Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Sejarah & Biografi

Shalat Jumat Pertama dalam Islam

Shalat Jumat Pertama dalam Islam

Dalam beberapa riwayat Islam disebutkan bahwa kaum Muslim Madinah, sebelum hijrahnya Rasulullah saw, melakukan diskusi sendiri, “Kaum Yahudi sekali dalam seminggu (hari Sabtu) berkumpul bersama dan kaum Nasrani juga berkumpul bersama sekali seminggu (pada hari Minggu) untuk berjamaah. Alangkah baiknya kita memutuskan hari khusus untuk jamaah kita, untuk berkumpul pada hari itu guna shalat (dan) bersyukur kepada yang Mahakuasa.”

Baca Yang lain

Khutbah Jumat Perdana Rasulullah di Madinah

Khutbah Jumat Perdana Rasulullah di Madinah “Segala puji bagi Allah yang senantiasa aku memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya, meminta petunjuk-Nya, beriman kepada-Nya dan tidak mengingkari-Nya, dan aku memusuhi orang yang mengingkari-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya, yang telah diutus-Nya dengan membawa petunjuk, cahaya dan nasihat, pada sebagian periode para rasul, pada masa sedikitnya ilmu pengetahuan, tersesatnya manusia, terputusnya zaman, dan sudah dekatnya saat Hari Kiamat dan ajal.

Baca Yang lain

Imam Syafi’i: Sujud Sah Bila Dahi Menempel di Tanah

Imam Syafi’i: Sujud Sah Bila Dahi Menempel di Tanah Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi kita umat Islam agar senantiasa menanggapi sebuah masalah dan perbedaan dengan bijak dewasa. Tidak cepat menghukumi dan memvonis satu sama lain sebelum mengenal lebih dalam akar permasalahannya. Semoga artikel seperti ini dapat menjadi bahan rujukan dan renungan dalam menyikapi berbagai masalah.

Baca Yang lain

Fungsi Masjid di bidang Agama dan Pendidikan

Fungsi Masjid di bidang Agama dan Pendidikan Masjid merupakan tempat berkumpul yang tepat bagi segenap kalangan muslimin, selain sebagai tempat ibadah, masjid juga menjadi tampat pendidikan. Pada masa awal muncul Islam kaum muslimin biasanya belajar dan menanyakan masalah agama dari Rasulullah saw di masjid. Selain menjawab pertanyaan-pertanyaan, Nabi saw juga membacakan ayat Al-Qur’an pada mereka.

Baca Yang lain

Fungsi Masjid

Fungsi Masjid Masjid memiliki berbagai macam peran dan fungsi. Ini menunjukkan bahwa keberadaan masjid sangatlah penting bagi masyarakat Islam. Sejak dulu, masjid adalah pusat berbagai kegiatan, di antaranya ibadah, pengadilan, hubungan sosial, pergerakan, kebangkitan, pendidikan dan lain sebagainya.[43] 

Baca Yang lain

Arsitektur Masjid

Arsitektur Masjid Masjid-masjid di seluruh penjuru dunia kurang lebih memiliki arsitektur yang mirip. Meski demikian, biasanya tiap masjid di masing-masing daerah memiliki seni dan ciri khas tersendiri. Dan Model masjid di setiap negara sedikit banyak dipengaruhi corak lokal. [30] Tiap masjid biasanya memiliki hal-hal berikut:

Baca Yang lain

Keutamaan dan Adab Masuk Masjid

Keutamaan dan Adab Masuk Masjid Sejak pertama kali berdiri, masjid memiliki aturan dan adab yang harus dijaga oleh setiap orang yang memasukinya. Aturan dan adab tersebut banyak tertera dalam Al-Qur’an dan hadis. Hal utama menyangkut aturan di masjid adalah kesucian dan kebersihan. Masalah ini termasuk yang di wanti-wanti Nabi saw. Beliau banyak menerangkan tentang pahala yang besar bagi orang yang menyucikan masjid.

Baca Yang lain

Sejarah Masjid

Sejarah Masjid Menurut ajaran Rasulullah saw ibadah dan salat tidak memerlukan tempat khusus. Seseorang dapat beribadah dan salat di mana saja. Nabi saw bersabda: جُعِلَت لِی كُلَّ أرضٍ طَیبَةٍ مَسجِداً وَ طَهوراً  

Baca Yang lain

Arti Masjid secara Bahasa dan Istilah

Arti Masjid secara Bahasa dan Istilah Masjid (bahasa Arab:المسجد) adalah tempat ibadah umat Muslim. Masjid bisa berupa gedung atau hanya sekedar tanah lapang. Masjid Quba adalah masjid pertama yang dibangun dalam Islam. Menurut hukum Islam, masjid memiliki aturan dan adab tersendiri. Biasanya masjid digunakan untuk aktifitas agama secara berjamaah.

Baca Yang lain

Dinasti Idrisiyyah (9)

Dinasti Idrisiyyah (9) Muhammad bin Muhammad Idrisi, dikenal sebagai Syarif Idrisi adalah seorang ahli geografi abad ke-5 dan ke-6 Hijriah, keturunan dari Bani Hammud Andalusia dan juga keturunan dari keluarga Idrisiyyah.

Baca Yang lain

Dinasti Idrisiyyah (8)

Dinasti Idrisiyyah (8) Idrisiyah memerintah di ujung barat Maroko yang mencakup wilayah-wilayah dari dua negara saat ini, yaitu Maroko dan Aljazair.[64]  

Baca Yang lain

Dinasti Idrisiyyah (7)

Dinasti Idrisiyyah (7) Khawarij adalah salah satu negara tetangga dari Idrisiyyah yang memiliki hubungan bersitegang dengan mereka karena alasan kepercayaan dan politik. Idris II bersikap keras terhadap Khawarij dan anaknya juga memiliki hubungan yang rumit dengan mereka.[58] Perselisihan antara Khawarij dan Idrisiyyah berlanjut hingga akhir periode pertama pemerintahan Idrisiyyah dan pada kesempatan lainnya, selama masa pemerintahan Ali bin Umar bin Idris, sebagian ibu kota Idrisiyyah jatuh ke tangan Khawarij.

Baca Yang lain

Penghancuran Jannat Al-Baqi

Penghancuran Jannat Al-Baqi Makam Al-Mualla di Makkah yang mencakup makam Sayyida Khadijah binti Khuwailid (a), istri Nabi (s), makam Amina binti Wahab, ibu Nabi (saw) ), makam Abu Thalib, ayah Imam Ali as, dan makam Abdul Muthalib, kakek Nabi (saw)

Baca Yang lain

Dinasti Idrisiyyah (6)

Dinasti Idrisiyyah (6) Idris bin Abdullah bin Hasan Mutsanna, salah seorang keturunan Imam Hasan Mujtaba as, adalah pendiri dan penguasa pertama dari Dinasti Idrisiyyah. Dia digambarkan sebagai pribadi yang baik, berbudi, ramah, adil, berani, dermawan dan seorang penyair.[52]  

Baca Yang lain

Dinasti Idrisiyyah (5)

Dinasti Idrisiyyah (5) Sejarah pemerintahan Idrisiyah dibagi menjadi dua periode: Periode pertama adalah zaman kejayaan dan pemerintahan, sedangkan periode kedua adalah masa penyebaran dan upaya-upaya yang tidak berhasil untuk mendapatkan kembali kekuasaan, yang akhirnya berakhir dengan keruntuhan.[44]  

Baca Yang lain

Dinasti Idrisiyyah (4)

Dinasti Idrisiyyah (4) Titik awal berdirinya pemerintahan Idrisiyyah adalah migrasi Idris bin Abdullah ke Maroko. Ia adalah seorang yang selamat dari peristiwa Fakh,[34] secara sembunyi-sembunyi berangkat dengan berperan sebagai budak bernama Rasyid yang sebenarnya adalah budaknya sendiri,[35] bersama dengan sebuah karavan perdagangan dari Madinah ke Mesir dan kemudian menuju Maroko.[36] Rasyid diyakini memiliki peran penting dalam pendirian dan penguatan negara Alawi Idrisiyyah.[37]  

Baca Yang lain

Dinasti Idrisiyyah (2)

Dinasti Idrisiyyah (2) Menurut sejarawan dan ahli peradaban Maroko, sistem pemerintahan Idrisiyyah dianggap sebagai jenis pemerintahan yang paling mirip dengan kepemimpinan Imam dalam Islam.[16] Berdasarkan laporan ini, mereka tidak menekan rakyat dengan kekuatan militer yang represif atau tipu daya; sebaliknya, popularitas mereka di kalangan rakyat disebabkan oleh kecakapan mereka serta hubungan kekerabatan mereka dengan Nabi Islam saw. Dalam struktur politik Idrisiyyah, kekuasaan tidak terpusat pada Imam, melainkan sistem politik bersifat musyawarah di mana para tokoh dan sesepuh kabilah memiliki peran dalam pengambilan keputusan pemerintah, sehingga rakyat merasa terlibat dalam pemerintahan. Hubungan yang baik ini dengan rakyat menyebabkan kelompok-kelompok yang menentang mereka melemah.[17]

Baca Yang lain

Dinasti Idrisiyyah (2)

Dinasti Idrisiyyah (2) Pengaruh Idrisiyyah dianggap sangat kuat dan penting dalam bidang budaya dan peradaban, di mana disebutkan bahwa peradaban Maghrib pada periode ini mengalami kemakmuran besar.[5] Masjid dan Universitas Al-Qarawiyyin tercatat dalam Guinness World Records sebagai universitas tertua yang masih beroperasi di dunia[6] didirikan pada masa Idrisiyyah.

Baca Yang lain

Dinasti Idrisiyyah (1)

Dinasti Idrisiyyah (1) Muhammad bin Alawi al-Alawi: Seorang fukaha Maliki pada abad ke-15 Hijriah dan merupakan kritikus terhadap Wahabisme.[80] Muhammad bin Ali Idrisi: Salah satu anggota keluarga Idrisiyyah yang berhasil mendirikan pemerintahan pada abad ke-14 Hijriah di beberapa bagian Semenanjung Arab yang dikenal sebagai Pemerintahan Idrisiyyah.

Baca Yang lain

Zabur

Zabur Zabur (bahasa Arab:الزبور) merupakan kitab samawi yang diturunkan kepada Nabi Daud as. Kitab tersebut tidak mengandung syariat atau hukum-hukum terbaru, akan tetapi mengandung nasihat-nasihat, doa-doa, dan munajat-munajat. Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an, dikarenakan Nabi Daud as memiliki Zabur, beliau digolongkan sebagai salah satu nabi terbaik.

Baca Yang lain