Akhlak & Doa
-
Akhlak
Artikel: 266 -
Doa & Ziarah
Artikel: 120 -
Kajian
Artikel: 35
Arafah, Hijrah dari Keegoisan Menuju Allah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Jawadi Amuli
- Sumber:
- Makna dan Hikmah Haji

Bukti dibutuhkan untuk mengetahui sesuatu yang tersembunyi, sementara Engkau tidak pernah tersembunyi. Engkau tidak membutuhkan tanda atau bukti agar aku bisa mengenal keberadaan-Mu. Bukankah Engkau pernah berfirman: ‘Dan apakah tidak cukup bagi kamu bahwa sesungguhnya Tuhanmu menyaksikan segala sesuatu?’ (Fushshilat: 53). Ya Allah, tunjukkanlah diri-Mu sehingga aku mampu melihat-Mu tanpa melalui perantara.” Benar, masalah ini tidak hanya khusus bagi para imam suci. Setiap manusia memiliki jalan tertentu. Antara manusia dengan Tuhannya tidak ada jarak pemisah. Hanya saja, jalannyalah yang berbeda-beda. Sebagian jalan sangat luas dan terang dan sebagian lagi samar-samar. Jadi, terdapat ikatan khusus antara manusia dengan Allah, di mana, di jalan tersebut, tidak ada yang menembus dan bergabung selain Allah.
Menimbang Ketaatan Mukmin di Hari Raya Qurban
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Semakin dekat seorang manusia kepada Allah Swt, maka kasih sayangnya kepada sesama pun akan semakin besar. Penghambaan kepada Tuhan melahirkan cinta dan kasih sayang kepada makhluk-Nya. Di bawah penghambaan Tuhan inilah manusia menjalankan kehidupan yang bersih dan suci.
Idul Qurban dan mengorbankan seluruh kelezatan dunia akan membawa kenikmatan spiritual yang sedemikian tinggi, di sanalah manusia bisa meraih nilai luhur kemanusiaan, keutamaan, kemuliaan, kesucian dan kemenangan atas riya, sifat selalu membanggakan diri dan merasa diri paling unggul dari orang lain.
Haji dan Refleksi Nilai-Nilai Kemanusiaan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
Demikianlah ibadah haji merupakan kumpulan simbol-simbol yang sangat indah, apabila dihayati dan diamalkan secara baik dan benar, maka pasti akan mengantarkan setiap pelakunya dalam lingkungan kemanusiaan yang benar sebagaimana dikehendaki Allah.
Dimensi-Dimensi Haji yang Perlu Diketahui setiap Muslim(2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
Komunikasi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok muslim di musim haji bisa menjadi sebuah faktor yang paling bepengaruh dalam pertukaran budaya dan pikiran. Khususnya, reuni agung yang ada dalam pelaksanaan haji ini merupakan perwakilan hakiki dan alami dari kelompok-kelompok muslim dunia. Karena, dalam pemilihan personil untuk berziarah ke rumah Allah tidak ada sedikit pun faktor pemalsuan yang berpengaruh. Para penziarah Ka’bah dari berbagai kelompok, ras, keturunan, dan dengan bahasa yang mereka pergunakan untuk melakukan percakapan, bangkit dan berkumpul menjadi satu di tempat tersebut.
Keagungan Ibadah Haji dalam Perspektif Mazhab Syiah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Jawadi Amuli
- Sumber:
- buku Hikmah dan Makna Haji
Ayat ini dan ayat dalam surat al-Hajj memiliki dua pesan, yaitu bahwa orang-orang datang dari tempat yang jauh maupun dekat menuju ke Baitullah, memiliki dua tugas yang harus dilaksanakan: Pertama, tawaf mengelilingi batu-batu yang tidak memberikan keuntungan maupun kerugian. Kedua, mengakui wilayah Ahlulbait dengan (segenap) jiwa mereka.
Dimensi-Dimensi Haji yang Perlu Diketahui setiap Muslim(1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
Demikian juga dalam sebuah hadis, Imam Ali bin Abi Thalib a.s. menegaskan bahwa melupakan rumah Allah berarti mati. Beliau berkata, “Jagalah kedudukan rumah Tuhanmu! Janganlah kamu kosongkan rumah Allah, karena sesungguhnya apabila kamu meninggalkannya, Allah akan menarik kesempatan itu darimu.”
Alasan Disyariatkannya Ibadah Haji
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- Uyun al-Akhbar, Jilid 2, halaman ke-235
Dan alasan di balik penamaan Mina (artinya ‘permohonan’) adalah bahwa di pohon itulah Jibril turun kepada Ibrahim a.s. dan berkata, ‘Mohonlah sesuatu kepada Tuhanmu.’ Lalu Ibrahim a.s. memohon agar Allah menetapkan kurban domba sebagai ganti mengurbankan putranya Ismail a.s., dan Allah memerintahkan agar domba tersebut disembelih sebagai kurban untuk-Nya. Maka permohonan ini dikabulkan.”
Falsafah Doa Menurut Ayatullah Makarim Shirazi (End)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
Tidak hanya itu, kita juga membaca dan mengaji bahwa Baginda Nabi Muhammad saw dan para manusia suci sering mendoakan orang lain pada waktu-waktu khusus pengabulan doa. Ini mencerminkan bahwa doa bisa mempererat hubungan pertemanan dan persaudaraan baik itu sesama muslim ataupun sesama manusia. Maka bisa dikatakan bahwa doa mampu melepaskan manusia dari pribadi yang hanya memikirkan dirinya saja menjadi manusia yang berpikir sosial.
Falsafah Doa Menurut Ayatullah Makarim Shirazi (Part 4)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
Kita seperti mendengar pesan Ilahi untuk menjaga langkah demi langkah kita di setiap jamnya sehingga kita hanya harus melakukan hal-hal yang membuat kita bangga nantinya dan bukan melakukan hal-hal yang bisa membuat kita menyesal. Ketika kita melakukan hal-hal buruk maka ini bisa disebut bukan kehidupan melainkan menggali kuburan kita jam per jam.
Falsafah Doa Menurut Ayatullah Makarim Shirazi (Part 3)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
Dengan hal ini kita mengetahui bahwa jangan berpikir bahwasanya ketika kita menyebut Nama-Nama Agung Allah swt maka setiap kesulitan kita akan musnah namun yang paling pertama harus diperbaiki adalah keadaan jiwa dan hati kita. Yakni kita diajarkan untuk membersihkan jiwa dan hati kita terlebih dahulu sebelum berdoa.
Falsafah Doa Menurut Ayatullah Makarim Shirazi (Part 2)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust, sutiawan
“Mintalah pertolongan pada Allah swt untuk setiap hajat dan ketika mendapatkan masalah-masalah. Berlindunglah pada-Nya ketika dalam keadaan sulit. Dan merintihlah di hadapan-Nya karena doa adalah inti dari ibadah.” (Biharul Anwar, jild 90, hal 302)
Falsafah Doa Menurut Ayatullah Makarim Shirazi (Part 1)
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
Imam Ali ra pernah berkata tentang doa, “Dengan berdoa kepada Tuhan, mereka mencari pengampunan dan ketenangan dari-Nya, dan menjadi sandera yang membutuhkan kasih karunia-Nya dan tawanan yang rendah hati di hadapan kebesaran-Nya. Kesedihan yang berkepanjangan (karena rasa bersalah dalam ketaatan dan penghambaan) telah menyakiti hati mereka dan banyak air mata telah membuat mata mereka lelah.
Perbincangan Sayidah Fathimah dengan Rasulullah tentang Orang Yang Sepelekan Shalat
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- ust. sutiawan
Rasulullah saw bersabda, “Wahai Fathimah! Siapa saja yang menyepelekan shalat baik itu dia laki-laki maupun perempuan, Allah swt akan mengirimkan 15 sifat untuk mereka (sehingga sifat-sifat tersebut akan menjelma dalam dirinya),
Tips Supaya Kalian bisa Amalkan Shalat Tahajud
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- sutiawan
Kesimpulan dari bahasan ini adalah dengan menjauhi dosa di siang hari, memerangi rasa malas, dan tidak mengulur-ulur waktu serta minta taufik sebelum tidur pada Allah swt, inshaAllah teman-teman akan bisa mendirikan sholat malam dan mendapatkan keutamaan dan dampak-dampak yang telah disebutkan.
Jalan Meraih Kezuhudan dan Ketakwaan
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- Ayatullah Muhammad Taqi Misbah Yazdi
- Sumber:
- Dikutip dari buku Menjadi Manusia Ilahi
Zikir dan mengingat Allah Swt akan memberi motivasi kepada manusia untuk tidak memenuhi perutnya dengan makanan-makanan yang lezat, juga tidak memenuhi rumahnya dari perkara-perkara duniawi. Riwayat yang menceritakan tentang Nabi Saw bisa menjadi sebaik-baiknya referensi.
Taubat dan Permohonan Maaf: Upaya untuk Menggapai Ampunan-Nya
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- icc-jakarta
Namun, jika ia tidak sempat melakukan taubat, ketabahannya dalam menanggung berbagai musibah dan kesulitan dunia dapat meringankan beban dosa-dosanya, berbagai kesulitan dan goncangan alam barzakh serta tahap-tahap awal nusyur (kebangkitan) dan Hari Kiamat. Apabila dosa-dosa dan kesalahannya itu masih juga belum bisa disucikan dengan itu semua, syafa’at akan melakukan perannya untuk menyelamatkannya dari neraka. Syafa’at ini merupakan manifestasi rahmat Tuhan yang paling besar yang dianugerahkan kepada para kekasih-Nya, khususnya Rasul Saw dan Ahlul Baitnya yang mulia.
Mana Yang Lebih Baik Kuantitas Ibadah atau Kualitas Ibadah
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- sutiawan
Tentunya merupakan sesuatu yang sempurna jika kita mampu meningkatkan kualitas ibadah kita. Yakni dengan cara menumbuhkan cinta kita pada Allah swt dalam hati dan juga mengamalkan ibadah mustahab dan wajibnya sehingga ibadah kita akan menyempurna dari waktu ke waktunya.
Ibadah Ini Lebih Baik Dari Beri’tikaf di Masjidil Haram
- Dipublikasi pada
-
- pengarang:
- sutiawan
Namun dari hadits yang kita baca di atas, kita menemukan bahwa ada yang lebih baik dari ibadah i’tikaf bahkan i’tikaf di masjidil Haram yaitu membantu seorang mukmin. Islam menganjurkan kita untuk saling membantu dan memerhatikan satu sama lain. Dengan kata lain jika ada yang tidak sempat untuk melakukan i’tikaf maka bisa dicoba dengan memberikan bantuan baik harta, amal, dan doa pada mukmin yang membutuhkan.
Aspek Pendidikan dalam Ibadah
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- dari buku karya Syahid Murtadha Muthahhari – Energi Ibadah
Ada ungkapan Muhammad Iqbal mengenai nilai penting ibadah, terutama untuk menemukan jati diri manusia. Ia berkata: “Ibadah adalah naluri yang sangat penting dan memiliki arti yang sangat mendalam bagi kehidupan. Ketika naluri ini berhasil menyeberangi ‘pulau’ kecil kepribadian, kita akan mampu merasakan Wujud Mutlak yang jauh lebih besar dari kehidupan.”
Ramadhan, Bulan Penuh Kesempatan (2)
- Dipublikasi pada
-
- Sumber:
- parstoday
Adab lain membaca Alquran adalah diam dan tenang, disertai dengan perenungan atas makna ayat-ayat Alquran. Tak diragukan lagi, keakraban dengan ajaran yang memberi kehidupan dan ajaran Alquran tidak berakhir di situ. Sebaliknya, membaca ayat-ayat, mengenal konsep-konsep dan mendengarkan tilawah Alquran adalah langkah pertama dan awal untuk pengetahuan Alquran yang lebih mendasar dan lebih dalam.