Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Mahdi ajf

Hadis Tsaqalain dan Kaitannya dengan Imam Mahdi

Hadis Tsaqalain dan Kaitannya dengan Imam Mahdi

Dari hadis ini bisa difahami akan adanya seseorang dari Ahlulbait dan Itrah suci yang menjadi pegangan di setiap zaman hingga hari akhir, sehingga anjuran tersebut terarah (pada berpegang teguh padanya), sebagaimana dengan Al-quran juga, maka dari itu mereka merupakan penjaga untuk penduduk bumi, jika mereka pergi (lenyap), maka penduduk bumipun pergi (lenyap).

Baca Yang lain

Bantahan Terhadap Pandangan Rasyid Ridha Seputar Riwayat Imam Mahhdi

Bantahan Terhadap Pandangan Rasyid Ridha Seputar Riwayat Imam Mahhdi Di dalam riwayat ini disebutkan adanya sosok seorang imam bagi kaum muslimin yang hidup pada saat Isa Ibn Maryam turun. Sekalipun di dalam riwayat ini tidak disebutkan nama imam tersebut secara gamblang, namun dapat dipahami bahwa sosok tersebut adalah Imam Mahdi As bukan yang lain.

Baca Yang lain

Syubhat dari Muhammad Rasyid Mengenai Hadis-hadis Al-Mahdi

Syubhat dari Muhammad Rasyid Mengenai Hadis-hadis Al-Mahdi Untuk menjawab syubhat tersebut cukuplah kita katakan bahwa anggaplah diantara hadis-hadis tersebut memiliki kekuatan yang sama sehingga bisa terjadi kontradiksi, namun perbedaan-perbedaan karakteristik Imam Mahdi yang disebutkan dalam hadis-hadis tersebut tidak menjadi kontradiksi akan keyakinan terhadap kemunculan Imam Mahdi. Keyakinan terhadap sang juru selamat berdasarkan banyaknya hadis-hadis yang menceritakannya tidak akan gugur hanya karena adanya perbedaan karakteristik Imam Mahdi dalam hadis-hadis tersebut.

Baca Yang lain

Ibnu Khaldun dan Hadis-Hadis Mahdawiyah

Ibnu Khaldun dan Hadis-Hadis Mahdawiyah sebagaimana yang telah kami sampaikan dalam seri-seri sebelumnya bahwa Hadis Al-Mahdi telah mencapai derajat Mutawatir. Ratusan bahkan ribuan Hadis tentang Al-Mahdi telah diriwayatkan melalui banyak jalur, dan banyak para ulama Islam yang menyampaikan hal tersebut baik dari Ahlussunnah maupun Syiah. Sehingga mengungkap beberapa riwayat, kemudian mengkritik dan menilai berdasarkan beberapa hadis yang sama, lalu menciptakan keraguan dan kecurigaan, bukanlah hal yang bijaksana bagi ulama dan itu tidak memiliki keakuratan ilmiah.

Baca Yang lain

Mengingkari Kemunculan Imam Mahdi, Mengingkari Apa yang Diturunkan kepada Nabi Muhammad

Mengingkari Kemunculan Imam Mahdi, Mengingkari Apa yang Diturunkan kepada Nabi Muhammad Dalam riwayat di atas disebutkan bahwa tidak meyakini kemunculan Imam Mahdi As dan beberapa sosok lainnya seperti Dajjal dan Isa ibn Maryam yang merupakan rangkain dari peristiwa akhir zaman, menjadikan seseorang masuk kedalam golongan orang kafir. Atas dasar ini pernyataan sebagian tokoh atas kekafiran seseorang yang tidak meyakini Imam Mahdi As, bukan hanya didasari oleh pengingkaran terhadap riwayat mutawatir, akan tetapi juga ditopang oleh matan dan pesan riwayat di atas.     

Baca Yang lain

Bin Baz: Pengingkaran terhadap Al-Mahdi adalah Kekafiran

Bin Baz: Pengingkaran terhadap Al-Mahdi adalah Kekafiran Dari pernyataan di atas terlihat bagaimana Syeikh bin Baz menjabarkan persoalan hukum bagi orang yang mengingkari keyakinan tentang akhir zaman yang berasal dari riwayat-riwayat yang ada. Di sana terdapat empat hal yang disebutkan yang mana salah satunya adalah berkaitan dengan keyakinan terhadap kemunculan al-Mahdi di akhir zaman. Dalam hal ini meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ulama serta terjadi tawaqquf -atau dengan kata lain berhenti dalam memberikan penghukuman bagi orang yang mengingkarinya dengan kafir atau bukan-, namun secara tegas Syeikh bin Baz menyebutkan bahwa yang lebih tepat dalam hal ini (pengingkaran terhadap al-Mahdi) adalah menyebabkan kekafiran.

Baca Yang lain

Albani: Mereka yang Mengingkari Keyakinan terhadap Al-Mahdi Seperti Halnya Orang yang Mengingkari Ketuhanan Allah

Albani: Mereka yang Mengingkari Keyakinan terhadap Al-Mahdi Seperti Halnya Orang yang Mengingkari Ketuhanan Allah Oleh sebab itu di sini terlihat bahwa dalam kaca mata Albani, pengingkaran terhadap keyakinan kemunculan al-Mahdi demi mengakhiri fitnah akhir zaman merupakan sebuah kekeliruan yang besar bahkan baginya seperti orang yang mengingkari ketuhanan Allah Swt dengan dalih telah terjadi pendakwaan ketuhanan yang dilakukan oleh para Firaun.

Baca Yang lain

Ibn Al-Sabbagh, Ulama Sunni yang Mengakui Kelahiran Imam Mahdi

Ibn Al-Sabbagh, Ulama Sunni yang Mengakui Kelahiran Imam Mahdi Ia adalah ulama Ahlusunnah abad kesepuluh yang bermazhab Maliki. Di dalam bukunya yang berjudul Al-Fushul Al-Muhimmah, ia membahas khusus yang berkaitan dengan Imam kedua belas di dalam mazhab Syiah, yaitu Imam Mahdi. Salah satu fokus yang tak ia tinggalkan di dalam kitab tersebut adalah tentang pembahasan kelahiran putra Imam Hasan Al-Askari tersebut.

Baca Yang lain

Ibnu At-Thaqthaqi dan As-Samarqandi Catat Kelahiran Imam Mahdi As

Ibnu At-Thaqthaqi dan As-Samarqandi Catat Kelahiran Imam Mahdi As Sebagaimana pada bahasan-bahasan sebelumnya, kita telah sampaikan beberapa pernyataan dari para ulama Ahlussunnah mengenai kelahiran sang Imam Juru Selamat. Melanjutkan pembahasan tersebut, pada seri ini kita akan ajukan lagi dua ulama lainnya dari Mazhab Ahlussunnah yang mencatat akan hal tersebut. Mereka ialah Shafiyuddin Muhammad bin Tajuddin atau dikenal sebagai Ibnu At-Thaqthaqi, dan Sayyid Muhammad bin Husain As-Samarqandi.

Baca Yang lain

Al-Qunduzi, Ulama Sunni: Imam Mahdi Lahir pada Malam 15 Syakban

Al-Qunduzi, Ulama Sunni: Imam Mahdi Lahir pada Malam 15 Syakban Di dalam kitab tersebut, salah satu hal yang tak luput dari perhatiannya adalah soal Imam Mahdi. iya, di dalam kitab tersebut, ia mengungkapkan kalau Imam Mahdi sudah lahir di kota Samira’. Untuk membuktikan pernyataan itu, penulis bawakan redaksinya sebagai berikut. Sebuah berita yang sudah di-tahqiq (diteliti) di antara para perawi yang terpercaya, bahwa kelahiran al-Qoim (Imam Mahdi) terjadi pada malam kelima belas dari bulan Syakban, tahun 255 H di kota Samira’ (salah satu kota di Irak).

Baca Yang lain

Pernyataan Ibn Hajar Al-Haitami dan Al-Syabrawi al-Syafii Seputar kelahiran Imam Mahdi As

Pernyataan Ibn Hajar Al-Haitami dan Al-Syabrawi al-Syafii Seputar kelahiran Imam Mahdi As “al-Imam Muhamad al-Hujjah bin al-Imam al-Hasan al-Khalish dilahirkan di Samerra, pada malam pertengahan bulan Sya’ban tahun 265. Ayahnya menyembunyikannya semenjak kelahirannya. Ia merahasiakan hal tersebut karena situasi sulit serta ketakutannya dari para khalifah saat itu. Sebab pada saat itu mereka (khalifah) mencari keturunan Bani Hasyim dan bertujuan untuk memenjarakan atau membunuh mereka.

Baca Yang lain

Shalahuddin Shafadi, Ulama Sunni: Imam Mahdi Sudah Lahir

Shalahuddin Shafadi, Ulama Sunni: Imam Mahdi Sudah Lahir Meski ada sedikit perbedaan dari sisi tahun kelahiran, di mana Syiah meyakini tahun kelahiran Imam Mahdi jatuh pada 255 Hijriah, sementara yang disebutkan di dalam kitab tersebut tahun 55, namun hal itu bukan masalah yang berarti.

Baca Yang lain

Muhyiddin Ibnul Arabi dan Muhammad bin Yusuf Al-Ganji As-Syafi’i Isyaratkan Imam Mahdi Telah Lahir

Muhyiddin Ibnul Arabi dan Muhammad bin Yusuf Al-Ganji As-Syafi’i Isyaratkan Imam Mahdi Telah Lahir Aba Muhammad al-Hasan (Askari) putra al-Hadi As, dia merupakan Imam setelahnya (al-Hadi), dia lahir di Madinah pada bulan Rabiul Akhir tahun 232, dan dia meninggal pada hari Jumat tanggal delapan bulan Rabiul Awwal tahun 260 di usia 28 tahun, dan dia dikuburkan di rumahnya secara rahasia, yaitu rumah yang sama dimana ayahnya dikuburkan. Dan penggantinya ialah putranya al-Imam al-Muntazar As

Baca Yang lain

Imaduddin Al-Isfahani, Fakhrurrazi dan Ibnul Atsir Al-Jazari Catat Kelahiran Al-Mahdi

Imaduddin Al-Isfahani, Fakhrurrazi dan Ibnul Atsir Al-Jazari Catat Kelahiran Al-Mahdi Dari beberapa nukilan di atas meskipun secara rinci terdapat perbedaan dalam penentuan waktu kelahirannya, namun dari sisi yang lain terdapat hubungan dan keterkaitan dimana mereka telah memberikan kesaksian bahwa telah lahir sosok yang bernama Abu al-Qasim Muhammad (nama dan julukannya sama dengan Nabi Saw) putra dari Imam Hasan al-Askari As yang merupakan keturunan Rasulullah Saw.

Baca Yang lain

Ibn Shabbagh Al-Maliki dan Sibth Ibn Al-Jauzi Akui Imam Mahdi Telah Lahir

Ibn Shabbagh Al-Maliki dan Sibth Ibn Al-Jauzi Akui Imam Mahdi Telah Lahir Tidak hanya sampai disitu, Sibth Ibn al-Jauzi juga melengkapi catatannya dengan hadis Nabi Saw yang mengabarkan berita kedatangan Imam al-Mahdi sebagai penopang apa yang telah ia sebutkan seputar kelahiran Imam Mahdi As. Di mana nama Imam Mahdi disebut sama dengan Rasulullah (sama-sama Muhammad) begitu juga dengan kuniah keduanya (sama-sama Abu al-Qasim).

Baca Yang lain

Syekh Bin Baz: Riwayat Seputar Al-Mahdi Mutawatir

Syekh Bin Baz: Riwayat Seputar Al-Mahdi Mutawatir Di dalam beberapa tulisan sebelumnya, kami telah mengulas dan mengkaji tentang riwayat-riwayat seputar Imam Mahdi yang termaktub di dalam kitab-kitab Ahlusunnah. Semua dari kitab yang kami jadikan rujukan mengiyakan akan ke-mutawatir-an riwayat tentang al-Mahdi tersebut. dengan kata lain, Riwayat tersebut sahih dan dapat diterima.

Baca Yang lain

Pernyataan Al-Mas’udi dan Al-Fariqi Mengenai Al-Mahdi yang Sudah Lahir

Pernyataan Al-Mas’udi dan Al-Fariqi Mengenai Al-Mahdi yang Sudah Lahir Di kesempatan kali ini, kita akan paparkan beberapa ulama Ahlussunnah yang memberikan pernyataan dan pengakuan tersebut. Diantara mereka ialah Ali bin al-Husain bin Ali al-Mas’udi as-Syafi’i dan Ibnul Azraq al-Fariqi. Al-Mas’udi yang merupakan ulama kenamaan Mazhab Syafi’i, dalam kitabnya Muruj ad–Dzahab menuliskan bahwa Imam Hasan Askari adalah ayah dari Imam Mahdi Al-Muntazar. Hal tersebut menunjukkan bahwa Imam Mahdi As telah lahir.

Baca Yang lain

Muhammad Al-Kattani, Syekh Al-Adzim Abadi dan Pernyataan Kemutawatiran Hadis Al-Mahdi

Muhammad Al-Kattani, Syekh Al-Adzim Abadi dan Pernyataan Kemutawatiran Hadis Al-Mahdi Terlihat dengan jelas dalam penggalan tulisannya tersebut, bahwa riwayat-riwayat tentang al-Mahdi dengan jumlah periwatannnya yang banyak serta kemasyhurannya dalam setiap generasi muslim, membuat riwayat tersebut diyakini sebagai mutawatir, meskipun secara terpisah setiap riwayat memiliki derajat yang berbeda seperti yang telah disebutkan tadi, namun satu dengan lainnya saling menguatkan, inilah pandangan dari jumhur ulama.

Baca Yang lain

Imam Al-Safaraini: Hadits-hadits tentang Al-Mahdi Mutawatir Ma’nawi

Imam Al-Safaraini: Hadits-hadits tentang Al-Mahdi Mutawatir Ma’nawi Di dalam pernyataan di atas al-Safaraini tidak hanya menyatakan bahwa hadits tentang Imam Mahdi sebagai hadits mutawatir ma’nawi, tapi lebih dari itu beliau juga menyatakan bahwa ia tidak sendirian dalam hal ini. Hal ini dengan menyatakan bahwa  Ahlussunnah juga mengamini hal tersebut dan bahkan telah menyebar secara luas dikalangan para ulama.

Baca Yang lain

Siapa Al-Mahdi dalam Kitab-kitab Hadis Ahlu Sunnah (3)

Siapa Al-Mahdi dalam Kitab-kitab Hadis Ahlu Sunnah (3) Abdul Aziz bin al-Bazaz dari bin Amar mengabarkan kepada kita, “Rasulullah Saw., berkata, ‘Akan muncul di akhir zaman seorang lelaki dari keturunanku, namanya seperti namaku, julukannya seperti julukanku. Ia akan memenuhi muka bumi ini dengan keadilan, sebagaimana (bumi) dipenuhi dengan ketidakadilan. Dialah Mahdi, dan ini adalah hadis yang masyhur.

Baca Yang lain