbait as. Riwayat-riwayat menyebutkan bahwa satu rombongan Kristen dari Najran datang ke kota Madinah untuk berjumpa dengan Rasulullah saw guna membahas masalah kenabiannya dan agama baru yang dibawanya.
Sayyidah Zainab Kubra: Manifestasi Kecerdasan dan Keutamaan
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Parstoday
Sayyidah Zainab Kubra as unggul dari yang lain dari sisi sifat-sifat mulia dan akhlaknya. Watak dan akhlaknya yang mulai serta keutamaan dan kesuciannya juga membuatnya unggul dari yang lain. Hari ini adalah hari kelahiran wanita mulia, Sayyidah Zainab Kubra as, wanita yang memiliki kesabaran kuat saat menyaksikan keluarga dan kakaknya meneguk cawan syahadah di Padang Karbala.